Ratusan Buruh Jatim Tolak ACFTA
21 Januari 2010 13:47 WIB
Sejumlah pengunjuk rasa dari berbagai elemen buruh membentangkan spanduk dan poster, saat berunjuk rasa menolak kesepakan perdagangan bebas antara ASEAN-China atau ASEAN- China Free Trade Agreement (AC-FTA), Kamis (21/1). (ANTARA/R. Rekotomo)
Surabaya (ANTARA News) - Ratusan buruh dari berbagai daerah di Jawa Timur, Kamis, turun ke jalan menolak implementasi kesepakatan bersama perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara dan China (ACFTA).
300 buruh dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, dan Jombang yang tergabung dalam Serikat Serikat Pekerja Nasional (SPN) itu berunjuk rasa di depan gedung DPRD Jatim di Jalan Indrapura, Surabaya.
Menurut Sudarmaji, selaku koordinator aksi, ACFTA menjadi ancaman serius bagi para buruh karena dikhawatirkan produk-produk dalam negeri nantinya kalah bersaing dengan produk-produk China yang semakin membanjiri pasar domestik.
"Pemerintah harus mengantisipasinya karena ACFTA nanti justru malah menyengsarakan buruh," katanya saat berorasi di depan gedung DPRD Jatim.
Ia memperkirakan ACFTA itu nanti akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) para buruh.
"Saat ini saja banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya. Bagaimana nanti kalau ACFTA diberlakukan? Tentu akan semakin menyengsarakan buruh," kata Sudarmaji.
Kepada para perwakilan buruh, Asisten III Sekdaprov Jatim Hary Soegiri mengatakan, ACFTA yang implementasinya dimulai tahun ini merupakan keuntungan bagi sektor usaha.
"Justru inilah tantangan yang harus dihadapi. Semakin produk kita bagus, semakin mampu bersaing di pasaran," kata mantan Kepala Dinas Perhubungan itu.(*)
300 buruh dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, dan Jombang yang tergabung dalam Serikat Serikat Pekerja Nasional (SPN) itu berunjuk rasa di depan gedung DPRD Jatim di Jalan Indrapura, Surabaya.
Menurut Sudarmaji, selaku koordinator aksi, ACFTA menjadi ancaman serius bagi para buruh karena dikhawatirkan produk-produk dalam negeri nantinya kalah bersaing dengan produk-produk China yang semakin membanjiri pasar domestik.
"Pemerintah harus mengantisipasinya karena ACFTA nanti justru malah menyengsarakan buruh," katanya saat berorasi di depan gedung DPRD Jatim.
Ia memperkirakan ACFTA itu nanti akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) para buruh.
"Saat ini saja banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya. Bagaimana nanti kalau ACFTA diberlakukan? Tentu akan semakin menyengsarakan buruh," kata Sudarmaji.
Kepada para perwakilan buruh, Asisten III Sekdaprov Jatim Hary Soegiri mengatakan, ACFTA yang implementasinya dimulai tahun ini merupakan keuntungan bagi sektor usaha.
"Justru inilah tantangan yang harus dihadapi. Semakin produk kita bagus, semakin mampu bersaing di pasaran," kata mantan Kepala Dinas Perhubungan itu.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: