Singapura (ANTARA News) - Harga minyak turun di perdagangan Asia Rabu didorong kecenderungan akhir-akhir ini karena pasar menguat dengan kenaikan yang diperkirakan lebih besar dalam inventaris minyak mentah, kata analis.

Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah "light sweet" pengiriman Maret turun 42 sen menjadi 76,81 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Maret juga mengalami penurunan 31 sen ke posisi 75,75 dolar, sebagaimana dikutip dari AFP.

Para analis mengatakan bahwa pukulan bertubi-tubi dalam pasar minyak dialami selama beberapa hari terakhir yang telah dibendung oleh sejumlah indikasi Selasa yang diterbitkan oleh American Petroleum Institute (API) peningkatan dalam cadangan minyak mentah AS.

"Saya pikir dikarenakan sejumlah...API. Mereka menunjukkan suatu peningkatan 4,7 juta barel minyak mentah yang telah diperkirakan," kata Clarence Chu, pedagang minyak pada Hudson Capital Energy di Singapura.

Para analis memperkirakan bahwa inventaris Amerika Serikat naik hanya sekitar 400.000 hingga 500.000 barel, kata Chu.

Sentimen pasar telah menguat karena pasar-pasar modal meletakkan kinerja kuat dan data manufaktur dari Amerika Serikat menginsyaratkan pemulihan ekonomi global.

Sementara pada Selasa harga naik, yang disebabkan membaiknya data manufaktur di AS yang dikombinasikan dengan kenaikan di pasar saham Asia yang mendorong pasar naik.

Institute of Supply Management (ISM) di AS melaporkan bahwa melonjaknya aktivitas manufaktur selama Januari, seperti juga meningkatnya pasar saham Asia, menginspirasi perdagangan minyak mentah, kata kalangan dealer.(S004/A024)