Sidoarjo (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan akan memulai program revitalisasi tambak udang, dengan menggarap 1.000 hektare tambak di Jawa Timur (Jatim).

"Jawa Timur dulu yang mulai kita revitalisasi. Mereka (Pemerintah Provinsi Jawa Timur) telah menyiapkan Rp400 miliar untuk revitalisasi tambak," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Surabaya, Sabtu.

Dengan melakukan revitalisasi tambak-tambak udang di Indonesia yang tidak produktif, ia meyakini mampu meningkatkan produksi udang hingga 750.000 ton per tahun.

Ia mengatakan pembiayaan untuk revitalisasi tambak udang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan akan dilakukan melalui paket modal kerja bagi wirausaha bahari pemula.

Sedangkan pembiayaan dari Pemprov Jatim berupa kredit dengan bunga rendah. Dari pemerintah pusat berupa kredit usaha rakyat (KUR).

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim Kardani mengatakan revitalisasi perlu dilakukan terhadap tambak udang kecil, tambak tradisional plus, hingga tambak polikultur.

"Minggu depan kami akan panggil petambak-petambak tersebut, termasuk juga dari Shrimp Club Indonesia (SCI), dan pemilik `cool storage`," katanya.

Ia mengatakan akan mencari solusi dan dukungan bagi petambak hingga industri pengolahan udang untuk mengatasi penurunan utilisasi produksi udang di provinsi ini.

"Biasanya yang membuat mereka semangat adalah kepastian pasar. Ini juga perlu dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan," katanya.

Revitalisasi tambak udang di Jatim, menurut dia sudah dapat dilakukan sepanjang lahan tambak sudah bisa digarap lagi.

Namun, terkait dengan pembiayaan, menurut dia tentu perlu dilakukan pemilihan tambak atau usaha mana yang bisa diselamatkan, tetapi tidak "bankable".

"Jumlah yang bisa diselamatkan tetapi tidak `bankable` itu cukup lumayan jumlahnya di Jawa Timur. Tetapi kalau tambak yang bentuknya semi insentif, sudah tidak bisa lagi kami bantu," katanya.

Ia mengatakan saat ini Jatim masih kekurangan pasokan udang. Sementara ekspor produk olahan udang mencapai 350 ton lebih per tahun ke Eropa, Jepang, Amerika Serikat (AS), dan terbaru Timur Tengah.

Namun, menurut dia, akibat kekurangan pasokan bahan baku udang dalam beberapa tahun terakhir, ekspor udang menurun sekitar enam persen dari biasanya 350 ton per tahun.

Industri pengolahan udang di Jatim, menurut dia mulai mengurangi waktu produksi, tetapi tidak sampai memberhentikan karyawan.(*)