Jakarta (ANTARA) - Selandia Baru mengajak Indonesia untuk memperkuat industri energi ramah lingkungan/energi bersih selama dan pascapandemi COVID-19, mengingat pemulihan ekonomi yang berkelanjutan selaras dengan upaya perlindungan terhadap alam, kata Menteri Perdagangan Selandia Baru, David Parker.

“Terkadang terdapat pola pikir yang melihat bahwa upaya pelestarian lingkungan sebagai beban pertumbuhan ekonomi. Namun, jika kita menginginkan pemulihan ekonomi berkelanjutan pasca-COVID-19, kita harus fokus pada faktor sosio ekonomi dan lingkungan,” kata Parker, sebagaimana dikutip oleh siaran tertulis Kantor Dagang dan Usaha Selandia Baru (NZTE) yang diterima di Jakarta, Kamis.

Parker, yang berbicara pada Digital Indonesia International Geothermal Convention (DIIGC) 2020, Selasa (8/9), menyebutkan Selandia Baru dan Indonesia telah bekerja sama mengembangkan energi bersih sejak lebih dari 36 tahun lalu, salah satunya terwujud dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama Indonesia di Kamojang, Garut, Jawa Barat.

Baca juga: UGM Gandeng Selandia Baru Manfaatkan Geotermal

Bahkan sampai hari ini, Indonesia merupakan penerima bantuan pembangunan terbesar dari Selandia Baru di luar kawasan Pasifik, ia menambahkan.

NZTE, melalui siaran tertulisnya, menyampaikan Pemerintah Selandia Baru berkomitmen mengalokasikan bantuan sebanyak Rp296,86 miliar selama periode 2017-2022. Dana tersebut akan disalurkan dalam bentuk pelatihan bersama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta dukungan teknis untuk sejumlah mitra dari lembaga pemerintah dan sektor swasta.

Bantuan itu juga ditujukan untuk meningkatkan kapasitas Industri energi panas bumi di Kepulauan Maluku.

Terkait dengan tujuan itu, Komisaris Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia Diana Permana memastikan pihaknya akan memfasilitasi pemerintah dan pelaku usaha di Indonesia dalam mengembangkan industri panas bumi. Ia menambahkan Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar dan masih banyak peluang yang dapat dieksplorasi lebih lanjut.

Oleh karena itu, selama pandemi COVID-19, NZTE bersama Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) bekerja sama menyelenggarakan berbagai acara dan pertemuan virtual demi mewadahi pemangku kepentingan dari dua negara berbagi informasi, solusi, dan inovasi terkait industri panas bumi.

Perlu diketahui, Indonesia dan Selandia Baru pada Juli 2020 juga telah meneken Rencana Aksi (PoA) Kemitraan Komprehensif untuk Periode 2020-2024, yang beberapa poin di antaranya menekankan kerja sama pemulihan ekonomi pascapandemi, peningkatan kemitraan sektor dagang dan investasi, serta penguatan kerja sama bidang energi terbarukan sebagai upaya mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Baca juga: Selandia Baru siap bantu Indonesia perkuat industri energi panas bumi
Baca juga: Selandia Baru mendukung pengembangan energi terbarukan di Maluku