Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Gerilyawan Taliban menembak mati tujuh orang di kawasan suku baratlaut Pakistan setelah menuduh mereka melakukan tindakan mata-mata untuk AS, kata sejumlah pejabat, Minggu.

Mayat lima orang yang berlubang peluru ditemukan Minggu di sisi sebuah jalan di desa Kamsarobi, 30 kilometer sebelah selatan Miranshah, kota utama di daerah suku semi-otonomi Waziristan Utara.

"Taliban membunuh lima orang pada tengah malam, dengan menuduh mereka melakukan aksi mata-mata bagi orang Amerika untuk membantu mereka melancarkan serangan-serangan pesawat tak berawak," kata pejabat kepolisian setempat Mehboob Shah kepada AFP.

"Sebuah catatan yang ditemukan di tubuh mereka mengatakan bahwa korban-korban itu mematai-matai Taliban, dan siapa pun yang melakukan hal yang sama akan dibunuh dalam cara ini," katanya.

Mayat pria keenam ditemukan di desa Qutabkhel, lima kilometer sebelah selatan Miranshah, dengan catatan serupa dari Taliban, kata Shah, dengan menambahkan bahwa korban tampaknya juga ditembak pada tengah malam.

Satu mayat pria lagi dengan catatan peringatan dari Taliban ditemukan di dekat kota Mir Ali, sekitar 30 kilometer sebelah timur Miranshah, kata pejabat kepolisian setempat Qayyum Khan kepada AFP.

Seorang pejabat intelijen dan orang-orang suku mengkonfirmasi insiden-insiden tersebut.

Gerilyawan seringkali menculik dan membunuh orang suku atas tuduhan melakukan aksi mata-mata untuk pemerintah Pakistan atau pasukan AS yang beroperasi di seberang perbatasan di Afghanistan, dimana Taliban memimpin pemberontakan.

Serangan-serangan pesawat tak berawak terjadi di wilayah baratlaut Pakistan bulan ini, semuanya di Waziristan Utara, benteng gerilyawan Al-Qaeda, Taliban dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan AS dan NATO di Afghanistan.

Lebih dari 740 orang tewas dalam sekitar 80 serangan pesawat tak berawak AS di Pakistan sejak Agustus 2008.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.(*)