Kominfo: Satelit Satria perkuat ekonomi digital termasuk pembayaran
3 September 2020 11:31 WIB
Ilustrasi - Roket SpaceX Falcon yang membawa satelit komunikasi Arabsat 6A lepas landas dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Kamis (11/4/2019) waktu setempat. ANTARA FOTO/REUTERS/Thom Baur/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan Satelit Republik Indonesia (Satria) yang ditargetkan beroperasi pada 2023, akan memperkuat transformasi ekonomi digital termasuk mendukung digitalisasi sistem pembayaran terutama di daerah yang belum terjangkau jaringan internet.
"Percepatan transformasi digital itu secara langsung dan tidak langsung mendukung ekosistem pembayaran digital masa pandemi dan setelah keluar dari pandemi," kata Staf Khusus Menteri Kominfo Dedi Permadi dalam webinar sistem pembayaran digital di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Gandeng SpaceX, Satelit Satria bakal meluncur 2023
Menurut dia, upaya itu dilakukan salah satunya karena potensi yang besar dari pertumbuhan ekonomi digital apalagi pada masa pandemi COVID-19 yang mendorong manusia beradaptasi lebih cepat dengan ekosistem digital.
Selama masa pandemi atau hanya pada April 2020, kata dia, total toko yang menggunakan sistem pembayaran digital mencapai 4,3 juta dengan transaksi mencapai Rp17,6 triliun
Besarnya potensi tersebut mendorong percepatan transformasi digital yang juga diharapkan mendukung kinerja UMKM karena dari sekitar 64 juta pelaku UMKM, baru 14,8 persen atau 9,4 juta yang memanfaatkan transaksi dan bisnis secara digital
Meski begitu, ia mengakui infrastruktur teknologi telekomunikasi di Indonesia masih harus digenjot mengingat masih ada daerah yang tidak terjangkau generasi keempat jaringan internet atau 4G di Tanah Air.
"Ada 479 ribu BTS dan sudah di-deploy di penjuru Indonesia tapi itu belum cukup karena luas wilayah Indonesia begitu besar," katanya.
Ia merinci dari 83.218 desa dan kelurahan, ada 12.548 desa yang belum terjangkau sinyal 4G memadai sehingga menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan hingga 2022.
Kemudian, lanjut dia, ada 150 ribu titik layanan publik yang belum ada fasilitas internet yang memadai seperti kesehatan, perbankan, dan layanan pemerintahan.
"Ini yang kami harapkan penuntasan infrastruktur telekomunikasi bisa terselesaikan dan harapannya Satelit Satria bisa beroperasi pada kuartal ketiga 2023," imbuhnya.
Dedi menambahkan pada Kamis ini akan ditandatangani kerja sama pengerahan Satelit Satria sebagai satelit multifungsi yang akan menjangkau 150 ribu titik yang belum terjangkau layanan internet tersebut.
Satelit Satria rencananya akan meluncur pada 2023 dengan menggandeng perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, sebagai pabrikan untuk satelit peluncur.
Baca juga: Kominfo sepakati KPBU satelit multifungsi
Baca juga: PII beri penjaminan proyek KPBU Satelit Satria
"Percepatan transformasi digital itu secara langsung dan tidak langsung mendukung ekosistem pembayaran digital masa pandemi dan setelah keluar dari pandemi," kata Staf Khusus Menteri Kominfo Dedi Permadi dalam webinar sistem pembayaran digital di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Gandeng SpaceX, Satelit Satria bakal meluncur 2023
Menurut dia, upaya itu dilakukan salah satunya karena potensi yang besar dari pertumbuhan ekonomi digital apalagi pada masa pandemi COVID-19 yang mendorong manusia beradaptasi lebih cepat dengan ekosistem digital.
Selama masa pandemi atau hanya pada April 2020, kata dia, total toko yang menggunakan sistem pembayaran digital mencapai 4,3 juta dengan transaksi mencapai Rp17,6 triliun
Besarnya potensi tersebut mendorong percepatan transformasi digital yang juga diharapkan mendukung kinerja UMKM karena dari sekitar 64 juta pelaku UMKM, baru 14,8 persen atau 9,4 juta yang memanfaatkan transaksi dan bisnis secara digital
Meski begitu, ia mengakui infrastruktur teknologi telekomunikasi di Indonesia masih harus digenjot mengingat masih ada daerah yang tidak terjangkau generasi keempat jaringan internet atau 4G di Tanah Air.
"Ada 479 ribu BTS dan sudah di-deploy di penjuru Indonesia tapi itu belum cukup karena luas wilayah Indonesia begitu besar," katanya.
Ia merinci dari 83.218 desa dan kelurahan, ada 12.548 desa yang belum terjangkau sinyal 4G memadai sehingga menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan hingga 2022.
Kemudian, lanjut dia, ada 150 ribu titik layanan publik yang belum ada fasilitas internet yang memadai seperti kesehatan, perbankan, dan layanan pemerintahan.
"Ini yang kami harapkan penuntasan infrastruktur telekomunikasi bisa terselesaikan dan harapannya Satelit Satria bisa beroperasi pada kuartal ketiga 2023," imbuhnya.
Dedi menambahkan pada Kamis ini akan ditandatangani kerja sama pengerahan Satelit Satria sebagai satelit multifungsi yang akan menjangkau 150 ribu titik yang belum terjangkau layanan internet tersebut.
Satelit Satria rencananya akan meluncur pada 2023 dengan menggandeng perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, sebagai pabrikan untuk satelit peluncur.
Baca juga: Kominfo sepakati KPBU satelit multifungsi
Baca juga: PII beri penjaminan proyek KPBU Satelit Satria
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: