Mentan dorong Malang jadi penghasil bibit alpukat berkualitas
3 September 2020 17:25 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) pada saat meninjau lokasi penakar bibit alpukat, di Desa Wonorego, Kecamatan Lawan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (3/9/2020). (ANTARA/HO-Humas Kementerian Pertanian/VFT)
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, untuk menjadi penghasil bibit alpukat berkualitas, karena dinilai memiliki potensi yang sangat besar.
Syahrul mengatakan, Kabupaten Malang memiliki kemampuan yang cukup baik untuk mengembangkan bibit-bibit unggul seperti buah dan sayuran, sehingga ada potensi besar untuk pengembangan budidaya buah, serta aneka tanaman hortikultura lainnya.
"Kami hadir di sini untuk memastikan bahwa program-program yang ada di Malang akan terus kami dorong demi menghadirkan bibit-bibit yang unggul dan berkualitas," kata Syahrul, di Desa Wonorego, Kecamatan Lawan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis.
Sebagai catatan, di Desa Wonorego itu tersebut memiliki lahan seluas dua hektare, yang dipergunakan untuk penakar benih alpukat. Dari luasan tersebut, saat ini sudah ada 30 ribu pohon alpukat yang siap dipanen.
Syahrul menambahkan, sejak lama wilayah Kabupaten Malang dikenal memiliki kemampuan uyang cukup baik dalam bidang pembibitan. Hal tersebut dikarenakan adanya kolaborasi kinerja antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan pemerintah daerah.
Salah satu buah-buahan yang dinilai berhasil dikembangkan dengan baik, lanjut Syahrul, adalah bibit alpukat. Diharapkan, produk tersebut bisa menghadirkan alpukat berkualitas tinggi bukan hanya untuk pasar dalam negeri, akan tetapi juga mancanegara untuk ke depannya.
"Saya yakin ini akan menjadi kontribusi sumbangsih hadirnya alpukat-alpukat kualitas tinggi di Indonesia," katanya.
Baca juga: Alpukat termahal asal Singkawang, harganya capai Rp100.000/kg
Oleh karena itu, Mentan mengapresiasi kinerja Bupati Malang yang menyiapkan sarana prasarana produksi pertanian secara lengkap, sehingga kelompok tani mampu termotivasi melakukan inovasi yang dapat menjadi andalan nasional.
Salah satu penakar bibit alpukat dari Kelompok tani Karya Makmur Gapoktan Nakula, Nyoto mengaku terbantu karena selama ini Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa pelatihan pasca-panen, budidaya, serta batuan alsintan (alat mesin pertanian) yang cukup masif.
"Berkat bantuan tersebut kami di desa sudah mengenal pertanian modern dari sistem treatment tanah, pupuk, dan pemilihan bibit," kata Nyoto.
Nyoto menilai dari tahun ke tahun usaha alpukat mengalami peningkatan yang cukup tajam, terutama dalam dua tahun terakhir. Nyoto mengatakan bahwa hasil dari panen alpukatnya disuplai ke berbagai macam daerah.
"Pemintaan buah luar biasa. Untuk buah yang berumur 15 tahun bisa menghasilkan pendapatan 22 juta. Umur 5 tahun ada yang menghasilkan 7 juta," kata Nyoto.
Baca juga: Cara mudah memilih alpukat yang sudah matang
Syahrul mengatakan, Kabupaten Malang memiliki kemampuan yang cukup baik untuk mengembangkan bibit-bibit unggul seperti buah dan sayuran, sehingga ada potensi besar untuk pengembangan budidaya buah, serta aneka tanaman hortikultura lainnya.
"Kami hadir di sini untuk memastikan bahwa program-program yang ada di Malang akan terus kami dorong demi menghadirkan bibit-bibit yang unggul dan berkualitas," kata Syahrul, di Desa Wonorego, Kecamatan Lawan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis.
Sebagai catatan, di Desa Wonorego itu tersebut memiliki lahan seluas dua hektare, yang dipergunakan untuk penakar benih alpukat. Dari luasan tersebut, saat ini sudah ada 30 ribu pohon alpukat yang siap dipanen.
Syahrul menambahkan, sejak lama wilayah Kabupaten Malang dikenal memiliki kemampuan uyang cukup baik dalam bidang pembibitan. Hal tersebut dikarenakan adanya kolaborasi kinerja antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan pemerintah daerah.
Salah satu buah-buahan yang dinilai berhasil dikembangkan dengan baik, lanjut Syahrul, adalah bibit alpukat. Diharapkan, produk tersebut bisa menghadirkan alpukat berkualitas tinggi bukan hanya untuk pasar dalam negeri, akan tetapi juga mancanegara untuk ke depannya.
"Saya yakin ini akan menjadi kontribusi sumbangsih hadirnya alpukat-alpukat kualitas tinggi di Indonesia," katanya.
Baca juga: Alpukat termahal asal Singkawang, harganya capai Rp100.000/kg
Oleh karena itu, Mentan mengapresiasi kinerja Bupati Malang yang menyiapkan sarana prasarana produksi pertanian secara lengkap, sehingga kelompok tani mampu termotivasi melakukan inovasi yang dapat menjadi andalan nasional.
Salah satu penakar bibit alpukat dari Kelompok tani Karya Makmur Gapoktan Nakula, Nyoto mengaku terbantu karena selama ini Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa pelatihan pasca-panen, budidaya, serta batuan alsintan (alat mesin pertanian) yang cukup masif.
"Berkat bantuan tersebut kami di desa sudah mengenal pertanian modern dari sistem treatment tanah, pupuk, dan pemilihan bibit," kata Nyoto.
Nyoto menilai dari tahun ke tahun usaha alpukat mengalami peningkatan yang cukup tajam, terutama dalam dua tahun terakhir. Nyoto mengatakan bahwa hasil dari panen alpukatnya disuplai ke berbagai macam daerah.
"Pemintaan buah luar biasa. Untuk buah yang berumur 15 tahun bisa menghasilkan pendapatan 22 juta. Umur 5 tahun ada yang menghasilkan 7 juta," kata Nyoto.
Baca juga: Cara mudah memilih alpukat yang sudah matang
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020
Tags: