Longsor di Jagakarsa sebabkan lima warung makan alami kerusakan
16 September 2020 11:27 WIB
Pasukan biru dari Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Jakarta Selatan membersihkan sisa-sisa longsor turap di bantaran kali aliran Jagakarsa yang merusak lima warung makan, Rabu (16/9/2020). ANTARA/Laily Rahmawaty/am.
Jakarta (ANTARA) - Longsor akibat hujan deras yang terjadi di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan merusak sedikitnya lima warung makan yang berdiri di bantaran Kali Jagakarsa.
"Total ada lima warung yang kena, semuanya warung makan," kata Lia (50) salah satu pemilik warung yang ditemui di lokasi Rabu.
Baca juga: Longsor ancam beberapa lapak rumah makan di Jagakarsa
Lia menyebutkan sebagian besar pemilik warung sudah berjualan di bantaran kali tersebut sejak tiga bulan lalu. Saat kejadian mereka tidak melayani pembeli makan ditempat, sehingga tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan.
"Semua pada 'take away' (bawa pulang), jadi tidak ada pembeli yang makan ditempat saat kejadian," katanya.
Baca juga: UPK PBB perketat protokol kesehatan bagi pedagang Setu Babakan
Ia menceritakan sesaat sebelum longsor terjadi Selasa (15/9) malam, sudah ada tanda-tanda yang membuat dirinya dan pekerjanya bersiap-siap untuk sesuatu yang tidak memungkinkan.
Sekitar pukul 18.30 WIB, saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut, ubin bagian dapur warung miliknya tampak retak. Lia curiga kenapa bisa retak dan bergeser.
"Karena saya pikir bahaya, jadi saya geser 'freezer' (mesin pendingin) dari dapur. Semua karyawan juga sudah diingatkan enggak usah ke dapur dulu karena udah retak gitu," ujarnya.
Baca juga: Sistem ganjil genap untuk pedagang Setu Babakan diberlakukan
Tak lama setelah itu, terdengar bunyi retakan besar yang membuat dapur warung tersebut ambruk. Lia dan pekerjanya berlarian menyelamatkan diri keluar dari warung.
Lia bersyukur kerugian yang dialaminya tidak terlalu besar karena sudah meminimalisir sebelum kejadian dengan memindahkan sejumlah perabotan dapur ke tempat yang aman.
"Paling kompor dan tabung gas yang jatuh, tapi masih bisa diambil lagi karena ada di bawah (lokasi longsor)," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Alam Jakarta Selatan, Junjung, saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa malam, mengatakan longsor yang terjadi merupakan turap yang difungsikan untuk menahan longsor dengan panjang longsoran sekitar 18 meter.
Menurut Junjung, ambruknya turap tersebut dikarenakan hujan yang deras serta usia konstruksi turap yang sudah lama.
Selain itu, letak warung makan yang longsor juga terlalu dekat dengan turap sehingga turut tergerus ke bawah saat terjadi longsor.
"Turapnya sudah lama, tinggi turap sekitar dua meter. Warungnya juga dekat banget dengan ujung turap, seharusnya ada celah beberapa meter," ujar Junjung.
Hingga berita ini diturunkan pasukan biru dari Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Jakarta Selatan telah melakukan pembenahan dan perbaikan di lokasi longsor, selain petugas, satu unit alat berat beko juga dikerahkan ke lokasi untuk pengerukan material longsor.
"Total ada lima warung yang kena, semuanya warung makan," kata Lia (50) salah satu pemilik warung yang ditemui di lokasi Rabu.
Baca juga: Longsor ancam beberapa lapak rumah makan di Jagakarsa
Lia menyebutkan sebagian besar pemilik warung sudah berjualan di bantaran kali tersebut sejak tiga bulan lalu. Saat kejadian mereka tidak melayani pembeli makan ditempat, sehingga tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan.
"Semua pada 'take away' (bawa pulang), jadi tidak ada pembeli yang makan ditempat saat kejadian," katanya.
Baca juga: UPK PBB perketat protokol kesehatan bagi pedagang Setu Babakan
Ia menceritakan sesaat sebelum longsor terjadi Selasa (15/9) malam, sudah ada tanda-tanda yang membuat dirinya dan pekerjanya bersiap-siap untuk sesuatu yang tidak memungkinkan.
Sekitar pukul 18.30 WIB, saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut, ubin bagian dapur warung miliknya tampak retak. Lia curiga kenapa bisa retak dan bergeser.
"Karena saya pikir bahaya, jadi saya geser 'freezer' (mesin pendingin) dari dapur. Semua karyawan juga sudah diingatkan enggak usah ke dapur dulu karena udah retak gitu," ujarnya.
Baca juga: Sistem ganjil genap untuk pedagang Setu Babakan diberlakukan
Tak lama setelah itu, terdengar bunyi retakan besar yang membuat dapur warung tersebut ambruk. Lia dan pekerjanya berlarian menyelamatkan diri keluar dari warung.
Lia bersyukur kerugian yang dialaminya tidak terlalu besar karena sudah meminimalisir sebelum kejadian dengan memindahkan sejumlah perabotan dapur ke tempat yang aman.
"Paling kompor dan tabung gas yang jatuh, tapi masih bisa diambil lagi karena ada di bawah (lokasi longsor)," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Alam Jakarta Selatan, Junjung, saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa malam, mengatakan longsor yang terjadi merupakan turap yang difungsikan untuk menahan longsor dengan panjang longsoran sekitar 18 meter.
Menurut Junjung, ambruknya turap tersebut dikarenakan hujan yang deras serta usia konstruksi turap yang sudah lama.
Selain itu, letak warung makan yang longsor juga terlalu dekat dengan turap sehingga turut tergerus ke bawah saat terjadi longsor.
"Turapnya sudah lama, tinggi turap sekitar dua meter. Warungnya juga dekat banget dengan ujung turap, seharusnya ada celah beberapa meter," ujar Junjung.
Hingga berita ini diturunkan pasukan biru dari Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Jakarta Selatan telah melakukan pembenahan dan perbaikan di lokasi longsor, selain petugas, satu unit alat berat beko juga dikerahkan ke lokasi untuk pengerukan material longsor.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020
Tags: