Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menjelaskan 5 pertimbangan Presiden Joko Widodo menetapkan 9 provinsi yang menjadi fokus penanganan COVID-19.

"Pertimbangan pemilihan provinsi prioritas ini adalah karena jumlah kasus aktifnya, laju insidensi atau kecepatan penambahan kasus, persentase kematian, laju kematian dan yang terakhir karena karakteristik wilayahnya," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden Jakarta, Kamis.

Pada Selasa (15/9), Wiku menyatakan Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Maritin dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional untuk mengatasi penyebaran COVID-19 di 9 provinsi prioritas yaitu DKI Jakarta,Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua dan Bali.

Baca juga: 11 kabupaten/kota miliki 1.000 lebih kasus aktif COVID-19

Wiku pun menjelaskan satu per satu karakteristik dari 9 provinsi tersebut.

"Sumatera Utara cenderung terjadi peningkatan status risiko pada seminggu terakhir, 27 dari 33 kabupaten/kota berzona oranye dan hanya satu kabupaten tidak terdampak yaitu Nias," ungkap Wiku.

Satu kota di Sumatera Utara adalah penyumbang 50 persen kasus COVID-19 yaitu kota Medan, artinya bila ada penurunan jumlah kasus di Medan maka kondisi Sumut dapat meningkat dengan baik

"Kedua, DKI Jakarta adalah peringkat kedua nasional kenaikan kasus tertinggi, peringkat pertama jumlah kasus tertinggi dan tidak ada kota yang berzona kuning atau hijau di DKI jakarta, jadi hal ini menjadi perhatian nasional," tambah Wiku.

Baca juga: Satgas: Publik harus tahu pejabat negara yang positif COVID-19

Ketiga, Jawa Barat dimana kabupaten/kota penyangga DKI Jakarta yaitu kabupaten Bekasi, kota Bekasi, kota Bogor, kabupaten Bogor dan kota Depok adalah penyumbang kasus positif COVID-19 tertinggi di Jawa Barat atau sebesar 70 persen.

"Ini adalah perlu menjadi perhatian agar betul-betul kondisi terutama daerah yang menempel di DKI Jakarta dapat diturunkan kasusnya agar memperbaiki kinerja provinsi Jawa Barat. Di Jabar juga tidak ada kabupaten/kota zona hijau dan kenaikan kasus positif sebesar 9,3 persen selama seminggu terakhir," ungkap Wiku.

Keempat, Jawa Tengah terjadi penambahan kasus positif selama 4 minggu berturut-turut per 13 September mengalami kenaikan kasus mingguan sebesar 52 persen.

"Sebanyak 53 persen kasus positif berasal dari kota Semarang. Persentase ini juga lebih tinggi dari nasional yaitu sebesar 6,45 persen. Selanjutnya 30 dari 35 kabupaten kota di Semarang berada dalam zona oranye," tambah Wiku.

Baca juga: Satgas minta pengumpulan massa saat kampanye diganti digital

Kelima, Jawa Timur memiliki persentase kematian lebih tinggi dari nasional yaitu 7,25 persen.

"Sedangkan 35 persen kasus positif berasal dari kota Surabaya. Apabila kita perbaiki kondisi di Surabaya akan berkontribusi cukup besar dalam kinerja Jatim dan 28 dari 38 kabupaten/kota berada di zona oranye ditambah peringkat keempat kecepatan laju kematian tertinggi di Indonesia," jelas Wiku.

Keenam, Bali mengalami kenaikan kasus positif minggu signifikan selama 4 minggu berturut-turut.

"Bali juga menduduki peringkat keempat dengan insidensi kasus tertinggi yakni 171,39 per 100 ribu penduduk. Kenaikan kematian tertinggi selama sepekan terakhir yakni 72 persen dan dari 9 kabupaten/kota, 6 di antaranya adalah zona merah dan 3 zona oranye. Ini perlu menjadi perhatian Pemprov Bali," tegas Wiku.

Baca juga: Libatkan Satgas COVID-19 agar hindarkan anak ikut kampanye

Ketujuh, Kalimantan Selatan memiliki kenaikan kasus positif sebesar 10,3 persen dengan peningkatan kasus tinggi terdapat di kota Banjarmasin, kabupaten Kotabaru dan kabupaten tapin.

"Proporsi angka kematian sebesar 4,16 persen. Ada perbaikan signifikan zona risiko yaitu risiko tinggi berkurang menjadi 3 kabupaten/kota dan risiko sedang menjadi 10 kabupaten/kota, ini harus diperbaiki dari waktu ke waktu," ungkap Wiku.

Kedelapan, Sulawesi Selatan mengalami peningkatan kasus dalam 4 minggu dan pada minggu terakhir mengalami penurunan 18,7 persen dari minggu sebelumnya.

"Kabupaten/kota yang alami kenaikan signifikan yakni Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Bone, dan Kabupaten Kepulauan Selayar. Proporsi kematian 2,85 persen dan Kota Makassar menyumbang 55,5 persen kematian di Sulsel dalam pekan terakhir," tambah Wiku.

Baca juga: Positif COVID-19 di Indonesia bertambah 3.963, sembuh 3.036 orang

Kesembilan, Papua mengalami kenaikan kasus signifikan dalam 5 pekan terakhir sebesar 43,2 persen sedangkan angka kesembuhan mengalami penurunan dari 79,7 persen menjadi 76 persen.

"Ini harus ditingkatkan kembali agar banyak masyarakat segera sembuh dan selamat. Zona hijau terdapat di 13 kabupaten/kota atau 44,83 persen. Zona risiko sedang berkurang menjadi 8 kabupaten/kota atau 27,69 persen sedangkan zona risiko rendah bertambah menjadi 8 kabupaten/kota atau 27,59 persen," ungkap Wiku.

Hingga Kamis (17/9) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 232.628 orang dengan penambahan hari ini sebanyak 3.635 kasus. Terdapat 166.686 orang dinyatakan sembuh dan 9.222 orang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien suspek mencapai 103.209 orang.

Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta pun sudah mencapai 58.582 kasus dengan penambahan per Kamis (17/9) adalah 1.113 kasus. Provinsi dengan jumlah kasus terbanyak selanjutnya adalah Jawa Timur dengan 39.508 kasus, Jawa Tengah 18.744 kasus, Jawa Barat dengan 15.584 kasus dan Sulawesi Selatan 13.867 kasus.

Baca juga: Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 per pekan naik 14,1 persen
Baca juga: Satgas PSBB Jakarta awasi protokol kesehatan di daerah kumuh