Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam waktu dekat akan membentuk Komite Ekonomi Nasional yang bertugas membantu pemerintah untuk menyiapkan dan menyelesaikan persoalan ekonomi.

"Dalam waktu dekat saya akan bentuk komite ekonomi nasional yang akan mendampingi pemerintah, sehingga bukan ketika krisis datang kita baru sibuk, tapi dalam keadaan normalpun kita bisa jalin kemitraan dan manakala ada persoalan atau krisis, respon kita tepat," kata Presiden saat membuka Seminar Pangan Nasional yang diselenggarakan Kadin Indonesia di Jakarta, Jumat.

Menurut Presiden, pembentukan komite itu merupakan upaya melanjutkan keberhasilan kerjasama pemerintah dengan para pengusaha dan ekonom dalam menghadapi krisis keuangan global 2008-2009.

"Keberhasilan itulah, kebersamaan pemerintah dan Kadin berkaitan ekonomi ini ingin kita jadikan pelajaran, karena itulah yang absen pada saat kena krisis. Itu hasil kerja keras, lanjutkan kebersamaan. Dalam waktu dekat akan kita bentuk dan sahkan Komite Ekonomi Nasional yang di antaranya para pimpinan dan anggta Kadin," katanya.

Dijelaskan Presiden, pada saat mulai terjadi krisis keuangan global pada 2008, dirinya telah membentuk tim terpadu antara pemerintah, dunia usaha dan ekonom untuk menyiapkan upaya meminimalkan dampak krisis terhadap perekonomian nasional.

"Di tengah-tengah kecemasan dan kepanikan waktu itu, itu semua sejarah, tolong dibuka kembali rekaman tahun, bulan-bulan itu. Ada statement banyak pihak baik di tv dan media cetak. Keprihatinan kita semua bahwa kita dihadapkan pada keadaan untuk segera melakukan langkah-langkah yang cepat dan tepat agar negara kita tidak terjatuh dalam krisis," katanya.

Dijelaskan Presiden, pada saat krisis keuangan global semakin nyata, Pemerintah waktu itu sangat sibuk untuk coba mengatasi masalah di dalam negeri agar jangan sampai melebar seperti kejadian krisis keuangan 1998.

Menurutnya, dengan segala daya upaya pada waktu itu, Indonesia akhirnya bisa berhasil meminimalkan dampak krisis keuangan dan menjadi sedikit dari sejumlah negara di dunia yang ekonominya masih tumbuh positif.

"Reformasi yang dilakukan sejak 1998 telah membuahkan hasil yang fundamental bagi ekonomi dan keuangan kita. Sinergi pemerintah, pemda, pengusaha dan ekonom nyata. Kecepatan dan ketepatan yang dilakukan pemerintah, semua itu bagian dari upaya kita menyelematkan ekonomi nasional," katanya.

Mengenai seminar pangan ini, Presiden mengharapkan muncul ide dan upaya besar untuk terus meningkatkan swasembada pangan di Tanah Air dan juga memasok kelebihan pangan itu bagi kebutuhan dunia.

"Kita harapkan kita tidak hanya dapat mencukupi kebutuhan penduduk Indonesia yang sebesar 230 juta, tetapi juga memasok dunia sebagai tanggungjawab dan komitmen menjaga ketahanan pangan dunia," katanya.(*)