Baghdad, (ANTARA News)- Marinir Amerika Serikat meninggalkan provisi Anbar, Irak barat, Sabtu setelah hampir tujuh tahun melancarkan operasi di daerah yang pernah menjadi pusat kegiatan Al Qaida dan aksi perlawanan itu.

"Dalam satu peristiwa penting tanggung jawab menyangkut pengurangan pasukan Amerika Serikat dari Irak, satu dari empat satuan tingkat divisi ditarik dan tidak diganti dan penggelaran Korps Marinir AS di Irak akan berakhir," kata sebuah pernyataan militer AS, sebagaimana dikutip dari AFP.

Marinir, yang terkenal tindakan-tindakan keras dan berdarah di Anbar mengepung kota Fallujah April dan November 2004, menyerahkan kekuasan atas Anbar kepada pasukan keamanan Irak September 2008.

Ini adalah provinsi Sunni pertama dikembalikan kepada pemerintah irak yang dikuasai kelompok Syiah.

Warga Arab Sunni di Anbar sejak awal menentang pasukan AS setelah menggulingkan pemeritah Presiden Saddam Hussein dalam invasi pimpinan AS terhadap Irak tahun 2003, meningkatkan aksi perlawanan terhadap militer AS yang memiliki senjata paling canggih di dunia itu.

Pada tahun pertama setelah invasi itu, provinsi terluas Irak itu menjadi ajang perang yang kejam yang berpusat di Fallujah dan Ramadi, sementara sejumlah kota lainnya di sepanjang lembah Ephrat menjadi pangkalan kelompok perlawanan dan kemudian menjadi tempat persembunyian para pendukung Al Qaida.

Sekitar sepertiga korban tewas pasukan AS atau 1,305 tentara sampai saat itu terjadi di Anbar yang berbatasan dengan Arab Saudi, Jordania dan Suriah.

Aksi perlawanan Al Qaida juga menewaskan sekitar 6.000 warga sipil di provinsi itu, demikian menurut laman Iraqbodycount org.(*)