Jakarta (ANTARA News) - Kondisi politik dalam negeri yang panas menambah tekanan negatif perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun di level psikologis 2.400 poin.

IHSG ditutup turun 43,404 poin atau 1,72 persen menjadi 2.475,572, sedangkan indeks saham-saham unggulan (LQ45) melemah 9,417 poin atau 1,93 persen ke level 479,165.

"Berbagai isu `reshuffle` kabinet, kasus (Bank) Century masih memanas sehingga menambah sentimen negatif pasar saham yang juga tertekan negatif bursa regional dan global," kata Analis Riset PT Sinarmas Alfiansyah kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Menurutnya, isu pergantian berbagai kabinet Indonesia Bersatu II membuat para pelaku pasar panik sehingga melepas saham.

Alfian menegaskan, sentimen negatif ini menambah sentimen negatif pasar saham yang akhir-akhir ini tertekan oleh negatifnya bursa global dan regional.

"Pasar global masih dikhawatirkan oleh besarnya utang-utang negara maju (AS dan Eropa), sehingga para investor khawatir akan dananya di pasar modal," jelasnya.

Analis riset Sinarmas ini mengatakan bahwa para pelaku pasar juga masih belum yakin akan pemulihan ekonomi global.

Sentimen negatif tersebut, lanjut Alfian membuat bursa regional ditutup negatif seperti bursa Hongkong dengan indeks Hangseng turun 0,58 persen ke level 19.550,89 dan Nikkei Tokyo turun 1,05 persen ke posisi 9.951,82, telah diikuti oleh IHSG.

Kondisi di atas telah membuat perdagangan di BEI didominasi saham yang turun sebanyak 155 jenis dibandingkan yang naik hanya 37, sedangkan 60 tidak berubah harganya dan 196 efek tidak aktif diperdagangkan.

Beberapa saham unggulan yang mengalami koreksi diantaranya adalah Bumi Resources turun Rp50 ke Rp2.400, Andaro Energy terkikis Rp20 ke posisi Rp1.840, Astra Internasional merosot Rp650 ke posisi Rp33.700 dan Bank BRI terkoreksi Rp150 menjadi Rp7.100.

Transaksi yang terjadi sebanyak 83.341 kali dengan melibatkan 4,315 miliar saham diperjualbelikan dan nilainya mencapai Rp4,163 triliun.(*)