Banda Aceh (ANTARA News) - Massa pendukung Pemerintahan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Muhammad Nazar yang terkonsentrasi di Asrama Haji Banda Aceh dan sekitarnya, memacetkan arus lalu lintas di kawasan tersebut.

Pantauan wartawan ANTARA dari Banda Aceh, Senin, ratusan kendaraan roda empat terlihat parkir di sepanjang Jl T Nyak Arief dari depan kantor Gubernur Aceh hingga mencapai markas Polda Aceh yang berjarak sekitar satu kilometer.

Tempat parkir kendaraan tersebut memacetkan arus lalu lintas sehingga petugas kepolisian terpaksa menutup beberapa simpang jalan untuk melancarkan arus kendaraan.

Sementara itu, ribuan warga dari berbagai kabupaten/kota di Aceh memadati asrama haji dan beberapa gedung pemerintahan di sekitar kawasan tersebut.

Ribuan warga dari seluruh Aceh tersebut tiba di Kota Banda Aceh sejak Minggu (7/2) malam dan aliran massa terus berdatangan ke ibukota Provinsi Aceh itu dengan menyewa bus, mobil pickup dan truk.

Kedatangan mereka untuk memberikan dukungan kepada pemerintahan Irwandi-Nazar untuk terus melanjutkan kepemimpinan mereka hingga masa jabatannya berakhir pada 2012.

Aksi dukungan tersebut akan digelar di Kantor Gubernur Aceh bertepatan dengan tiga tahun pemerintahan Irwandi-Nazar yang dilantik pada 8 Februari 2007.

Berdasarkan laporan kepada aparat keamanan di Kota Banda Aceh, sebanyak 13.000 pendukung Irwandi-Nazar ikut dalam aksi dukungan tersebut.

Sebelumnya dilaporkan terjadi kemacetan di kawasan Sare Kabupaten Aceh Besar karena padatnya arus kendaraan dari kawasan pantai timur dan utara Aceh menuju Banda Aceh begitu juga di kawasan pesisir barat Aceh.

Ratusan mobil jenis L300 terpaksa antre di rakit penyeberangan di Keude Unga Kabupaten Aceh Jaya untuk menyeberang ke Banda Aceh.

Beberapa waktu sebelumnya, sejumlah mahasiswa kembali menggelar unjuk rasa di bundaran Simpang Lima Kota Banda Aceh, untuk mengkritisi tiga tahun pemerintahan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Muhammad Nazar.

Aksi mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Keadilan (MPK) itu digelar karena sebagai ungkapan keprihatinan terhadap kinerja Pemerintahan Irwandi-Nazar yang dinilai belum membawa kemajuan bagi provinsi paling barat Indonesia itu.
(D016/B010)