Almaty (ANTARA News/Reuters)- Presiden Uzbekistan, yang memiliki perbatasan bersama dengan Afghanistan, mendesak Barat menghentikan penggunaan kekuatan dalam perangnya terhadap Taliban dan lebih memusatkan pada pembangunan kembali ekonomi negara itu.

Dukungan Uzbekistan pada usaha-usaha militer pimpinan AS di Afghanistan penting karena negara itu, seperti halnya dengan negara-negara Asia Tengah lainnya , terletak pada rute pasokan baru bagi pasukan NATO yang memerangi aksi perlawanan Taliban.

Presiden Uzbekistan Islam Karimov menyampaikan pidato di parlemen, Rabu dan mengatakan aksi-aksi militer semakin tidak bermanfaat. Pidatonya itu disiarkan di laman resmi uza.uz, Kamis.

"Pada 30 tahun belakangan ini miliaran dan miliaran dolar telah dikeluarkan dana untuk menyelesaikan masalah Afghanistan," katanya. "Tampaknya jelas sekarang bahwa seluruh pendekatan harus diubah untuk menyelesaikan situasi di negara ini."

Ia mendesak PBB memimpin usaha-usaha untuk membangun kembali Afghanistan melalui cara-cara yang damai.

"Untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas bagi negara Afghanistan yang tersiksa itu masyarakat internasional harus terlebih dulu memusatkan perhatian pada pemberian bantuan ekonomi, keuangan , sosial dan kemanusiaan dan itu harus dilakukan dibawah pengawasan PBB."

Ia mengucapkan itu sementara para menteri dari sekitar 60 negara sedang bersiap-siap melakukan pertemuan di London untuk menyusun satu strategi dalam usaha mengakhiri perang di Afghanistan.

Washington akan mengirim 30.000 tentara tambahan di Afghanistan dengan harapan dapat memaksa kelompok garis keras Israel berunding dengan sungguh-sungguh.

Etnik Uzbekistan merupakan satu kelompok minoritas di Afghanistan khususnya di wilayah utaranya yang berbatasan dengan Uzbekistan, satu bekas republik Sovyet yang sekuler yang mengatakan kelompok garis keras Islam muncul di negara Asia Tengah yang kaya sumber alam itu.

Uzbekistan, masih masyarakat gaya Sovyet tempat pembangkang tidak ditoleransi,. kini ingin tampil dari keterkucilannya yang lama dan bekerjasama lebih erat dengan Barat menyangkut Afghanistan.

Uzbekistan yang terletak di cadangan besar gas sudah meningkatkan ekspor listriknya ke Afghanistan dan mulai membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan kota Uzbekistan Termez, tempat Jerman memiliki sebuah pangkalan militer, dengan kota Mazar-i-Sharif.

Karimov mengatakan tetangga-tetangga Afghanistan terutama ingin ikut serta dalam usaha-usaha membangun kembali Afghanistan untuk mencegah ketidakstabilan itu meluas ke wilayah Asia Tengah .

"Banyak negara siap memberikan bantuan seperti itu kepada Afghanistan," katanya. "Sudah tentu negara-negara tetangganya khususnya ingin membantu perdamaian dan stabilitasnya."(*)