Padang (ANTARA News) - Sebanyak 200 rumah digenangi banjir di daerah Koto Panjang Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, akibat hujan lebat mengguyur Kota Padang, Jumat, sejak pukul 16.30 WIB hingga pukul 19.00 WIB.
Dari pemantuan ANTARA, terlihat ratusan rumah warga daerah Koto Panjang kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto tangah digenangan banjir dengan ketinggian lutut orang dewasa.
Koordinator Sarkolak Penanggulangan Bencana Sumbar (Sarkolak PB.Sumbar), Ade Edwar, di Padang, mengatakan, banjir menyebabkan 200 rumah penduduk di daerah Koto Panjang, Kelurahan Lubuk, Minturun Kecamatan Koto Tangah, digenangai air.
"Warga daerah Koto Panjang, Kelurahan Lubuk, Minturun, Kecamatan Koto Tangah, digenangai air, sudah dievakuasi Tim SAR, serta dibantu beberapa orang masyarakat lainya ke tempat yang lebih aman", katanya.
Dia menambahkan, ketinggian air di daerah tersebut menacapi sekitar 1 meter lebih, 200 rumah milik warga yang ada disana sudah digenangi banjir.
Namun dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa akibat banjir yang ada di daerah tersebut", ucapnya.
Dia mengatakan, akses jalan menuju daerah Koto panjang Kelurahan Lubuk Minturun sempat terputus,beberapa kendaraan yang melewati terperangkap akibat banjir.
"Banjir juga menggenangi puluhan hektar sawah milik warga Koto Panjang Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang", kata Ade Edwar, di Padang.
Saat ini, kondisi banjir sudah mulai surut. Sejumlah warga mulai berangsur-angsur kembali ke rumahnya dan berjaga-jaga akan banjir susulan. "Air sudah kembali surut dan diperkirakan akan kembali normal beberapa jam ke depan," kata Ade.
Dia menhimbau, bagi warga Kota Padang yang ingin berpergian keluar kota, jangan dilakukan pada malam hari sangat membahayakan keselamatan diri.
"Akibat gempa 30 September 2009 beberapa ruas jalan yang ada di Kota Padang rawan terjadinya longsor, serta jalan masih banyak yang rusak," ujarnya.(*)
200 Rumah di Padang Digenangi Banjir
5 Februari 2010 20:48 WIB
Ilustrasi Banjr (ANTARA/M.Ali Khumaini)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Tags: