Jakarta (ANTARA News) - Rencana aksi unjuk rasa 28 Januari 2010 terkait dengan masa 100 hari pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono membuat arus lalu lintas relatif lancar dan terdapat banyak spanduk jaga perdamaian di ibukota.

Berdasarkan pantauan ANTARA di Jakarta, Kamis pagi, arus lalu lintas di sejumlah jalan raya di wilayah ibukota tampak lancar dan lebih sepi dibandingkan hari-hari biasanya.

Contohnya, warga yang biasanya membutuhkan waktu selama 30 menit melewati Jalan Ir Juanda Ciputat ke Pasar Jumat, Jakarta Selatan, kini hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

Demikian pula keadaannya di sejumlah ruas jalan protokol seperti di Jalan Sudirman-Thamrin dan di Jalan MT Haryono-Gatot Subroto-S Parman.

Lancarnya arus lalu lintas juga membuat petugas kepolisian lalu lintas belum melakukan pengalihan arus lalu lintas di sejumlah titik jalan.

Sejumlah warga menyamakan kondisi sepinya jalan dengan saat terjadinya aksi memperingati Hari Antikorupsi Sedunia pada tanggal 9 Desember 2009 lalu.

Seorang kondektur Patas AC PPD 16 (Lebak Bulus-Rawamangun) yang enggan menyebut nama mengatakan, jumlah armada yang diturunkan untuk mengangkut penumpang hanya sekitar separuh dari jumlah bus yang ada.

"Seperti Patas AC 16 hanya keluar tujuh bus, padahal jumlah armadanya ada sekitar 15 bus," katanya.

Menurut dia, terdapat sejumlah bus yang disewa oleh para pengunjuk rasa untuk ikut mengangkut peserta demo ke sejumlah tempat seperti Gedung MPR/DPR dan di depan Istana Merdeka.

Sementara itu, berbagai spanduk yang isinya agar warga tetap menjaga perdamaian terpasang di berbagai sudut jalan raya, seperti di Jalan Metro Pondok Indah dan Jalan Sudirman.

Isi dari spanduk tersebut antara lain "Jangan Terprovokasi Isu yang Tidak Bertanggung Jawab, Mari Ciptakan Suasana Lingkungan yang Aman dan Nyaman".

Selain itu, terdapat spanduk " Jalin Persatuan dan Kesatuan Antarwarga", "Ciptakan Suasana yang Kondusir", dan "Hindari Tindakan Anarkis". (*)