Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Republik Indonesia menawarkan alat pengamanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menggunakan biometrik pemindaian sidik jari (finger print scanner) kepada bank-bank.

"Besok atau lusa nanti akan memperlihatkan pertunjukkan suatu alat pengamanan ATM yang dilakukan Indonesia," kata Kepala Bada Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komisaris Jenderal Ito Sumardi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu.

Ito mengungkapkan, alat pemindaian sidik jari ATM itu sudah digunakan di negara maju, seperti Amerika dan Eropa untuk mencegah pembobolan karena orang tidak bisa menggunakan transaksi penarikan uang tunai tanpa identifikasi sidik jari.

Ito menyatakan, dalam proposal ini Polri berperan sebagai pengembang dan vendor (rekanan) bank sebagai penyedia alat, yang sebenarnya menjadi salah satu bahan pembicaraan ketika Polri dan perbankan bertemu beberapa waktu lalu.

Mengenai kasus pembobolan ATM, Ito menegaskan polisi belum menemukan indikasi keterlibatan karyawan bank, sebaliknya penyebab utamanya adalah adanya kelemahan pada sistem pengamanan ATM.

Direktur II Ekonomi Khusus Brigjen Radja Erizman sebagai ketua tim khusus Mabes Polri masih mendalami kasus pembobolan ATM di sejumlah wilayah Indonesia itu.

Polisi sudah mengidentifikasi 13 tersangka yang 10 orang diantarannya berhasil ditangkap, sedangkan tiga lainnya buron.(*)