Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis berpotensi menguat, namun dibayangi sentimen Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan diberlakukan kembali oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Senin (14/9) mendatang.

Rupiah pagi ini dibuka menguat 31 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.768 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.799 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, mengatakan, dolar AS mendapatkan tekanan semalam karena optimisme pasar terhadap pandangan ekonomi Eropa yang akan disampaikan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) malam ini.

Baca juga: Dolar AS terjungkal dari level tertinggi 4 minggu, euro kian menguat

Baca juga: Wall Street ditutup "rebound", Indeks Dow Jones melonjak 439,58 poin


"Nilai tukar regional termasuk rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS dengan kondisi dolar AS tersebut," ujar Ariston.

Selain itu aset berisiko seperti indeks saham juga terlihat positif pagi ini. Indeks saham AS berbalik menguat semalam, setelah mengalami kejatuhan yang dalam sehari sebelumnya, yang memberikan sentimen positif ke indeks saham Asia pagi ini.

Namun demikian, lanjut Ariston, pasar juga masih mewaspadai isu hubungan AS dan China yang memanas dan penghentian sementara pengujian vaksin AstraZeneca tahap 3.

Baca juga: Harga emas naik, dipicu pelemahan dolar dan isu penundaan vaksin

"Kedua isu ini bisa menekan pergerakan aset berisiko kembali. Sementara dari dalam negeri, isu pemberlakuan PSBB juga bisa menjadi penekan untuk rupiah," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp14.700 per dolar AS hingga Rp14.850 per dolar AS.

Pada Rabu (7/9) lalu rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,23 persen menjadi Rp14.799 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.765 per dolar AS.

Baca juga: Menguat, dolar AS diperdagangkan di paruh bawah 106 yen di Tokyo

Baca juga: IHSG anjlok 191,87 poin, dibayangi pemberlakukan kembali PSBB DKI