Avatar Jadi Underdog?
5 Februari 2010 08:41 WIB
Aktor Sam worthington (Kiri) sebagai Jake Sully dan Zoe Saldana sebagai Neytiri diperlihatkan di pemandangan dari komputer film animated Avatar dari direktur James Cameron di potret studio.film mendapat empat penghargaan Golden Globe Award. (REUTERS/WETA/Twentieth Century Fox/Handout)
Jakarta (ANTARA News) - Pertanyaan itu diajukan Tom Rothman, Wakil Ketua Fox, untuk menggambarkan persaingan dalam mendapatkan penghargaan film terbaik, saat diwawancarai New York Times dan sebelum "Avatar" dikalahkan "The Hurt Locker" dalam ajang Producer Guild Award (PGA) dan Director Guild Award (DGA).
Biasanya, film yang mendapat nominasi Oscar paling banyak akan memiliki peluang paling besar untuk memenangkan penghargaan kategori film terbaik.
Baik "Avatar" maupun "Locker" sama-sama mendapat sembilan nominasi, sehingga keduanya berpeluang menjadi yang terdepan tahun ini.
Namun manakah yang nanti menang? Berikut analisis dari sejumlah faktor yang akan menentukan si pemenang.
Penghargaan sebelumnya
Di awal Desember "Avatar" belumlah dilihat sebagai film berkelas Oscar.
Kritikus belum menyentuhnya, sementara "preview" berdurasi 25-menit di Comic-Con dan cuplikan 15 menitnya di teater-teater Imax seluruh negeri pun ditanggapi beragam.
Sepertinya "Up in the Air" difavoritkan menjadi film terbaik, sampai kemudian muncul "Avatar."
The Hollywood Foreign Press Association langsung langsung menyukainya, sementara pemutaran perdana khusus pers di Teater Chinese berakhir dengan puja puji.
Begitu muncul kritik berujung pujian dan mulai akan memecahkan rekor "box office", "Avatar" pun menjadi yang terdepan.
Meskipun "Locker" beroleh banyak tanggapan bagus, status terdepan pada "Avatar" mulai menempel sejak Golden Globe bukan hanya menobatkannya sebagai film drama terbaik, namun juga memberi James Cameron gelar sutradara terbaik, sehingga Cameron berhasil mengalahkan mantan istrinya Kathryn Bigelow, sutradara "Locker".
Tiba-tiba kita pun berada di wilayah "Titanic" lagi.
Memasuki bulan Desember, "Up in the Air" difavoritkan menjadi film terbaik. Kemudian, "Avatar" mulai tayang.
Semua berubah pada pekan pertama Januari saat Screen Actor Guild Award (SAG) memberikan penghargaan kepada "Inglorious Basterds", sedangkan PGA yang secara akurat meramalkan pemenang Oscar dalam enam sampai sepuluh tahun terakhir, memilih "Hurt Locker".
DGA menambah keyakinan "Locker" (untuk memenangkan penghargaan) saat Bigelow memenangi penghargaan itu.
Apakah DGA dan PGA tolak ukur terbaik?
DGA selalu benar, kecuali dua kali salah dalam satu dekade terakhir. Meskipun demikian, SAG dan Globe memiliki tingkat keberhasilan yang sama seperti PGA yang enam kali akurat dari 10 kali "ramalannya," dan mereka semua tidak memilih "Locker."
Kedua penghargaan itu membuat kita berada di pacuan nyata pertama dalam beberapa tahun terakhir.
Usia juri
Usia rata-rata juri Oscar adalah 57 tahun. Angka ini bukan dari Oscar, namun berdasarkan statistik yang dipilih The Hollywood Reporter yang mencomot 500 anggota pemilih Oscar, secara acak. Jumlah anggota pemilih (juri) Oscar sendiri 5.777 orang.
Usia rata-rata anggota juri Oscar sedikit lebih tua dari anggota WGA, DGA dan SAG. Sebagian besar anggota SAG bahkan para pemain film muda yang belum kompeten.
Apa yang belum jelas adalah bagaimana faktor usia menentukan perlombaan.
Untuk kategori bahasa asing, usia disebut sebagai alasan Oscar berhenti membatasi film seperti "4 Months, 3 Weeks and 2 Days" film Romania yang memenangi Palme d'Or atau film dari empu Eropa seperti Pedro Almodovar. Akankah ini mempengaruhi nominasi film terbaik?
Seorang produser menjawab ya, karena juri berusia tua memang lebih menyuikai film berorientasi isu dan tema seperti "Locker", ketimbang film laris seperti "Avatar".
seorang juri lainnya menepis asumsi itu, dengan mengatakan justru juri tua lebih menilai sajian dan cakupan.
Di masa lalu, juri-juri tua itulah yang malah menganugerahkan Oscar kepada para pemenang tidak biasa seperti "Dances With Wolves" dan "Gandhi." Sebaliknya, usaha Oscar memperluas keanggotaannya dalam beberapa tahun telah menyemangati beberapa film non-blockbuster seperti "Crash" dan "No Country for Old Men".
Secara keseluruhan, orang percaya juri tua akan memilih "Locker" atau "Up in the Air", karena keduanya menitikberatkan tema, bukan struktur film laga.
Keanggotaan
Dari 5.777 juri Oscar, 1.205 orang diantaranya pemain film, dan biasanya pemain ini memilih film berorientasi (kekuatan akting) pemain.
Itulah sebabnya film seperti "Driving Miss Daisy" mengalahkan "Born on the Fourth of July", "My Left Foot", "Dead Poets Society" dan "Field of Dreams" untuk menjadi film terbaik pada Oscar ke 62 tahun 1990.
Kebanyakan "orang dalam" percaya pemain film akan beralih dari Avatar yang berjenre CGI (Computer Generated Imagery), kepada "Up in the Air", "Locker" atau "Basterd".
Untuk mencegah hal ini terjadi, sebelum pengumuman nominasi, Fox membuat iklan mengenai kerja para pemain film di "Avatar". Penampilan Zoe Saldana begitu dipuji dan diperkirakan mendapat nominasi aktris terbaik, faktahya dia tidak mendapatkannya. Iklan Fox itu secara halus mengingatkan pemilih bahwa "Avatar" adalah film berorientasi akting pemain, bukan hanya menonjolkan efek visual.
Untungnya bagi "Avatar" adalah pemain hanyalah salah satu bagian dari Oscar. Orang sering melupakan kumpulan besar teknisi.
Setelah produser dan eksekutif (yang jumlahnya terbanyak kedua dan ketiga dalam barisan pemilih Oscar), terbanyak berikutnya adalah bidang tata suara, 405 anggota. Itu masih ditambah 279 juri efek visual, dan mereka ini cenderung memenangkan "Avatar".
Sistem pemilihan
Sangat mungkin film paling dipilih sebagai film terbaik, akan kalah di Oscar, karena saat pemilihan film terbaik, Oscar menggunakan sistem pemilihan yang istimewa (sistem yang sama digunakan dalam hampir semua kategori saat menentukan nominasi).
Anehnya, Oscar tidak menggunakan sistem itu ketika menentukan pemenang semua kategori di luar film terbaik.
Ini berarti kecurigaan lama mengenai mengapa film tertentu saja yang menang, terbukti salah.
Kini, kekhawatiran lama mengenai suara "terbelah" menjadi tidak beralasan. Di masa lalu, ada spekulasi bahwa film seperti "Chariots of Fire" memenangkan Oscar pada 1982 karena pemilih terbelah antara dua nominasi film terbaik lainnya, "Atlantic City" dan "Reds", sehingga "Chariots" menang kaena mendapat limpahan suara.
Kali ini tidak, karena pemungutan suara diadakan dalam beberapa putaran.
Bila pilihan pertama Anda "Atlantic City" dan kedua "Reds", kemudian "Atlantic City" mendapat suara terendah, maka dalam putaran kedua suara untuk "Atlantic" akan dialihkan ke "Reds". Proses itu berlanjut sampai satu film tampil sebagai pemenang.
Oleh sebab itu, menjadi nomor 1 belumlah cukup. Sampai mencapai 51% suara pemilih di putaran pertama, satu film baru pantas ditempatkan sebagai nomor dua atau tiga dalam surat suara.
Ada spekulasi bahwa Avatar" mungkin menjadi film yang paling dipilih dalam putaran pembuka namun gagal mendapat nomor dua menjadi pemenang.
Akankah sistem pemilihan ini memilih "Avatar" atau "Locker"?
Kebanyakan sumber Oscar berpendapat bahwa penghargaan akan jatuh ke "Locker", karena film ini berpotensi memungut jumlah yang tidak seimbang pada pemilih nomor dua dari "Up in the Air" atau "Inglorious basterds", bila film-film itu tersingkir.
Namun teori itu tak akan terbukti jika Anda percaya "Avatar" adalah film yang mengajak pemilih menempatkannya di pilihan nomor satu.
Nominasi Lain
Selama ini tidak ada film yang memenangkan kategori film terbaik tanpa dinominasikan dulu, baik untuk skenario asli maupun skenario adaptasi terbaik.
Hanya ada dua film yang menang film terbaik tanpa mendapatkan nominasi untuk pemainnya ("Slumdog Millionaire" tahun 2009 dan "Lord of the Rings: The Return of the King" tahun 2004).
Kedua faktor itu menghantam "Avatar". Hanya sedikit yang berharap "Avatar" mendapatkan nominasi akting terbaik, tetapi mengingat WGA memilih skenarionya, "orang dalam" terkejut ketika "Avatar" gagal mendapat nominasi dalam penulisan. Artinya, kurang dari 20% dari 382 juri Oscar bidang penulisan skenario menilai film ini layak dinominasikan.
Kecenderungan historis seperti itu menguntungkan "Locker", yang mendapat nominasi aktor terbaik untuk Jeremy Renner, walau di Golden Globe dia diabaikan.
Cameron bisa tetap tenang, karena kendati tidak mendapat nominasi kategori skenario terbaik, karyanya "Titanic", tokh menjadi film terbaik terakhir yang dimenanginya pada 1998. (*)
Sumber Hollywood Reporter
Penerjemah Neny/editor Jafar
Biasanya, film yang mendapat nominasi Oscar paling banyak akan memiliki peluang paling besar untuk memenangkan penghargaan kategori film terbaik.
Baik "Avatar" maupun "Locker" sama-sama mendapat sembilan nominasi, sehingga keduanya berpeluang menjadi yang terdepan tahun ini.
Namun manakah yang nanti menang? Berikut analisis dari sejumlah faktor yang akan menentukan si pemenang.
Penghargaan sebelumnya
Di awal Desember "Avatar" belumlah dilihat sebagai film berkelas Oscar.
Kritikus belum menyentuhnya, sementara "preview" berdurasi 25-menit di Comic-Con dan cuplikan 15 menitnya di teater-teater Imax seluruh negeri pun ditanggapi beragam.
Sepertinya "Up in the Air" difavoritkan menjadi film terbaik, sampai kemudian muncul "Avatar."
The Hollywood Foreign Press Association langsung langsung menyukainya, sementara pemutaran perdana khusus pers di Teater Chinese berakhir dengan puja puji.
Begitu muncul kritik berujung pujian dan mulai akan memecahkan rekor "box office", "Avatar" pun menjadi yang terdepan.
Meskipun "Locker" beroleh banyak tanggapan bagus, status terdepan pada "Avatar" mulai menempel sejak Golden Globe bukan hanya menobatkannya sebagai film drama terbaik, namun juga memberi James Cameron gelar sutradara terbaik, sehingga Cameron berhasil mengalahkan mantan istrinya Kathryn Bigelow, sutradara "Locker".
Tiba-tiba kita pun berada di wilayah "Titanic" lagi.
Memasuki bulan Desember, "Up in the Air" difavoritkan menjadi film terbaik. Kemudian, "Avatar" mulai tayang.
Semua berubah pada pekan pertama Januari saat Screen Actor Guild Award (SAG) memberikan penghargaan kepada "Inglorious Basterds", sedangkan PGA yang secara akurat meramalkan pemenang Oscar dalam enam sampai sepuluh tahun terakhir, memilih "Hurt Locker".
DGA menambah keyakinan "Locker" (untuk memenangkan penghargaan) saat Bigelow memenangi penghargaan itu.
Apakah DGA dan PGA tolak ukur terbaik?
DGA selalu benar, kecuali dua kali salah dalam satu dekade terakhir. Meskipun demikian, SAG dan Globe memiliki tingkat keberhasilan yang sama seperti PGA yang enam kali akurat dari 10 kali "ramalannya," dan mereka semua tidak memilih "Locker."
Kedua penghargaan itu membuat kita berada di pacuan nyata pertama dalam beberapa tahun terakhir.
Usia juri
Usia rata-rata juri Oscar adalah 57 tahun. Angka ini bukan dari Oscar, namun berdasarkan statistik yang dipilih The Hollywood Reporter yang mencomot 500 anggota pemilih Oscar, secara acak. Jumlah anggota pemilih (juri) Oscar sendiri 5.777 orang.
Usia rata-rata anggota juri Oscar sedikit lebih tua dari anggota WGA, DGA dan SAG. Sebagian besar anggota SAG bahkan para pemain film muda yang belum kompeten.
Apa yang belum jelas adalah bagaimana faktor usia menentukan perlombaan.
Untuk kategori bahasa asing, usia disebut sebagai alasan Oscar berhenti membatasi film seperti "4 Months, 3 Weeks and 2 Days" film Romania yang memenangi Palme d'Or atau film dari empu Eropa seperti Pedro Almodovar. Akankah ini mempengaruhi nominasi film terbaik?
Seorang produser menjawab ya, karena juri berusia tua memang lebih menyuikai film berorientasi isu dan tema seperti "Locker", ketimbang film laris seperti "Avatar".
seorang juri lainnya menepis asumsi itu, dengan mengatakan justru juri tua lebih menilai sajian dan cakupan.
Di masa lalu, juri-juri tua itulah yang malah menganugerahkan Oscar kepada para pemenang tidak biasa seperti "Dances With Wolves" dan "Gandhi." Sebaliknya, usaha Oscar memperluas keanggotaannya dalam beberapa tahun telah menyemangati beberapa film non-blockbuster seperti "Crash" dan "No Country for Old Men".
Secara keseluruhan, orang percaya juri tua akan memilih "Locker" atau "Up in the Air", karena keduanya menitikberatkan tema, bukan struktur film laga.
Keanggotaan
Dari 5.777 juri Oscar, 1.205 orang diantaranya pemain film, dan biasanya pemain ini memilih film berorientasi (kekuatan akting) pemain.
Itulah sebabnya film seperti "Driving Miss Daisy" mengalahkan "Born on the Fourth of July", "My Left Foot", "Dead Poets Society" dan "Field of Dreams" untuk menjadi film terbaik pada Oscar ke 62 tahun 1990.
Kebanyakan "orang dalam" percaya pemain film akan beralih dari Avatar yang berjenre CGI (Computer Generated Imagery), kepada "Up in the Air", "Locker" atau "Basterd".
Untuk mencegah hal ini terjadi, sebelum pengumuman nominasi, Fox membuat iklan mengenai kerja para pemain film di "Avatar". Penampilan Zoe Saldana begitu dipuji dan diperkirakan mendapat nominasi aktris terbaik, faktahya dia tidak mendapatkannya. Iklan Fox itu secara halus mengingatkan pemilih bahwa "Avatar" adalah film berorientasi akting pemain, bukan hanya menonjolkan efek visual.
Untungnya bagi "Avatar" adalah pemain hanyalah salah satu bagian dari Oscar. Orang sering melupakan kumpulan besar teknisi.
Setelah produser dan eksekutif (yang jumlahnya terbanyak kedua dan ketiga dalam barisan pemilih Oscar), terbanyak berikutnya adalah bidang tata suara, 405 anggota. Itu masih ditambah 279 juri efek visual, dan mereka ini cenderung memenangkan "Avatar".
Sistem pemilihan
Sangat mungkin film paling dipilih sebagai film terbaik, akan kalah di Oscar, karena saat pemilihan film terbaik, Oscar menggunakan sistem pemilihan yang istimewa (sistem yang sama digunakan dalam hampir semua kategori saat menentukan nominasi).
Anehnya, Oscar tidak menggunakan sistem itu ketika menentukan pemenang semua kategori di luar film terbaik.
Ini berarti kecurigaan lama mengenai mengapa film tertentu saja yang menang, terbukti salah.
Kini, kekhawatiran lama mengenai suara "terbelah" menjadi tidak beralasan. Di masa lalu, ada spekulasi bahwa film seperti "Chariots of Fire" memenangkan Oscar pada 1982 karena pemilih terbelah antara dua nominasi film terbaik lainnya, "Atlantic City" dan "Reds", sehingga "Chariots" menang kaena mendapat limpahan suara.
Kali ini tidak, karena pemungutan suara diadakan dalam beberapa putaran.
Bila pilihan pertama Anda "Atlantic City" dan kedua "Reds", kemudian "Atlantic City" mendapat suara terendah, maka dalam putaran kedua suara untuk "Atlantic" akan dialihkan ke "Reds". Proses itu berlanjut sampai satu film tampil sebagai pemenang.
Oleh sebab itu, menjadi nomor 1 belumlah cukup. Sampai mencapai 51% suara pemilih di putaran pertama, satu film baru pantas ditempatkan sebagai nomor dua atau tiga dalam surat suara.
Ada spekulasi bahwa Avatar" mungkin menjadi film yang paling dipilih dalam putaran pembuka namun gagal mendapat nomor dua menjadi pemenang.
Akankah sistem pemilihan ini memilih "Avatar" atau "Locker"?
Kebanyakan sumber Oscar berpendapat bahwa penghargaan akan jatuh ke "Locker", karena film ini berpotensi memungut jumlah yang tidak seimbang pada pemilih nomor dua dari "Up in the Air" atau "Inglorious basterds", bila film-film itu tersingkir.
Namun teori itu tak akan terbukti jika Anda percaya "Avatar" adalah film yang mengajak pemilih menempatkannya di pilihan nomor satu.
Nominasi Lain
Selama ini tidak ada film yang memenangkan kategori film terbaik tanpa dinominasikan dulu, baik untuk skenario asli maupun skenario adaptasi terbaik.
Hanya ada dua film yang menang film terbaik tanpa mendapatkan nominasi untuk pemainnya ("Slumdog Millionaire" tahun 2009 dan "Lord of the Rings: The Return of the King" tahun 2004).
Kedua faktor itu menghantam "Avatar". Hanya sedikit yang berharap "Avatar" mendapatkan nominasi akting terbaik, tetapi mengingat WGA memilih skenarionya, "orang dalam" terkejut ketika "Avatar" gagal mendapat nominasi dalam penulisan. Artinya, kurang dari 20% dari 382 juri Oscar bidang penulisan skenario menilai film ini layak dinominasikan.
Kecenderungan historis seperti itu menguntungkan "Locker", yang mendapat nominasi aktor terbaik untuk Jeremy Renner, walau di Golden Globe dia diabaikan.
Cameron bisa tetap tenang, karena kendati tidak mendapat nominasi kategori skenario terbaik, karyanya "Titanic", tokh menjadi film terbaik terakhir yang dimenanginya pada 1998. (*)
Sumber Hollywood Reporter
Penerjemah Neny/editor Jafar
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: