Kemristek:Teknologi digital-produksi tingkatkan kemampuan bertahan UKM
14 September 2020 18:31 WIB
Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) mendorong agar lebih banyak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terekspos dengan teknologi digital dan produksi agar UMKM mampu bertahan dan berkembang di masa sulit akibat pandemi COVID-19.
"Kita sudah melihat bahwa eskposur terhadap digital sangat membantu mereka tetap melakukan kegiatan ekonominya, selain digital yang sudah jelas dampaknya untuk 'market access' (akses pasar), kita juga memberikan teknologi produksi," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi pers virtual Pengumuman Penerima Pendanaan Program UKM Indonesia Bangkit di Jakarta, Senin.
Baca juga: Menristek: Indonesia bertekad salip Vietnam dalam produksi kopi
Menristek Bambang menuturkan di masa pandemi COVID-19, UMKM perlu bertahan agar tetap mampu produktif. UMKM membutuhkan pembiayaan modal yang sudah difasilitasi pemerintah melalui berbagai program untuk dukungan terhadap UMKM. Selain itu, UMKM perlu sentuhan teknologi agar tetap mampu mengakses pasar.
Kemristek berfokus mendorong UMKM terhadap akses pasar (market access) dimana selama pandemi dengan adanya pembatasan pergerakan atau pembatasan orang berkumpul, mau tidak mau harus menggunakan pendekatan digital dalam menjalankan ekonomi minim kontak (less contact economy).
"Less contact economy yang bisa kita perkenalkan kepada UMKM adalah dengan membawa mereka ke dalam ekspos dari teknologi digital apapun yang mereka lakukan apakah dalam bentuk barang atau jasa," tutur Menristek Bambang.
Dengan teknologi digital, UMKM dapat menjangkau akses pasar meskipun ada pembatasan pergerakan secara fisik. Sementara itu, sentuhan teknologi produksi membantu UMKM bertahan karena teknologi produksi bisa mengurangi biaya produksi atau membuat biaya produksi menjadi lebih efisien dan meningkatkan keuntungan.
Baca juga: Menristek: Perusahaan swasta persiapkan diri produksi vaksin COVID-19
Baca juga: Menristek: Mutasi virus corona terdeteksi di sejumlah daerah Indonesia
Kemampuan bertahan UMKM sebagai pelaku ekonomi di tengah masa pandemi juga akan berdampak pada ekonomi nasional. Untuk itu, penguatan di sektor UMKM harus dilakukan, salah satunya melalui sentuhan teknologi yang membantu produktivitas UMKM.
Menristek Bambang mengatakan survei menunjukkan UMKM yang terekspos teknologi digital secara relatif mampu bertahan dibandingkan UMKM yang belum terekspos digital di masa pandemi seperti saat ini.
Untuk itu, Menristek mendorong para peneliti dan dosen serta perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk menghasilkan teknologi yang menjawab kebutuhan UMKM, industri, masyarakat dan bangsa.
Teknologi untuk menjawab permasalahan UMKM haruslah tepat guna, berbiaya murah dan mudah digunakan. Dia tidak ingin di masa pandemi ini, UMKM terbebani dengan investasi berbiaya mahal untuk menggunakan teknologi digital.
"Ini tugas peneliti, dosen untuk mencari solusi bagaimana caranya UMKM bisa melakukan aktivitas usaha dengan tetap melakukan protokol kesehatan dan bagaimana transformasi digital di UMKM itu bisa terjadi," ujar Menristek Bambang.
Baca juga: Menristek: Wujudkan bahan bakar nabati Indonesia berbasis sawit
"Kita sudah melihat bahwa eskposur terhadap digital sangat membantu mereka tetap melakukan kegiatan ekonominya, selain digital yang sudah jelas dampaknya untuk 'market access' (akses pasar), kita juga memberikan teknologi produksi," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi pers virtual Pengumuman Penerima Pendanaan Program UKM Indonesia Bangkit di Jakarta, Senin.
Baca juga: Menristek: Indonesia bertekad salip Vietnam dalam produksi kopi
Menristek Bambang menuturkan di masa pandemi COVID-19, UMKM perlu bertahan agar tetap mampu produktif. UMKM membutuhkan pembiayaan modal yang sudah difasilitasi pemerintah melalui berbagai program untuk dukungan terhadap UMKM. Selain itu, UMKM perlu sentuhan teknologi agar tetap mampu mengakses pasar.
Kemristek berfokus mendorong UMKM terhadap akses pasar (market access) dimana selama pandemi dengan adanya pembatasan pergerakan atau pembatasan orang berkumpul, mau tidak mau harus menggunakan pendekatan digital dalam menjalankan ekonomi minim kontak (less contact economy).
"Less contact economy yang bisa kita perkenalkan kepada UMKM adalah dengan membawa mereka ke dalam ekspos dari teknologi digital apapun yang mereka lakukan apakah dalam bentuk barang atau jasa," tutur Menristek Bambang.
Dengan teknologi digital, UMKM dapat menjangkau akses pasar meskipun ada pembatasan pergerakan secara fisik. Sementara itu, sentuhan teknologi produksi membantu UMKM bertahan karena teknologi produksi bisa mengurangi biaya produksi atau membuat biaya produksi menjadi lebih efisien dan meningkatkan keuntungan.
Baca juga: Menristek: Perusahaan swasta persiapkan diri produksi vaksin COVID-19
Baca juga: Menristek: Mutasi virus corona terdeteksi di sejumlah daerah Indonesia
Kemampuan bertahan UMKM sebagai pelaku ekonomi di tengah masa pandemi juga akan berdampak pada ekonomi nasional. Untuk itu, penguatan di sektor UMKM harus dilakukan, salah satunya melalui sentuhan teknologi yang membantu produktivitas UMKM.
Menristek Bambang mengatakan survei menunjukkan UMKM yang terekspos teknologi digital secara relatif mampu bertahan dibandingkan UMKM yang belum terekspos digital di masa pandemi seperti saat ini.
Untuk itu, Menristek mendorong para peneliti dan dosen serta perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk menghasilkan teknologi yang menjawab kebutuhan UMKM, industri, masyarakat dan bangsa.
Teknologi untuk menjawab permasalahan UMKM haruslah tepat guna, berbiaya murah dan mudah digunakan. Dia tidak ingin di masa pandemi ini, UMKM terbebani dengan investasi berbiaya mahal untuk menggunakan teknologi digital.
"Ini tugas peneliti, dosen untuk mencari solusi bagaimana caranya UMKM bisa melakukan aktivitas usaha dengan tetap melakukan protokol kesehatan dan bagaimana transformasi digital di UMKM itu bisa terjadi," ujar Menristek Bambang.
Baca juga: Menristek: Wujudkan bahan bakar nabati Indonesia berbasis sawit
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: