Kementan siap buka akses pasar ekspor produk hortikultura asal Malang
3 September 2020 18:26 WIB
Pekerja membungkus kubis hasil produksi petani yang ada di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (3/9/2020). Kubis tersebut diekspor ke beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura. Termasuk ke Taiwan. ANTARA/Vicki Febrianto
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya untuk menyiapkan akses pasar ekspor untuk produk-produk hortikultura asal dalam negeri, termasuk yang berasal dari wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa, dengan kualitas produk hortikultura yang dimiliki Kabupaten Malang, sudah seharusnya pasar luar negeri membutuhkan produk-produk tersebut.
"Saya mendorong untuk ekspor ke negara lain. Saat ini pemenuhan untuk negara-negara di Asia," kata Syahrul, di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis.
Syahrul menambahkan, pelaku usaha eksportir yang juga sebagai petani di Kabupaten Malang, harus mampu menembus pasar timur tengah, seperti Uni Emirat Arab, atau Abu Dhabi. Pemerintah, akan membantu untuk membuka akses pasar itu.
Menurut Syahrul, jutaan warga Indonesia selama ini melakukan ibadah haji dan umroh ke Tanah Suci, sudah seharusnya, pasokan sayuran maupun buah-buahan didatangkan dari Indonesia, bukan dari negara lain.
"Pelaku usaha mempersiapkan rencana, saya akan membantu akses pasar. Nanti kita akan bicara dengan Abu Dhabi, dan lainnya," kata Syahrul.
Syahrul bersama seluruh pemangku kepentingan terkait mulai dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat, akan berupaya untuk memperlancar pembukaan akses pasar untuk ekspor produk-produk pertanian asal Indonesia.
"Jika ada masalah ekspor, beri tahu saya. Tugas saya, dirjen, dan gubernur adalah memperlancar semuanya," ujar Syahrul.
Sementara itu, eksportir komoditas hortikultura asal Kabupaten Malang Andrea Subkhan mengatakan bahwa, dirinya saat ini tengah mengincar pasar Abu Dhabi untuk produk-produk hortikultura asal Kabupaten Malang.
Andre telah memasok kebutuhan komoditas hortikultura di beberapa negara Asia, seperti Singapura dan Malaysia. Termasuk Taiwan. Ekspor yang dilakukan per minggunya kurang lebih sebanyak 29 kontainer, dengan nilai sebesar Rp3 miliar.
"Sangat bagus dengan adanya dorongan dari Pak Menteri. Selama ini saya sudah merintis untuk negara lain seperti Singapura, Malaysia. Yang saya ingin rintis kali ini ke Abu Dhabi," kata Andre.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian melepas ekspor empat kontainer produk hortikultura berupa kubis, untuk diekspor ke Taiwan. Masing-masing kontainer berisikan 25 ton kubis dengan harga mencapai Rp40 ribu per kilogram, yang diharapkan bisa terus meningkat.
Selain kubis, beberapa produk hortikultura lain yang memiliki pasar ekspor menjanjikan adalah sawi putih, selada romain, selada lettuce, yang kebanyakan dijadikan bahan baku salad. Produk-produk yang diekspor, mayoritas berasal dari para petani yang ada di wilayah Kabupaten Malang.
Baca juga: Mentan lepas ekspor produk hortikultura asal Malang ke Taiwan
Baca juga: Pemerintah catat ekspor buah lokal selama pandemi meningkat tajam
Baca juga: Mentan tegaskan Indonesia tidak batasi ekspor perkebunan-hortikultura
Baca juga: Hingga Maret 2020, Mentan catat nilai ekspor pertanian Rp100,7 triliun
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa, dengan kualitas produk hortikultura yang dimiliki Kabupaten Malang, sudah seharusnya pasar luar negeri membutuhkan produk-produk tersebut.
"Saya mendorong untuk ekspor ke negara lain. Saat ini pemenuhan untuk negara-negara di Asia," kata Syahrul, di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis.
Syahrul menambahkan, pelaku usaha eksportir yang juga sebagai petani di Kabupaten Malang, harus mampu menembus pasar timur tengah, seperti Uni Emirat Arab, atau Abu Dhabi. Pemerintah, akan membantu untuk membuka akses pasar itu.
Menurut Syahrul, jutaan warga Indonesia selama ini melakukan ibadah haji dan umroh ke Tanah Suci, sudah seharusnya, pasokan sayuran maupun buah-buahan didatangkan dari Indonesia, bukan dari negara lain.
"Pelaku usaha mempersiapkan rencana, saya akan membantu akses pasar. Nanti kita akan bicara dengan Abu Dhabi, dan lainnya," kata Syahrul.
Syahrul bersama seluruh pemangku kepentingan terkait mulai dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat, akan berupaya untuk memperlancar pembukaan akses pasar untuk ekspor produk-produk pertanian asal Indonesia.
"Jika ada masalah ekspor, beri tahu saya. Tugas saya, dirjen, dan gubernur adalah memperlancar semuanya," ujar Syahrul.
Sementara itu, eksportir komoditas hortikultura asal Kabupaten Malang Andrea Subkhan mengatakan bahwa, dirinya saat ini tengah mengincar pasar Abu Dhabi untuk produk-produk hortikultura asal Kabupaten Malang.
Andre telah memasok kebutuhan komoditas hortikultura di beberapa negara Asia, seperti Singapura dan Malaysia. Termasuk Taiwan. Ekspor yang dilakukan per minggunya kurang lebih sebanyak 29 kontainer, dengan nilai sebesar Rp3 miliar.
"Sangat bagus dengan adanya dorongan dari Pak Menteri. Selama ini saya sudah merintis untuk negara lain seperti Singapura, Malaysia. Yang saya ingin rintis kali ini ke Abu Dhabi," kata Andre.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian melepas ekspor empat kontainer produk hortikultura berupa kubis, untuk diekspor ke Taiwan. Masing-masing kontainer berisikan 25 ton kubis dengan harga mencapai Rp40 ribu per kilogram, yang diharapkan bisa terus meningkat.
Selain kubis, beberapa produk hortikultura lain yang memiliki pasar ekspor menjanjikan adalah sawi putih, selada romain, selada lettuce, yang kebanyakan dijadikan bahan baku salad. Produk-produk yang diekspor, mayoritas berasal dari para petani yang ada di wilayah Kabupaten Malang.
Baca juga: Mentan lepas ekspor produk hortikultura asal Malang ke Taiwan
Baca juga: Pemerintah catat ekspor buah lokal selama pandemi meningkat tajam
Baca juga: Mentan tegaskan Indonesia tidak batasi ekspor perkebunan-hortikultura
Baca juga: Hingga Maret 2020, Mentan catat nilai ekspor pertanian Rp100,7 triliun
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: