Serena dan Henin Akhiri Impian Zheng dan Li
28 Januari 2010 16:45 WIB
Petenis Cina Zheng Jie memukul bola saat semifinal pertandingan melawan petenis Belgia Justine Henin di turnamen tenis Australia Terbuka di Melbourne, (28/1). (REUTERS/Paul Crock)
Melbourne (ANTARA News/Reuters) - Serena Williams dan Justine Henin meloloskan diri ke putaran final turnamen tenis Australia Terbuka, Kamis, setelah memupus harapan dua petenis China yang untuk pertama kalinya maju hingga putaran semi final turnamen grand slam.
Turnamen ini akan menjadi kenangan bagi petenis Asia karena untuk pertama kalinya pemain dari China maju ke putaran semi final.
Williams mengeluarkan semua kemampuan serta pengalamannya untuk mengalahkan Li Na 7-6 7-6 sehingga membuka peluangnya untuk mempertahankan gelar yang disandangnya untuk keempat kalinya tahun lalu.
Petenis Amerika itu harus bekerja lebih keras dari yang diperhitungkan dan ia mampu melakukannya dengan baik dan permainannya meningkat manakala diperlukan.
"Saya gembira dapat memenangi pertandingan. Ini merupakan laga yang amat ketat dan keras," kata Williams.
"Saya tidak dalam kondisi terbaik saya, tetapi saya masih mampu melakukannya. Saya hanya melakukan apa yang dapat saya perbuat," katanya.
Henin, yang tampil pada turnamennya yang kedua sejak muncul lagi setelah beristirahat kerena cedera, menumbangkan Zheng Jie 6-1 6-0, dan meneruskan pemunculannya kembali ke kancah olahraga yang selama ini didominasinya.
Petenis Belgia, itu, tampil semakin baik dari waktu ke waktu, menunjukkan permainan terbaiknya ketika berhadapan dengan Zheng, menyelesaikan permainan dalam tempo 51 menit.
Tidak banyak orang yang memperhitungkan Henin akan dapat tampil seperti biasa ketika ia tiba di Melbourne dua minggu lalu, namun pemain berusia 27 tahun itu membalik perhitungan orang.
"Mimpi saya berlanjut," kata Henin, "Saya akan menjadi petenis nomor satu di dunia. Lawan saya tampil amat bagus tetapi saya mampu menampilkan permainan terbaik saya dan saya mencoba meraih gelar."
Sebagai pemain China pertama yang maju ke putaran semi final turnamen grand slam, Li dan Zheng berusaha keras menjadi pemain pertama dari negara yang paling banyak penduduknya itu untuk maju ke putaran final.
Tidak disangka
Penampilan kedua petenis itu hingga ke putaran semi final tidak disangka-sangka sehingga menjadi perhatian jutaan orang di negaranya dan membuat dunia tenis menjadi menjadi pembicaraan berkelanjutan di mana-mana.
"Ini merupakan hal bagus tidak saja bagi kami kedua petenis tetapi juga bagi tenis China," kata Li.
"Saya kira bila anak-anak China menyaksikan hal ini, mereka akan lebih percaya diri dan mereka berpikir suatu saat mereka akan dapat melakukan seperti yang kami perbuah."
Dengan mencapai babak semi final, Li menjadi petenis China pertama yang masuk urutan 10 besar ketika peringkat dunia diumumkan Senin dan ia menunjukkan mengapa ia menjadi pemain yang paling berkembang setelah menekan Williams habis-habisa.
Pemain berusia 28 tahun dari Amerika itu, juga berpasangan dengan saudaranya Venus di partai ganda, berjuang keras mengatasi tekanan Li yang melakukan pukulan ke berbagai daerah lapangannya.
"Saya kira saya harus membuat angka tiebreak. Ia amat menekan dan bermain dekat, jadi saya harus melakukan taktik jitu menghadapinya," kata Williams.
Henin memenangi turnamen Australia Terbuka 2004 dan maju ke final pada 2006, tetapi mundur ketika sedang memimpin atas Amelie Mauresmo pada set kedua, mengeluh bahwa ia merasa tidak enam badan.
Ia membutuhkan "wild card untuk mengikuti turnamen tahun ini karena ia belum berada dalam daftar peringkat.
Henin juga merupakan pemain "wild card" kedua yang maju ke putaran final grand slam itu.
Rekannya dari Belgia, Kim Clijsters, yang keluar dari sarang peristirahatannya tahun lalu dan memenangi AS Terbuka, memberi inspirasi kepada Henin untuk tampil lagi.
"Saya agak ragu tentang apa yang saya rasakan," kata Henin. Tapi hari ini saya bermain sempurna. Saya merasa senang," katanya.
"Saya tidak sabar untuk bermain di final. Perasaan saya berkecamuk setelah maju ke final di Melbourne. Ini amat fantastik bagi saya," kata Henin. (*)
Turnamen ini akan menjadi kenangan bagi petenis Asia karena untuk pertama kalinya pemain dari China maju ke putaran semi final.
Williams mengeluarkan semua kemampuan serta pengalamannya untuk mengalahkan Li Na 7-6 7-6 sehingga membuka peluangnya untuk mempertahankan gelar yang disandangnya untuk keempat kalinya tahun lalu.
Petenis Amerika itu harus bekerja lebih keras dari yang diperhitungkan dan ia mampu melakukannya dengan baik dan permainannya meningkat manakala diperlukan.
"Saya gembira dapat memenangi pertandingan. Ini merupakan laga yang amat ketat dan keras," kata Williams.
"Saya tidak dalam kondisi terbaik saya, tetapi saya masih mampu melakukannya. Saya hanya melakukan apa yang dapat saya perbuat," katanya.
Henin, yang tampil pada turnamennya yang kedua sejak muncul lagi setelah beristirahat kerena cedera, menumbangkan Zheng Jie 6-1 6-0, dan meneruskan pemunculannya kembali ke kancah olahraga yang selama ini didominasinya.
Petenis Belgia, itu, tampil semakin baik dari waktu ke waktu, menunjukkan permainan terbaiknya ketika berhadapan dengan Zheng, menyelesaikan permainan dalam tempo 51 menit.
Tidak banyak orang yang memperhitungkan Henin akan dapat tampil seperti biasa ketika ia tiba di Melbourne dua minggu lalu, namun pemain berusia 27 tahun itu membalik perhitungan orang.
"Mimpi saya berlanjut," kata Henin, "Saya akan menjadi petenis nomor satu di dunia. Lawan saya tampil amat bagus tetapi saya mampu menampilkan permainan terbaik saya dan saya mencoba meraih gelar."
Sebagai pemain China pertama yang maju ke putaran semi final turnamen grand slam, Li dan Zheng berusaha keras menjadi pemain pertama dari negara yang paling banyak penduduknya itu untuk maju ke putaran final.
Tidak disangka
Penampilan kedua petenis itu hingga ke putaran semi final tidak disangka-sangka sehingga menjadi perhatian jutaan orang di negaranya dan membuat dunia tenis menjadi menjadi pembicaraan berkelanjutan di mana-mana.
"Ini merupakan hal bagus tidak saja bagi kami kedua petenis tetapi juga bagi tenis China," kata Li.
"Saya kira bila anak-anak China menyaksikan hal ini, mereka akan lebih percaya diri dan mereka berpikir suatu saat mereka akan dapat melakukan seperti yang kami perbuah."
Dengan mencapai babak semi final, Li menjadi petenis China pertama yang masuk urutan 10 besar ketika peringkat dunia diumumkan Senin dan ia menunjukkan mengapa ia menjadi pemain yang paling berkembang setelah menekan Williams habis-habisa.
Pemain berusia 28 tahun dari Amerika itu, juga berpasangan dengan saudaranya Venus di partai ganda, berjuang keras mengatasi tekanan Li yang melakukan pukulan ke berbagai daerah lapangannya.
"Saya kira saya harus membuat angka tiebreak. Ia amat menekan dan bermain dekat, jadi saya harus melakukan taktik jitu menghadapinya," kata Williams.
Henin memenangi turnamen Australia Terbuka 2004 dan maju ke final pada 2006, tetapi mundur ketika sedang memimpin atas Amelie Mauresmo pada set kedua, mengeluh bahwa ia merasa tidak enam badan.
Ia membutuhkan "wild card untuk mengikuti turnamen tahun ini karena ia belum berada dalam daftar peringkat.
Henin juga merupakan pemain "wild card" kedua yang maju ke putaran final grand slam itu.
Rekannya dari Belgia, Kim Clijsters, yang keluar dari sarang peristirahatannya tahun lalu dan memenangi AS Terbuka, memberi inspirasi kepada Henin untuk tampil lagi.
"Saya agak ragu tentang apa yang saya rasakan," kata Henin. Tapi hari ini saya bermain sempurna. Saya merasa senang," katanya.
"Saya tidak sabar untuk bermain di final. Perasaan saya berkecamuk setelah maju ke final di Melbourne. Ini amat fantastik bagi saya," kata Henin. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: