Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng mengemukakan bahwa apa yang dilakukan pemerintah untuk tetap membangun optimisme di tengah ancaman resesi adalah hal tepat.

"Dunia ini memang tidak seindah yang dibayangkan atau yang dikatakan. Tetapi kan optimisme harus dibangkitkan. Kalau pemerintah tidak bangun optimisme dalam situasi seperti sekarang ini, ya rusak negara ini," kata Mekeng lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Mekeng menjelaskan, yang dilakukan pemerintah saat ini adalah mencegah supaya pertumbuhan ekonomi di kuartal III (Juli-September) dan kuartal IV (Oktober-Desember) tidak turun ke minus yang lebih dalam lagi.

Menurut dia, pemerintah sedang bekerja membalikkan pertumbuhan ekonomi dari minus 5,32 persen pada kuartal II (April-Juni), turun ke minus 1 persen atau nol persen pada kuartal III, bahkan bila perlu menjadi positif.

"Kalau ekonomi naik dari minus 5,32 persen menjadi minus 3 persen seperti disampaikan Ekonom Faisal Basri, tentu itu dampak dari program-program yang dilakukan selama ini. Tentu ini merupakan signal dari perbaikan ekonomi kita," jelas Mekeng.

Menurut mantan Ketua Komisi XI DPR ini, negara ini sedang mencari momentum atau tren agar terjadi pembalikan dari pertumbuhan ekonomi.

Caranya dengan melahirkan berbagai kebijakan konkrit yang bisa menggerakkan perekonomian. Misalnya penggelontoran anggaran yang besar ke UMKM, membentuk program kartu pra kerja yang mencapai Rp2,4 juta per orang, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp600.000 per orang, dan relaksasi serta restrukturisasi kredit dari perbankan.

Itu semua, lanjut Mekeng, adalah program-program untuk pemulihan ekonomi dan pemerintah tentunya harus memberikan harapan optimisme kepada masyarakat.

“Masak harus ciptakan pesimisme. Nanti masyarakat tidak semangat dan hanya meratapi akan hadirnya resesi," jelas Mekeng.

Mekeng menegaskan program yang dijalankan pemerintah telah dibahas bersama DPR. Artinya program pemulihan ekonomi bukan sesuka hati pemerintah tetapi mendapat masukan dan pertimbangan dari parlemen.

Di sisi lain, program-program yang diluncurkan juga sebagai upaya untuk membangkitkan daya beli masyarakat.

Pasalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih besar disokong oleh konsumsi masyarakat. Pemerintah memang sedang menarik investasi dengan berbagai cara.

Namun belum banyak berhasil dalam situasi krisis seperti sekarang. Maka yang dikerjakan saat ini adalah menjalankan program konkrit berupa dukungan besar ke UMKM karena UMKM menjadi motor penggerak ekonomi.

UMKM yang hidup dan bergerak penuh akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian bisa meningkatkan konsumsi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Sri Mulyani jelaskan komponen sumber pertumbuhan ekonomi 2021
Baca juga: Chatib Basri prediksikan ekonomi RI kuartal III masih lambat