Jakarta (ANTARA) - Direktur Human Capital dan Management PT PLN (Persero) Syofvi Felienty Roekman mengatakan perubahan budaya perusahaan tidak bisa dilakukan secara instan atau dalam waktu singkat.

"Perubahan budaya perusahaan tidak bisa dilakukan secara instan atau dalam waktu yang singkat. Untuk itu perlu peta jalan dalam penerapan budaya AKHLAK di perusahaan," ujar Syofvi dalam webinar Akselerasi Internalisasi Budaya AKHLAK di Jakarta, Kamis.

AKHLAK merupakan singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif yang diterapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai "core values" di lingkungan kementerian.

Syofvi menjelaskan arahan Kementerian BUMN pada tanggal 25 Agustus 2020 yakni penerapan AKHLAK secara keseluruhan baik "core values" dan panduan perilaku tidak dikurangi atau ditambahkan.

Kemudian, hal spesifik yang belum terakomodir dalam AHLAK dapat diakomodir melalui program penguatan budaya tahunan dan contoh perilaku AKHLAK.

Untuk menerapkan program budaya AKHLAK pihaknya menerapkan PLN 123 yakni PLN 1 yakni satu informasi setiap hari, PLN 2 yakni dua capaian setiap minggu, PLN 3 yakni tiga perbaikan setiap bulan.

Direktur SDM dan Pengembangan Sistem PT Waskita Karya (Persero), Hadjar Seti Adji, mengatakan pihaknya mentransformasi budaya perusahaan dari sebelumnya IPTEx menjadi AKHLAK.

Hadjar menjelaskan hal yang pertama dilakukan adalah pemetaan. Pihaknya juga melakukan pemantauan perilaku, kampanye, dorongan dan evaluasi, serta transformasi.

"Nilai AKHLAK tersebut diterjemahkan menjadi harmonis, kompeten, amanah, loyal, adaptif, dan kolaboratif," kata Hadjar.

Untuk menginternalisasi nilai-nilai AKHLAK tersebut membuat video dan juga mengubah mars perusahaan.
Baca juga: Erick tetapkan AKHLAK sebagai "core value" BUMN
Baca juga: Erick tugaskan Deputi SDM tingkatkan akhlak dan talenta pegawai BUMN