Ridwan Kamil: Tes usap di kawasan industri perlu ditingkatkan
4 September 2020 20:25 WIB
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) yang juga Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjau kawasan industri di Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat (4/9/2020). (Dok Humas Pemprov Jabar)
Bandung (ANTARA) - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) yang juga Gubernur Jabar M Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan pengetesan secara masif melalui uji usap (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di kawasan industri perlu ditingkatkan untuk memetakan penyebaran kasus COVID-19 di kawasan industri.
“Semua karyawan di pabrik-pabrik industri wajib mengisi buku harian setiap pagi, menjelaskan selama tidak berada di lingkungan pekerjaan mereka bepergian ke mana saja” kata ang Emil seusai meninjau kawasan industri di Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat.
Kang Emil memberikan arahan kepada perwakilan pengelola kawasan industri yang ada di Kabupaten Bekasi.
Baca juga: Ridwan Kamil katakan ruang merokok bersama sumber penyebaran COVID-19
Dalam arahannya, Kang Emil berujar, edukasi penerapan protokol kesehatan kepada karyawan menjadi hal penting guna memutus penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 melalui transmisi lokal.
“Pastikan semua karyawan pabrik ketika mereka pulang kerja tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Kang Emil.
Selain itu, ia juga menjelaskan, nantinya jawaban dari para karyawan tersebut menjadi bahan analisis gugus tugas di pabrik masing-masing untuk membuat pola kegiatan yang berisiko tinggi.
Dari situ, lanjut Kang Emil, pabrik bisa memetakan pengetesan dan langsung melakukan isolasi mandiri ketika didapat ada karyawan yang reaktif.
Kang Emil pun meminta agar sarana prasarana penunjang di pabrik harus didukung dengan ventilasi ruangan yang memadai agar virus tidak tertahan dalam satu ruangan.
Baca juga: Ridwan Kamil: Jabar mampu Tes PCR 50 ribu per minggu
“Di tempat kerja memang teorinya kalau ada jendela harus dibuka, supaya virus tidak berputar-putar di satu tempat,” ujarnya.
Berikutnya, jika ada penularan transmisi lokal, maka pihak pabrik harus menerapkan work from home terhadap karyawan di kawasan terpapar tersebut dan tidak menutup semua aktivitas kerja pabrik.
“Hal itu agar produktivitas karyawan yang lain tetap terjaga dalam suasana bekerja,” kata Kang Emil.
Pemerintah Provinsi Jabar pun dalam dua minggu ini akan fokus terhadap penanganan pencegahan penyebaran transmisi virus COVID-19 di kawasan industri di Bekasi dan Karawang.
“Saya harap seluruh elemen Gugus Tugas (Jabar) untuk memaksimalkan bantuan alat kesehatan di kawasan industri, karena penyebaran virus COVID-19 di kawasan industri ini sangatlah serius,” kata Kang Emil.
Baca juga: Gubernur Jabar minta tak ada keramaian di Pilkada Serentak 2020
Sementara itu, Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengatakan, pencegahan penularan di kawasan industri salah satunya didukung dengan adanya satuan tugas (satgas).
“Kita juga sudah membentuk satgas di masing-masing lingkungan, dengan membuat Mahajaka (Masyarakat Jaga Kampung) mengaktifkan peran masyarakat baik di perkampungan dan di industri pabrik,” kata Eka.
“Dari 23 kecamatan, tujuh kecamatan di Kabupaten Bekasi masih nol kasus COVID-19. Hal tersebut buah upaya tak kenal lelah yang melibatkan RT/RW siaga melalui edukasi 3M,” imbuhnya.
3M yang dimaksud yakni protokol kesehatan COVID-19 yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.
Baca juga: Pertama kali jalani tes swab, Jojo: rasanya tidak nyaman
Baca juga: Pemkot Bogor siapkan lokasi isolasi khusus untuk kasus COVID-19
Baca juga: Wali kota sebut kasus COVID-19 di kota Bogor meningkat 215 persen
“Semua karyawan di pabrik-pabrik industri wajib mengisi buku harian setiap pagi, menjelaskan selama tidak berada di lingkungan pekerjaan mereka bepergian ke mana saja” kata ang Emil seusai meninjau kawasan industri di Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat.
Kang Emil memberikan arahan kepada perwakilan pengelola kawasan industri yang ada di Kabupaten Bekasi.
Baca juga: Ridwan Kamil katakan ruang merokok bersama sumber penyebaran COVID-19
Dalam arahannya, Kang Emil berujar, edukasi penerapan protokol kesehatan kepada karyawan menjadi hal penting guna memutus penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 melalui transmisi lokal.
“Pastikan semua karyawan pabrik ketika mereka pulang kerja tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Kang Emil.
Selain itu, ia juga menjelaskan, nantinya jawaban dari para karyawan tersebut menjadi bahan analisis gugus tugas di pabrik masing-masing untuk membuat pola kegiatan yang berisiko tinggi.
Dari situ, lanjut Kang Emil, pabrik bisa memetakan pengetesan dan langsung melakukan isolasi mandiri ketika didapat ada karyawan yang reaktif.
Kang Emil pun meminta agar sarana prasarana penunjang di pabrik harus didukung dengan ventilasi ruangan yang memadai agar virus tidak tertahan dalam satu ruangan.
Baca juga: Ridwan Kamil: Jabar mampu Tes PCR 50 ribu per minggu
“Di tempat kerja memang teorinya kalau ada jendela harus dibuka, supaya virus tidak berputar-putar di satu tempat,” ujarnya.
Berikutnya, jika ada penularan transmisi lokal, maka pihak pabrik harus menerapkan work from home terhadap karyawan di kawasan terpapar tersebut dan tidak menutup semua aktivitas kerja pabrik.
“Hal itu agar produktivitas karyawan yang lain tetap terjaga dalam suasana bekerja,” kata Kang Emil.
Pemerintah Provinsi Jabar pun dalam dua minggu ini akan fokus terhadap penanganan pencegahan penyebaran transmisi virus COVID-19 di kawasan industri di Bekasi dan Karawang.
“Saya harap seluruh elemen Gugus Tugas (Jabar) untuk memaksimalkan bantuan alat kesehatan di kawasan industri, karena penyebaran virus COVID-19 di kawasan industri ini sangatlah serius,” kata Kang Emil.
Baca juga: Gubernur Jabar minta tak ada keramaian di Pilkada Serentak 2020
Sementara itu, Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengatakan, pencegahan penularan di kawasan industri salah satunya didukung dengan adanya satuan tugas (satgas).
“Kita juga sudah membentuk satgas di masing-masing lingkungan, dengan membuat Mahajaka (Masyarakat Jaga Kampung) mengaktifkan peran masyarakat baik di perkampungan dan di industri pabrik,” kata Eka.
“Dari 23 kecamatan, tujuh kecamatan di Kabupaten Bekasi masih nol kasus COVID-19. Hal tersebut buah upaya tak kenal lelah yang melibatkan RT/RW siaga melalui edukasi 3M,” imbuhnya.
3M yang dimaksud yakni protokol kesehatan COVID-19 yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.
Baca juga: Pertama kali jalani tes swab, Jojo: rasanya tidak nyaman
Baca juga: Pemkot Bogor siapkan lokasi isolasi khusus untuk kasus COVID-19
Baca juga: Wali kota sebut kasus COVID-19 di kota Bogor meningkat 215 persen
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: