Satgas tegaskan disiplin protokol kesehatan perlu untuk sukseskan PSBB
11 September 2020 15:41 WIB
Tangkapan layar - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta pada Jumat (11/9/2020) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, disiplin protokol kesehatan diperlukan agar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat sukses menekan penambahan kasus COVID-19.
“Kenyataannya masyarakat belum terbiasa menggunakan masker secara disiplin terus-menerus dan ini berkontribusi terhadap kondisi yang ada di Indonesia khususnya pada peningkatan kasus,” kata Wiku dalam diskusi Satgas Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Kurangnya kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak ditambah dengan mobilitas warga yang tinggi ikut berperan dalam peningkatan signifikan kasus baru penyakit yang menyerang pernapasan itu di Indonesia.
Menurut Wiku, jika ada kedisiplinan saat melakukan mobilitas akibat kegiatan esensial seharusnya tidak akan mengakibatkan peningkatan kasus secara signifikan. Jadi, ketika pergerakan masyarakat mengakibatkan peningkatan kasus berarti protokol kesehatan tidak dijalankan dengan baik.
“Kalau dia menjalankan protokol kesehatan, tidak akan seperti ini. Ini adalah pelajaran besar buat kita semuanya bahwa kalau kita tidak disiplin nanti akan terjadi PSBB juga tidak ada gunanya, pada saat PSBB akan turun nanti PSBB dibuka akan kembali lagi,” kata ahli kebijakan kesehatan dari Universitas Indonesia itu.
Karena itu, dia menekankan pentingnya masyarakat menjalankan disiplin kesehatan. Ada atau tidak PSBB, tegas Wiku, jika terdapat kedisiplinan semua pemangku kepentingan maka penambahan kasus COVID-19 di Indonesia akan terkendali.
Dalam kesempatan tersebut dia juga mengatakan adanya peningkatan mobilitas atau pergerakan masyarakat di Pulau Jawa ketika terjadi PSBB Transisi di DKI Jakarta.
Dari data Facebook Data For Good - Tim Sinergi Mahadata Universitas Indonesia, dapat dilihat terjadi peningkatan mobilitas di Pulau Jawa dalam masa PSBB Transisi 31 Agustus 2020-6 September 2020 dibandingkan masa PSBB 4-10 Mei 2020.
Mobilitas tersebut berpengaruh juga terhadap penambahan kasus di mana per 10 September, daerah Jawa dan Bali menyumbang 64,18 persen dari total kasus COVID-19 nasional.
Baca juga: BPJAMSOSTEK bantu masker sukseskan PSBB transisi COVID-19 di Jakarta
Baca juga: Satpol PP ajak masyarakat sukseskan penerapan PSBB di Padang
Baca juga: Wali Kota Depok ajak tokoh agama sukseskan PSBB
Baca juga: Lion Air khawatir PSBB Jakarta berdampak pada industri penerbangan
“Kenyataannya masyarakat belum terbiasa menggunakan masker secara disiplin terus-menerus dan ini berkontribusi terhadap kondisi yang ada di Indonesia khususnya pada peningkatan kasus,” kata Wiku dalam diskusi Satgas Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Kurangnya kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak ditambah dengan mobilitas warga yang tinggi ikut berperan dalam peningkatan signifikan kasus baru penyakit yang menyerang pernapasan itu di Indonesia.
Menurut Wiku, jika ada kedisiplinan saat melakukan mobilitas akibat kegiatan esensial seharusnya tidak akan mengakibatkan peningkatan kasus secara signifikan. Jadi, ketika pergerakan masyarakat mengakibatkan peningkatan kasus berarti protokol kesehatan tidak dijalankan dengan baik.
“Kalau dia menjalankan protokol kesehatan, tidak akan seperti ini. Ini adalah pelajaran besar buat kita semuanya bahwa kalau kita tidak disiplin nanti akan terjadi PSBB juga tidak ada gunanya, pada saat PSBB akan turun nanti PSBB dibuka akan kembali lagi,” kata ahli kebijakan kesehatan dari Universitas Indonesia itu.
Karena itu, dia menekankan pentingnya masyarakat menjalankan disiplin kesehatan. Ada atau tidak PSBB, tegas Wiku, jika terdapat kedisiplinan semua pemangku kepentingan maka penambahan kasus COVID-19 di Indonesia akan terkendali.
Dalam kesempatan tersebut dia juga mengatakan adanya peningkatan mobilitas atau pergerakan masyarakat di Pulau Jawa ketika terjadi PSBB Transisi di DKI Jakarta.
Dari data Facebook Data For Good - Tim Sinergi Mahadata Universitas Indonesia, dapat dilihat terjadi peningkatan mobilitas di Pulau Jawa dalam masa PSBB Transisi 31 Agustus 2020-6 September 2020 dibandingkan masa PSBB 4-10 Mei 2020.
Mobilitas tersebut berpengaruh juga terhadap penambahan kasus di mana per 10 September, daerah Jawa dan Bali menyumbang 64,18 persen dari total kasus COVID-19 nasional.
Baca juga: BPJAMSOSTEK bantu masker sukseskan PSBB transisi COVID-19 di Jakarta
Baca juga: Satpol PP ajak masyarakat sukseskan penerapan PSBB di Padang
Baca juga: Wali Kota Depok ajak tokoh agama sukseskan PSBB
Baca juga: Lion Air khawatir PSBB Jakarta berdampak pada industri penerbangan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: