KPAI: Sekolah di Kabupaten Tasikmalaya belum siap KBM tatap muka
10 September 2020 18:41 WIB
Komisioner KPAI Retno memeriksa fasilitas cuci tangan di SMPN 1 Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (10/9/2020). (ANTARA/HO-KPAID)
Tasikmalaya (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan kondisi sekolah di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dinilai belum siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka yang aman bagi anak-anak di tengah pandemi COVID-19, sehingga perlu upaya memenuhi syarat sesuai protokol kesehatan.
"Untuk SMPN 1 Tasikmalaya saat ini kesiapan insfrastruktur untuk penerapan protokol kesehatan dinilai masih kurang, salah satu contohnya tempat cuci tangan belum tersedia banyak," kata Komisioner KPAI, Retno Listyarti saat meninjau sekolah di Kabupaten Tasikmalaya, Kamis.
Ia menuturkan KPAI sudah meninjau langsung 31 sekolah di beberapa daerah Indonesia untuk melihat kesiapan sekolah menyiapkan fasilitas yang sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan wabah COVID-19.
Hasil peninjauan itu, kata dia, mayoritas belum siap menggelar KBM tatap muka, salah satunya sekolah yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan sekolah yang dinilai siap melaksanakan KBM tatap muka yakni SMKN 11 Kota Bandung.
Baca juga: KPAI dukung PSBB total untuk kurangi penularan COVID-19 pada anak
Baca juga: Penyiapan infrastruktur AKB di sekolah sangat krusial
"Kami telah melakukan kunjungan dan hanya SMKN 11 Kota Bandung yang selama ini kami anggap telah siap dari insfrastuktur dan lain-lain," katanya.
Ia mengungkapkan, banyak indikator yang harus disiapkan sekolah untuk menerapkan KBM tatap muka, di antaranya menyiapkan fasilitas seperti bilik disinfektan dan menyiapkan banyak tempat cuci tangan di sekolah.
Selain itu, orang yang terlibat dalam KBM tatap muka yakni guru sekolah dan siswa harus siap patuh menerapkan protokol kesehatan salah satunya selalu memakai masker selama di lingkungan sekolah.
"Para siswa juga mesti diajarkan untuk tetap tahan mengenakan masker dalam jangka waktu empat jam di dalam kelas dan harus melakukan edukasi, dan sosialisasi juga," katanya.
Kepala SMP Negeri 1 Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Ade Dasmana NF mengatakan, orang tua siswa maupun sekolah mengharapkan segera dimulainya KBM tatap muka di tengah pandemi COVID-19.
Namun, pihak sekolah, kata dia, menyadari masih banyak infrastruktur yang belum memenuhi syarat protokol kesehatan, bahkan belum disetujui oleh pemerintah.
"Kami akan berupaya melengkapi kekurangan infrastruktur protokol kesehatan di sekolah dan ini tidak boleh main-main, kami segera lengkapi semuanya agar anak bisa segera belajar tatap muka," katanya.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Nandang mengatakan saat ini belum ada sekolah yang dinyatakan siap untuk melaksanakan KBM tatap muka, karena masih tahap persiapan juga pemeriksaan kesehatan para guru.
"Sekarang ini belum ada sekolah yang dinyatakan siap tatap muka, karena kita masih pendataan, dan terkait pelaksanaan tes usap (swab) bagi guru akan berkoordinasi dengan gugus tugas termasuk Dinas Kesehatan," katanya.*
Baca juga: KPAI dorong pemetaan masalah terkait PJJ di masa pandemi
Baca juga: KPAI dorong dinas pendidikan beri panduan dan pendanaan buka sekolah
"Untuk SMPN 1 Tasikmalaya saat ini kesiapan insfrastruktur untuk penerapan protokol kesehatan dinilai masih kurang, salah satu contohnya tempat cuci tangan belum tersedia banyak," kata Komisioner KPAI, Retno Listyarti saat meninjau sekolah di Kabupaten Tasikmalaya, Kamis.
Ia menuturkan KPAI sudah meninjau langsung 31 sekolah di beberapa daerah Indonesia untuk melihat kesiapan sekolah menyiapkan fasilitas yang sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan wabah COVID-19.
Hasil peninjauan itu, kata dia, mayoritas belum siap menggelar KBM tatap muka, salah satunya sekolah yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan sekolah yang dinilai siap melaksanakan KBM tatap muka yakni SMKN 11 Kota Bandung.
Baca juga: KPAI dukung PSBB total untuk kurangi penularan COVID-19 pada anak
Baca juga: Penyiapan infrastruktur AKB di sekolah sangat krusial
"Kami telah melakukan kunjungan dan hanya SMKN 11 Kota Bandung yang selama ini kami anggap telah siap dari insfrastuktur dan lain-lain," katanya.
Ia mengungkapkan, banyak indikator yang harus disiapkan sekolah untuk menerapkan KBM tatap muka, di antaranya menyiapkan fasilitas seperti bilik disinfektan dan menyiapkan banyak tempat cuci tangan di sekolah.
Selain itu, orang yang terlibat dalam KBM tatap muka yakni guru sekolah dan siswa harus siap patuh menerapkan protokol kesehatan salah satunya selalu memakai masker selama di lingkungan sekolah.
"Para siswa juga mesti diajarkan untuk tetap tahan mengenakan masker dalam jangka waktu empat jam di dalam kelas dan harus melakukan edukasi, dan sosialisasi juga," katanya.
Kepala SMP Negeri 1 Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Ade Dasmana NF mengatakan, orang tua siswa maupun sekolah mengharapkan segera dimulainya KBM tatap muka di tengah pandemi COVID-19.
Namun, pihak sekolah, kata dia, menyadari masih banyak infrastruktur yang belum memenuhi syarat protokol kesehatan, bahkan belum disetujui oleh pemerintah.
"Kami akan berupaya melengkapi kekurangan infrastruktur protokol kesehatan di sekolah dan ini tidak boleh main-main, kami segera lengkapi semuanya agar anak bisa segera belajar tatap muka," katanya.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Nandang mengatakan saat ini belum ada sekolah yang dinyatakan siap untuk melaksanakan KBM tatap muka, karena masih tahap persiapan juga pemeriksaan kesehatan para guru.
"Sekarang ini belum ada sekolah yang dinyatakan siap tatap muka, karena kita masih pendataan, dan terkait pelaksanaan tes usap (swab) bagi guru akan berkoordinasi dengan gugus tugas termasuk Dinas Kesehatan," katanya.*
Baca juga: KPAI dorong pemetaan masalah terkait PJJ di masa pandemi
Baca juga: KPAI dorong dinas pendidikan beri panduan dan pendanaan buka sekolah
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: