MPR bangga santri pesantren menjiwai Pancasila
13 September 2020 18:19 WIB
Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan hadir dalam acara "Temu Tokoh Nasional/Kebangsaan Bersama Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan", di Aula Ponpes Al-Riyadl, Cipanas, Jawa Barat, Sabtu (12/9/2020). (Istimewa)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan menyatakan rasa bangganya kepada warga pondok pesantren terutama para santri yang sangat memahami bahkan menjiwai Pancasila.
Menurut dia, kebanggaannya itu muncul karena para santri selain digembleng ilmu agama, juga mempelajari dan kemudian mendalami Pancasila.
"Saya sering menyaksikan hal tersebut di berbagai pondok pesantren yang saya kunjungi. Hampir sebagian besar para santri sangat lekat dengan Pancasila termasuk di ponpes Al-Riyadl Cipanas ini," kata Syarief Hasan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Hal itu dikatakan Syarief dalam acara "Temu Tokoh Nasional/Kebangsaan Bersama Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan", di Aula Ponpes Al-Riyadl, Cipanas, Jawa Barat, Sabtu (12/9).
Syarief Hasan menilai pemahaman rakyat terutama generasi muda Indonesia kepada Pancasila adalah sesuatu yang wajib karena kewajiban untuk bangsa Indonesia dalam menjaga Pancasila.
Hal itu menurut dia karena peran Pancasila selama ini sudah sangat terbukti kesaktiannya, mampu sebagai perekat persatuan bangsa Indonesia yang sangat beragam dalam wadah negara Indonesia.
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan para santri tentang Pancasila, Syarief Hasan membuat kuis dengan memberikan beberapa pertanyaan seputar Pancasila yang ternyata mampu dijawab dengan baik.
Bahkan menurut dia, lebih jauh lagi para santri mampu menjelaskan bahwa Pancasila adalah salah satu dari Empat Pilar MPR RI selain UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, yang sering disosialisasikan MPR ke berbagai daerah.
"Luarbiasa anak-anak ponpes kita karena itu saya heran ketika masih saja ada sebagian pendapat yang mendiskreditkan ponpes jauh dari Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa lainnya, buktinya mereka sangat dekat dengan ideologi bangsa," ujarnya.
Syarief menilai sebenarnya tidak sulit untuk membuat bangsa Indonesia menjiwai Pancasila, bahkan bangsa Indonesia lebih jauh lagi secara tidak menyadari telah melakukan implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Seperti, para santri di ponpes yang datang dari beragam latar belakang dan status sosial. Ternyata, tidak ada persoalan sama sekali, saling menghormati perbedaan malah yang sering kental terlihat," katanya.
Hal itu menurut dia, karena Pancasila digali dari karakter dan jati diri bangsa Indonesia, saat ini masyarakat tinggal menjaga dan merawatnya.
Hadir dalam acara yang digelar dengan mematuhi protokol kesehatan ketat tersebut, jajaran Pimpinan Yayasan Pendidikan Islam Al-Riyadl antara lain Ketua Dewan Pembina H. Hamdan Malik, Pimpinan Ponpes Putera KH. Pipin S. Arifin, Pimpinan Ponpes Puteri Hj. Imas Siti Saodah, tokoh agama dan tokoh masyarakat sekitar serta ratusan santri.
Baca juga: Syarief Hasan ajak masyarakat tingkatkan implementasi Empat Pilar MPR
Baca juga: Bamsoet dorong santri dan mahasiswa jadi benteng penjaga Pancasila
Baca juga: Bamsoet tegaskan MPR sebagai pengawal ideologi Pancasila
Baca juga: Ahmad Basarah: Program calon kepala daerah harus berpedoman Pancasila
Menurut dia, kebanggaannya itu muncul karena para santri selain digembleng ilmu agama, juga mempelajari dan kemudian mendalami Pancasila.
"Saya sering menyaksikan hal tersebut di berbagai pondok pesantren yang saya kunjungi. Hampir sebagian besar para santri sangat lekat dengan Pancasila termasuk di ponpes Al-Riyadl Cipanas ini," kata Syarief Hasan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Hal itu dikatakan Syarief dalam acara "Temu Tokoh Nasional/Kebangsaan Bersama Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan", di Aula Ponpes Al-Riyadl, Cipanas, Jawa Barat, Sabtu (12/9).
Syarief Hasan menilai pemahaman rakyat terutama generasi muda Indonesia kepada Pancasila adalah sesuatu yang wajib karena kewajiban untuk bangsa Indonesia dalam menjaga Pancasila.
Hal itu menurut dia karena peran Pancasila selama ini sudah sangat terbukti kesaktiannya, mampu sebagai perekat persatuan bangsa Indonesia yang sangat beragam dalam wadah negara Indonesia.
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan para santri tentang Pancasila, Syarief Hasan membuat kuis dengan memberikan beberapa pertanyaan seputar Pancasila yang ternyata mampu dijawab dengan baik.
Bahkan menurut dia, lebih jauh lagi para santri mampu menjelaskan bahwa Pancasila adalah salah satu dari Empat Pilar MPR RI selain UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, yang sering disosialisasikan MPR ke berbagai daerah.
"Luarbiasa anak-anak ponpes kita karena itu saya heran ketika masih saja ada sebagian pendapat yang mendiskreditkan ponpes jauh dari Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa lainnya, buktinya mereka sangat dekat dengan ideologi bangsa," ujarnya.
Syarief menilai sebenarnya tidak sulit untuk membuat bangsa Indonesia menjiwai Pancasila, bahkan bangsa Indonesia lebih jauh lagi secara tidak menyadari telah melakukan implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Seperti, para santri di ponpes yang datang dari beragam latar belakang dan status sosial. Ternyata, tidak ada persoalan sama sekali, saling menghormati perbedaan malah yang sering kental terlihat," katanya.
Hal itu menurut dia, karena Pancasila digali dari karakter dan jati diri bangsa Indonesia, saat ini masyarakat tinggal menjaga dan merawatnya.
Hadir dalam acara yang digelar dengan mematuhi protokol kesehatan ketat tersebut, jajaran Pimpinan Yayasan Pendidikan Islam Al-Riyadl antara lain Ketua Dewan Pembina H. Hamdan Malik, Pimpinan Ponpes Putera KH. Pipin S. Arifin, Pimpinan Ponpes Puteri Hj. Imas Siti Saodah, tokoh agama dan tokoh masyarakat sekitar serta ratusan santri.
Baca juga: Syarief Hasan ajak masyarakat tingkatkan implementasi Empat Pilar MPR
Baca juga: Bamsoet dorong santri dan mahasiswa jadi benteng penjaga Pancasila
Baca juga: Bamsoet tegaskan MPR sebagai pengawal ideologi Pancasila
Baca juga: Ahmad Basarah: Program calon kepala daerah harus berpedoman Pancasila
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020
Tags: