Babel kembangkan wisata Batu Mentas penangkaran tarsius
6 September 2020 10:59 WIB
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan melihat langsung penangkaran tarsius di objek wisata Batu Mentas Belitung, Minggu (6/9/2020). ANTARA/Aprionis
Belitung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan objek wisata Batu Mentas sebagai tempat penangkaran tarsius bancanus saltator dan tempat tumbuh flora khas Belitung yang terancam punah, guna meningkatkan kunjungan wisatawan di negeri laskar pelangi itu.
“Saya baru kali ini dapat melihat langsung tasius Belitung, sebelum-sebelumnya hanya melihat gambarnya saja,” kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan saat berkunjung di Batu Mentas Belitung, Minggu.
Ia sangat mengagumi keindahan alam Batu Mentas, karena kawasan objek wisata tidak hanya sebagai tempat penangkaran tarsius tetapi juga tempat berkembangnya berbagai flora dan fauna lainnya yang sudah terancam punah dan langka seperti pelanduk, burung siaw, tupai kelaras, serta tanaman hutan khas daerah itu.
"Saat ini Batu Mentas menjadi populer di kalangan wisatawan lokal bahkan nasional, karena memiliki keindahan yang memesona. Pegunjung dapat menikmati wisata alam dengan bebatuan khas Pulau Belitung yang tersusun alami di aliran air dari perbukitan dan hutan alami," ujarnya.
Menurut dia Batu Mentas yang berada di kaki gunung tajam, memiliki potensi yang luar biasa sebagai sebuah destinasi wisata terpadu. Keindahan alam baik sungainya yang jernih maupun hutannya yang masih lebat, keunikan flora dan fauna, kehidupan masyarakat lokal dengan sentra kebun nanas dan ladanya, ditambah dengan keunikan seni budaya tradisionalnya serta keahlian masyarakatnya membuat kerajinan anyaman serta rotan.
"Keindahan alam ini merupakan potensi yang harus dikembangkan dan dikelola, agar memberikan dampak positif untuk lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat di tengah pendemi COVID-19 ini," katanya.
Dengan wisata alami yang populer ini, Gubernur Erzaldi juga mengampanyekan kepada wisatawan pengunjung untuk bersama-sama menjaga kebersihan kawasan ini khususnya dari sampah plastik.
“Membuang sampah plastik kerap tidak disadari menjadi kebiasaan buruk yang merugikan sekali bagi alam. Mari membiasakan diri untuk membuang pada tempat yang telah disediakan. Oleh karena itu, pemda harus berkolaborasilah dengan bank sampah, agar sampah plastik dari tempat ini masih dapat termanfaatkan,” katanya.
Ia berpesan BUMDes yang mengelola wisata Batu Mentas ini untuk pelan-pelan merapikan alur jalan di pinggir aliran air agar lebih mudah bagi pengunjung saat melintasinya.
“Wisata ini sangat menarik, airnya sejuk karena berasal dari perbukitan. Kita harus bisa bersama mengeksplorasi kawasan wisata ini agar lebih menarik untuk dikunjungi dan terus tambah fasilitas umumnya,” katanya.
Baca juga: Bangka Barat usulkan mobil operasional Hatta sebagai cagar budaya
Baca juga: Menteri LHK kunjungi destinasi wisata Mangrove Munjang Babel
Baca juga: Wisata Mangrove, harapan baru warga pesisir Tanjungpunai
“Saya baru kali ini dapat melihat langsung tasius Belitung, sebelum-sebelumnya hanya melihat gambarnya saja,” kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan saat berkunjung di Batu Mentas Belitung, Minggu.
Ia sangat mengagumi keindahan alam Batu Mentas, karena kawasan objek wisata tidak hanya sebagai tempat penangkaran tarsius tetapi juga tempat berkembangnya berbagai flora dan fauna lainnya yang sudah terancam punah dan langka seperti pelanduk, burung siaw, tupai kelaras, serta tanaman hutan khas daerah itu.
"Saat ini Batu Mentas menjadi populer di kalangan wisatawan lokal bahkan nasional, karena memiliki keindahan yang memesona. Pegunjung dapat menikmati wisata alam dengan bebatuan khas Pulau Belitung yang tersusun alami di aliran air dari perbukitan dan hutan alami," ujarnya.
Menurut dia Batu Mentas yang berada di kaki gunung tajam, memiliki potensi yang luar biasa sebagai sebuah destinasi wisata terpadu. Keindahan alam baik sungainya yang jernih maupun hutannya yang masih lebat, keunikan flora dan fauna, kehidupan masyarakat lokal dengan sentra kebun nanas dan ladanya, ditambah dengan keunikan seni budaya tradisionalnya serta keahlian masyarakatnya membuat kerajinan anyaman serta rotan.
"Keindahan alam ini merupakan potensi yang harus dikembangkan dan dikelola, agar memberikan dampak positif untuk lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat di tengah pendemi COVID-19 ini," katanya.
Dengan wisata alami yang populer ini, Gubernur Erzaldi juga mengampanyekan kepada wisatawan pengunjung untuk bersama-sama menjaga kebersihan kawasan ini khususnya dari sampah plastik.
“Membuang sampah plastik kerap tidak disadari menjadi kebiasaan buruk yang merugikan sekali bagi alam. Mari membiasakan diri untuk membuang pada tempat yang telah disediakan. Oleh karena itu, pemda harus berkolaborasilah dengan bank sampah, agar sampah plastik dari tempat ini masih dapat termanfaatkan,” katanya.
Ia berpesan BUMDes yang mengelola wisata Batu Mentas ini untuk pelan-pelan merapikan alur jalan di pinggir aliran air agar lebih mudah bagi pengunjung saat melintasinya.
“Wisata ini sangat menarik, airnya sejuk karena berasal dari perbukitan. Kita harus bisa bersama mengeksplorasi kawasan wisata ini agar lebih menarik untuk dikunjungi dan terus tambah fasilitas umumnya,” katanya.
Baca juga: Bangka Barat usulkan mobil operasional Hatta sebagai cagar budaya
Baca juga: Menteri LHK kunjungi destinasi wisata Mangrove Munjang Babel
Baca juga: Wisata Mangrove, harapan baru warga pesisir Tanjungpunai
Pewarta: Aprionis
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: