Bandung (ANTARA) - Menjelang penyuntikan kedua sebagai relawan vaksin COVID-19 buatan Sinovac, China, Gubernur Jawa Barat (Jabar) M. Ridwan Kamil atau Kang Emil mengaku menjaga kondisi fisiknya agar tetap prima.

"Ya terus menjaga kondisi, karena tanggal 14 September 2020 nanti, kami yang menjadi relawan vaksin akan dites kedua. Saya berharap semua proses uji klinis vaksin ini bisa berjalan lancar," katanya usai Rapat Penanggulangan COVID-19 bersama Forkominda Jabar di Makodam Siliwangi III Kota Bandung, Rabu.

Sebelumnya, orang nomor satu di Provinsi Jabar itu menjalani penyuntikan pertama dalam tahapan uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 buatan Sinovac, China di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Kota Bandung, pada Jumat (28/8).

Dirinya menjalani penyuntikan vaksin tersebut bersama Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa, dan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi.

Seusai 14 hari pasca-penyuntikkan pertama, Kang Emil dan relawan lain mengisi laporan suhu rutin dan anomali yang dirasakan tubuh secara rutin setiap hari dan ada sekitar sembilan potensi reaksi yang harus dilaporkan jika terjadi, dari gejala ringan sampai gejala agak berat.

"Semoga tes vaksin kedua, nanti selanjutnya diambil sampel darah sampai bulan Desember. Mohon doanya itu berhasil, sehingga kita bisa memproduksi dan memberikan vaksinasi kepada warga Jabar dan warga Indonesia," kata dia.

Rasakan pegal
Sebelumnya, Kang Emil mengaku merasak pegal-pegal seusai penyuntikan pertama vaksin dalam rangkaian uji klinis tahap tiga vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech, China di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (28/9).

"Jadi setelah disuntik itu, testimoni pribadi saya ini agak pegal-pegal, ada rasa 'nyut-nyutan' selama lima menit," ujar dia.

Baca juga: Ridwan Kamil rasakan pegal usai disuntik vaksin COVID-19

Penyuntikan vaksin tersebut merupakan yang pertama karena orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jabar akan kembali disuntik vaksin yang kedua pada 14 hari setelah penyuntikan pertama.

Kang Emil menuturkan hal berbeda dirasakan oleh sejumlah pejabat lainnya yang juga menjadi relawan uji klinis tahap tiga vaksin COVID-19, seperti Kapolda Jabar dan Pangdam III Siliwangi yang juga turut disuntik vaksin tersebut.

"Nah, kalau beliau-beliau mungkin lebih kuat ternyata tidak merasakan hal yang sama. Namun, kalau yang saya berlangsung kurang lebih hanya lima menit. Setelah itu semua terlihat normal walaupun ada sedikit baal di sebelah kiri," kata dia.

Kang Emil mengatakan dirinya, Kapolda Jabar, dan Pangdam III Siliwangi menjalani banyak prosedur, dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah dan kondisi tubuh, tes cepat, penyuntikan, kemudian menunggu reaksi penyuntikan selama 30 menit.

Hasilnya, keempatnya dinyatakan reaktif dari hasil tes cepat dan akhirnya menjalani prosedur penyuntikan.

Dia mengatakan seluruh perkembangan selanjutnya akan selalu dicatat dan dilaporkan kepada tim penguji vaksin dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

"Berikutnya ini yang saya belum bisa prediksi namun kami optimis tidak akan masalah. Itu karena laporan selama ini juga yang sudah sudah di minggu-minggu sebelumnya tidak ada indikasi-indikasi yang mengkhawatirkan," kata dia.

Dia mengaku teringat dengan kenangan masa kecil saat disuntik vaksin tersebut di mana dirinya hanya merasakan efek pegal selama 10 hingga 30 menit pertama.

Baca juga: Relawan uji coba tahap tiga Vaksin Sinovac China dilindungi asuransi
Baca juga: Eijkman: Pengembangan vaksin Merah Putih sudah 50 persen selesai
Baca juga: Erick Thohir: 1,5 juta tenaga medis harus dapat vaksin duluan