London (ANTARA News) - Harga minyak naik pada Senin waktu setempat, setelah pekan lalu dilanda aksi jual besar-besaran dipicu oleh lemahnya data pekerjaan AS dan memburuknya utang zona euro, kata para pedagang.

AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, naik 69 sen menjadi 71,88 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk penyerahan Maret naik 61 sen menjadi 70,20 dolar per barel.

"Apa yang kami lihat adalah rebound teknis. Para investor mengambil kesempatan untuk membeli ke pasar setelah aksi jual besar-besaran minggu lalu," kata analis bank ANZ, Serene Lim.

Pasar terus mencerna berita resmi Jumat bahwa ekonomi AS kehilangan 20.000 pekerjaan pada Januari.

Data gaji (payrolls) non pertanian jatuh jauh dari perkiraan untuk naik 15.000 pekerjaan yang akan menjadi tanda jelas dari sebuah perubahan arah dalam pasar kerja bermasalah dan perekonomian secara keseluruhan setelah upaya stimulus besar-besaran oleh pemerintah.

Laporan menunjukkan tingkat pengangguran menurun menjadi 9,7 persen dari 10,0 persen pada Desember, berdasarkan survei rumah tangga yang tampaknya bertentangan dengan data gaji, tapi sebagian tercermin bagaimana pekerja berkecil hati meninggalkan angkatan kerja.

Sentimen juga terpukul kekhawatiran bahwa utang negara-negara seperti Yunani, Spanyol dan Portugal mungkin tidak dapat mengembalikan stabilitas keuangan publik mereka setelah menghabiskan banyak dana untuk memerangi resesi.

Sementara itu, perusahaan minyak Shell telah membantah klaim oleh militan Nigeria bahwa mereka telah menyerang sebuah pipa utama Shell di Delta Niger Nigeria, seorang juru bicara perusahaan mengatakan pada Minggu.

Sebuah kelompok yang disebut Dewan Revolusi Bersama (JRC) mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa pada Sabtu pihaknya telah menyerang dan "berhasil melimpuhkan batang pipa milik Shell di rawa Obunoma" di Rivers State yang kaya minyak.

Namun jurubicara Shell Precious Okolobo kepada AFP mengatakan: "Kami tidak memiliki laporan dari setiap serangan di daerah itu."

JRC juga mengatakan dalam pernyataan itu adalah "kebangkitan sebagai akibat dari serangkaian konsultasi dengan kelompok patriotik di wilayah kita."

Militan utama Gerakan untuk Kemerdekaan Delta Niger (MEND) mengumumkan minggu lalu, pihaknya telah menunda sebuah gencatan senjata tiga-bulan dengan pemerintah.

Sebuah tuntutan utama para militan adalah bahwa masyarakat lokal memperoleh manfaat dari kekayaan minyak kawasan itu.

Minyak andalan ekonomi Nigeria, merupakan sekitar 95 persen dari pendapatan ekspor dan sekitar 85 persen dari kebutuhan anggaran untuk negara anggota OPEC itu.(A026/A038)