Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia merosot lebih dari satu persen pada awal perdagangan pada Jumat pagi, dengan semua sektor tertekan dan teknologi membukukan kerugian terbesar.

Pada pukul 10.30 waktu setempat, indeks acuan S&P/ASX 200 turun 59,50 poin atau 1,01 persen menjadi 5.849,00 poin, sedangkan indeks All Ordinaries yang lebih luas turun 61,60 poin atau 1,01 persen pada 6.028,40 poin.

Menjadi penggerak terbesar di kedua arah sepanjang minggu, saham teknologi kembali memimpin kerugian, memulai perdagangan lebih rendah di atas dua persen.

Raksasa teknologi keuangan Afterpay kembali memimpin kerugian, jatuh lebih dari tiga persen, tetapi masih naik lebih dari 130 persen sejak awal tahun.

Sementara itu, saham pertambangan juga merosot, dengan RIO Tinto melemah 0,62 persen menyusul kepergian mendadak CEO-nya, Jean-Sebastien Jacques, dan dua eksekutifnya.

Keputusan itu menyusul meningkatnya tekanan dari pemegang saham atas penghancuran situs Aborigin kuno oleh perusahaan di wilayah Pilbara Australia Barat.

Di sektor keuangan, bank-bank besar merosot dengan Commonwealth Bank turun 1,03 persen, National Australia Bank turun 0,92 persen, Westpac Bank turun 1,06 persen dan ANZ turun 1,07 persen.

Saham-saham pertambangan anjlok dengan Fortescue Metals turun 2,57 persen, BHP turun 1,19 persen, Rio Tinto turun 0,49 persen dan penambang emas Newcrest turun 1,32 persen.

Produsen-produsen minyak dan gas juga merosot dengan Oil Search turun 2,03 persen, Santos turun 1,37 persen dan Woodside Petroleum turun 0,81 persen.

Supermarket terbesar Australia melemah dengan Coles turun 0,76 persen, dan Woolworths turun 0,95 persen.

Sementara raksasa telekomunikasi Telstra turun 1,04 persen, maskapai penerbangan nasional Qantas kehilangan ketinggian 2,05 persen dan perusahaan biomedis CSL menyusut 0,57 persen.

Baca juga: Saham Australia ditutup menguat karena teknologi, penambang melonjak
Baca juga: Saham Australia dibuka melambung, terkerek bangkitnya saham teknologi
Baca juga: Saham Australia berakhir turun tajam usai aksi jual saham teknologi