Peneliti: petani tembakau butuh perhatian pemerintah
3 September 2020 18:51 WIB
Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) menyampaikan hasil penelitian dalam konferensi pers di Balai Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. (ANTARA/HO - Humas Unimma)
Magelang (ANTARA) - Petani tembakau membutuhkan perhatian pemerintah karena peningkatan kebutuhan tembakau untuk industri rokok selama ini belum menyejahterakan kehidupan mereka, kata peneliti Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) Siti Noor Khikmah.
Khikmah di Magelang, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan kebutuhan tembakau meningkat dari tahun ke tahun dilihat dari pertumbuhan produksi rokok yang naik pada kisaran 5 persen hingga 7,4 persen per tahun.
"Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan kesejahteraan petani tembakau. Posisi tawar petani selalu kalah dibandingkan dengan pihak industri. Namun, masih banyak pula petani yang tetap melakukan budidaya tembakau meskipun sudah mengetahui kendala tersebut," katanya.
Baca juga: Bupati Temanggung : Harga tembakau belum menggembirakan
Ia menyampaikan hal tersebut berdasarkan hasil penelitian tim MTCC Unimma dalam konferensi pers di Balai Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.
Khikmah menuturkan distribusi hasil panen, teknologi olah pascapanen dan pengendalian impor menjadi hal sangat mendesak di masa pandemi ini.
"Petani berharap kepada para stakeholder baik pemerintah maupun pabrikan untuk dapat ikut memfasilitasi terwujudnya perniagaan yang adil sehingga kesejahteraan petani menjadi lebih baik. Kerja sama dan kolaborasi semua pihak diperlukan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani terutama pada masa pandemi COVID-19 ini," katanya.
Baca juga: Ganjar tegur perusahaan rokok yang belum beli tembakau petani
Ketua MTCC Unimma Retno Rusdjijati mengatakan pandemi COVID-19 memang berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk sektor pertanian khususnya tembakau. Komoditas yang kontroversional ini semakin terpuruk akibat daya serap industri rokok rendah.
Ia mengatakan MTCC Unimma melakukan survei terkait kondisi tersebut pada 21-29 Agustus 2020 setelah mendapat banyak laporan dari beberapa petani yang tergabung dalam Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI).
"Petani mengeluhkan penurunan produksi tembakau dan gagal panen di tahun 2020," katanya.
Baca juga: Bupati Temanggung minta petani jaga kualitas tembakau
Retno menyampaikan survei tersebut bertujuan untuk membantu petani menyalurkan aspirasinya kepada pemegang kekuasaan di negeri ini.
"Kami telah melakukan survei di empat kecamatan di Kabupaten Magelang yaitu di Pakis, Sawangan, Kaliangkrik, dan Windusari. Kemudian di Kabupaten Temanggung juga dilakukan di empat kecamatan, yakni Bulu, Jumo, Ngadirejo, dan Kledung," katanya.
Khikmah di Magelang, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan kebutuhan tembakau meningkat dari tahun ke tahun dilihat dari pertumbuhan produksi rokok yang naik pada kisaran 5 persen hingga 7,4 persen per tahun.
"Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan kesejahteraan petani tembakau. Posisi tawar petani selalu kalah dibandingkan dengan pihak industri. Namun, masih banyak pula petani yang tetap melakukan budidaya tembakau meskipun sudah mengetahui kendala tersebut," katanya.
Baca juga: Bupati Temanggung : Harga tembakau belum menggembirakan
Ia menyampaikan hal tersebut berdasarkan hasil penelitian tim MTCC Unimma dalam konferensi pers di Balai Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.
Khikmah menuturkan distribusi hasil panen, teknologi olah pascapanen dan pengendalian impor menjadi hal sangat mendesak di masa pandemi ini.
"Petani berharap kepada para stakeholder baik pemerintah maupun pabrikan untuk dapat ikut memfasilitasi terwujudnya perniagaan yang adil sehingga kesejahteraan petani menjadi lebih baik. Kerja sama dan kolaborasi semua pihak diperlukan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani terutama pada masa pandemi COVID-19 ini," katanya.
Baca juga: Ganjar tegur perusahaan rokok yang belum beli tembakau petani
Ketua MTCC Unimma Retno Rusdjijati mengatakan pandemi COVID-19 memang berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk sektor pertanian khususnya tembakau. Komoditas yang kontroversional ini semakin terpuruk akibat daya serap industri rokok rendah.
Ia mengatakan MTCC Unimma melakukan survei terkait kondisi tersebut pada 21-29 Agustus 2020 setelah mendapat banyak laporan dari beberapa petani yang tergabung dalam Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI).
"Petani mengeluhkan penurunan produksi tembakau dan gagal panen di tahun 2020," katanya.
Baca juga: Bupati Temanggung minta petani jaga kualitas tembakau
Retno menyampaikan survei tersebut bertujuan untuk membantu petani menyalurkan aspirasinya kepada pemegang kekuasaan di negeri ini.
"Kami telah melakukan survei di empat kecamatan di Kabupaten Magelang yaitu di Pakis, Sawangan, Kaliangkrik, dan Windusari. Kemudian di Kabupaten Temanggung juga dilakukan di empat kecamatan, yakni Bulu, Jumo, Ngadirejo, dan Kledung," katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: