Indonesia undang Kolombia ikut temu bisnis INA-LAC tahun ini
15 September 2020 17:07 WIB
Tangkapan Layar: Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, I Gede Ngurah Swajaya, menyampaikan sambutan pada pembukaan seminar virtual bertajuk “Taking Indonesia and Colombia Relations to the Next Level: Striving for Economic Potentials and Dynamic Relationships,” yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (15/9/2020). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mengundang perwakilan pemerintah dan pelaku usaha di Kolombia untuk mengikuti Forum Bisnis Indonesia, Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) yang dijadwalkan berlangsung secara virtual pada 9-11 November 2020.
Undangan itu disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, I Gede Ngurah Swajaya saat menyampaikan sambutan pada seminar virtual peringatan 40 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Kolombia, Selasa.
“Kami mengundang para pelaku usaha dan Pemerintah Kolombia untuk bergabung dalam bisnis forum (INA-LAC) tahun ini,” sebut Ngurah.
Ia menjelaskan INA-LAC merupakan forum bisnis yang telah digelar sejak 2019 dan pada tahun ini pertemuan itu akan diadakan lewat dunia maya.
Baca juga: Kolombia ingin Indonesia jadi pusat kerja sama dagang dengan ASEAN
Baca juga: Indonesia-Kolombia rencanakan studi kelaikan bersama perjanjian dagang
“Dalam beberapa hari dan minggu ke depan, laman INA-LAC akan memuat jadwal rangkaian kegiatan yang menjadi wadah para pelaku bisnis untuk saling bertemu, memamerkan produk unggulan, dan memahami lebih jauh peluang kerja sama,” terang Ngurah yang pernah mengadakan acara temu bisnis serupa dua bulan lalu saat menjabat sebagai duta besar RI untuk Singapura.
Menurut Ngurah, pertemuan bisnis secara virtual dapat menjadi jawaban bagi para pelaku usaha dan pemerintah untuk tetap melanjutkan kerja sama meskipun adanya pembatasan pergerakan akibat pandemi COVID-19.
“Kolaborasi pada masa sekarang ini justru semakin penting,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan Indonesia dapat menjadikan Kolombia sebagai pusat produksi barang untuk pasar di Amerika Latin dan Karibia, sementara Kolombia dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi barang untuk pasar di Asia Tenggara.
“Indonesia membuka pintu bagi perusahaan Kolombia untuk berinvestasi di Indonesia, yang telah menjadi bagian dari rantai produksi barang dunia di kawasan,” terang Ngurah.
Terkait dengan tujuan itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kolombia Priyo Iswanto lewat paparannya telah memetakan puluhan produk Indonesia yang telah memasuki pasar Kolombia.
“Barang-barang buatan Indonesia yang telah diekspor ke Kolombia, di antaranya produk tekstil, alas kaki, baja, bahan kimia, karet dan turunannya, furnitur, kerajinan tangan, minyak kelapa sawit dan turunannya, kertas, gelas, keramik, perlengkapan olahraga, plastik dan produk pengemasan, alat tambang, produk pertanian dan otomotif,” sebut Dubes Priyo dalam acara seminar yang sama.
Sementara itu, Kolombia juga telah mengekspor beberapa komoditas ke pasar Indonesia, di antaranya alat-alat berat, besi dan baja, serta karet.
Pemerintah Kolombia sejak 2016 juga berupaya mengekspor daging sapi, buah-buahan dan sayur-sayuran ke Indonesia, kata Duta Besar Kolombia untuk Indonesia Juan Camilo Valencia Gonzalez dalam acara yang sama.
“Pada Juli 2020, Kolombia menyerahkan daftar 11 pemasok ke Kementerian Pertanian Indonesia,” kata Dubes Gonzalez.
Selama 40 tahun, Indonesia dan Kolombia menjalin kerja sama yang semakin erat, khususnya di bidang perdagangan. Total nilai dagang dua negara naik drastis dari 37 juta dolar AS (sekitar Rp548,9 miliar) pada 2001 menjadi 153 juta dolar AS (sekitar Rp2,3 trilliun) pada 2019.
Baca juga: 40 tahun Indonesia-Kolombia jadi momentum perkuat kerja sama
Baca juga: Kolombia berharap "travel corridor" Jakarta-Bogota segera terwujud
Undangan itu disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, I Gede Ngurah Swajaya saat menyampaikan sambutan pada seminar virtual peringatan 40 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Kolombia, Selasa.
“Kami mengundang para pelaku usaha dan Pemerintah Kolombia untuk bergabung dalam bisnis forum (INA-LAC) tahun ini,” sebut Ngurah.
Ia menjelaskan INA-LAC merupakan forum bisnis yang telah digelar sejak 2019 dan pada tahun ini pertemuan itu akan diadakan lewat dunia maya.
Baca juga: Kolombia ingin Indonesia jadi pusat kerja sama dagang dengan ASEAN
Baca juga: Indonesia-Kolombia rencanakan studi kelaikan bersama perjanjian dagang
“Dalam beberapa hari dan minggu ke depan, laman INA-LAC akan memuat jadwal rangkaian kegiatan yang menjadi wadah para pelaku bisnis untuk saling bertemu, memamerkan produk unggulan, dan memahami lebih jauh peluang kerja sama,” terang Ngurah yang pernah mengadakan acara temu bisnis serupa dua bulan lalu saat menjabat sebagai duta besar RI untuk Singapura.
Menurut Ngurah, pertemuan bisnis secara virtual dapat menjadi jawaban bagi para pelaku usaha dan pemerintah untuk tetap melanjutkan kerja sama meskipun adanya pembatasan pergerakan akibat pandemi COVID-19.
“Kolaborasi pada masa sekarang ini justru semakin penting,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan Indonesia dapat menjadikan Kolombia sebagai pusat produksi barang untuk pasar di Amerika Latin dan Karibia, sementara Kolombia dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi barang untuk pasar di Asia Tenggara.
“Indonesia membuka pintu bagi perusahaan Kolombia untuk berinvestasi di Indonesia, yang telah menjadi bagian dari rantai produksi barang dunia di kawasan,” terang Ngurah.
Terkait dengan tujuan itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kolombia Priyo Iswanto lewat paparannya telah memetakan puluhan produk Indonesia yang telah memasuki pasar Kolombia.
“Barang-barang buatan Indonesia yang telah diekspor ke Kolombia, di antaranya produk tekstil, alas kaki, baja, bahan kimia, karet dan turunannya, furnitur, kerajinan tangan, minyak kelapa sawit dan turunannya, kertas, gelas, keramik, perlengkapan olahraga, plastik dan produk pengemasan, alat tambang, produk pertanian dan otomotif,” sebut Dubes Priyo dalam acara seminar yang sama.
Sementara itu, Kolombia juga telah mengekspor beberapa komoditas ke pasar Indonesia, di antaranya alat-alat berat, besi dan baja, serta karet.
Pemerintah Kolombia sejak 2016 juga berupaya mengekspor daging sapi, buah-buahan dan sayur-sayuran ke Indonesia, kata Duta Besar Kolombia untuk Indonesia Juan Camilo Valencia Gonzalez dalam acara yang sama.
“Pada Juli 2020, Kolombia menyerahkan daftar 11 pemasok ke Kementerian Pertanian Indonesia,” kata Dubes Gonzalez.
Selama 40 tahun, Indonesia dan Kolombia menjalin kerja sama yang semakin erat, khususnya di bidang perdagangan. Total nilai dagang dua negara naik drastis dari 37 juta dolar AS (sekitar Rp548,9 miliar) pada 2001 menjadi 153 juta dolar AS (sekitar Rp2,3 trilliun) pada 2019.
Baca juga: 40 tahun Indonesia-Kolombia jadi momentum perkuat kerja sama
Baca juga: Kolombia berharap "travel corridor" Jakarta-Bogota segera terwujud
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: