Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono begitu dihormati di forum-forum internasional, terbukti dari penghargaan internasional yang baru diterima olehnya.

Namun, menurut Julian, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, publik dalam negeri justru tidak memberikan penghormatan dan penghargaan serupa kepada Presiden Yudhoyono.

"Presiden begitu dihormati di forum internasional, apresiasi mereka sedemikian tinggi terhadap SBY. Tapi, di dalam negeri justru seperti ini yang kita rasakan," ujarnya.

Presiden Yudhoyono menerima penghargaan internasional "The Gold Standard Awards 2009" untuk kategori "The Gold Standards in Political Communications".

Penghargaan tersebut diberikan oleh sebuah lembaga internasional berbasis di Hongkong, yaitu Public Affairs Asia, sebuah lembaga independen yang melakukan analisa mendalam tentang berbagai isu yang dihadapi pejabat publik maupun kalangan profesi yang berkecimpung di wilayah Asia.

The Gold Standards Award 2009 adalah penghargaan pertama yang diberikan oleh lembaga itu sebagai pengakuan atas prestasi perusahaan, pemerintah, maupun lembaga swadaya masyarakat dalam bidang kemasyarakatan, hubungan pemerintahan, komunikasi, dan transparansi.

Presiden Yudhoyono yang menyabet penghargaan "The Gold Standards in Political Communications" menyingkirkan nominator lainnya, yaitu Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva dan pengumpul dana amal untuk Afghanistan, Ryan Gawn.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Direktur Eksekutif Public Affairs Asia Craig Hoy, kepada Edhie Baskoro, putra bungsu Presiden Yudhoyono, yang didampingi oleh Staf Khusus Kepresidenan untuk Bidang Luar Negeri, Dino Patti Djalal, pada Kamis malam, 4 Februari 2010, di Foreign Correspondent Club, Hongkong.

Presiden Yudhoyono yang berhalangan hadir dan diwakili putra keduanya itu hanya mengirimkan ucapan terima kasih berupa rekaman video yang ditayangkan pada waktu resepsi.

Julian menjamin penghargaan berkelas internasional seperti ini sama sekali bukan rekayasa, tetapi objektif mengukur prestasi Presiden.
(D013/B010)