Jumlah tempat tidur rumah sakit Indonesia masih kurang, kata Bappenas
31 Agustus 2020 17:34 WIB
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Pungkas Bahjuri Ali saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Senin (31/8/2020). (FOTO ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Jakarta (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan jumlah tempat tidur di rumah sakit Indonesia masih kurang dan belum tersebar merata sehingga perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat.
“Saat ini ketersediaan tempat tidur rumah sakit relatif kurang merata. Ini tidak hanya terjadi di daerah timur namun juga sejumlah daerah lainnya jika melihat pada rasio atau jumlah penduduk,” kata Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Pungkas Bahjuri Ali saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan total tempat tidur di seluruh rumah sakit Tanah Air saat ini ialah 276.525 unit atau setara dengan rasio 1,33 tempat tidur per 1.000 penduduk.
Dari jumlah tersebut, ia memperkirakan adanya kebutuhan tambahan tempat tidur sebanyak 119.299 unit.
Kondisi tersebut sebenarnya menunjukkan fasilitas kesehatan yang memang masih belum begitu memadai sehingga diharapkan rasio ketersediaan tempat tidur tersebut ke depannya dapat meningkat.
Hal itu termasuk pula untuk daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Maluku, Bengkulu, Papua, Nusa Tenggara Barat dan sebagainya.
Bahkan berdasarkan data yang ada, ujar dia, hanya DKI Jakarta dan Sulawesi Utara yang sudah melebihi rasio 1,9 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk.
“Oleh sebab itu perlu adanya beberapa penguatan untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan terutama pada kondisi COVID-19 sekarang ini dan harus merata di seluruh wilayah,” katanya.
Selain ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, ia juga melihat terdapat beberapa hambatan terutama dari segi kualitas rumah sakit yakni salah satunya terkait akreditasi.
Ia mengatakan saat ini kualitas rumah sakit rujukan belum terstandar di mana tiga rumah sakit rujukan nasional dan 20 rumah sakit rujukan provinsi belum terakreditasi internasional. Kemudian 56 rumah sakit rujukan regional belum terakreditasi Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Paripurna.
Bahkan di sisi pelayanan, hanya 76,4 persen rumah sakit yang memiliki neonatal intensive care unit. (NICU) dan 54,9 persen memiliki intensive coronary care unit (ICCU).
“Memang tidak semua harus memiliki NICU atau ICCU, namun dalam keadaan COVID-19, ini juga harus ditingkatkan,” demikian Pungkas Bahjuri Ali.
Baca juga: Presiden: Rasio tempat tidur rs di Indonesia 1,2/1.000 penduduk
Baca juga: Yurianto: 10 ribu tempat tidur di 1.000 RS untuk pasien COVID-19
Baca juga: Lima persen tempat tidur RS rujukan DKI khusus untuk Corona
“Saat ini ketersediaan tempat tidur rumah sakit relatif kurang merata. Ini tidak hanya terjadi di daerah timur namun juga sejumlah daerah lainnya jika melihat pada rasio atau jumlah penduduk,” kata Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Pungkas Bahjuri Ali saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan total tempat tidur di seluruh rumah sakit Tanah Air saat ini ialah 276.525 unit atau setara dengan rasio 1,33 tempat tidur per 1.000 penduduk.
Dari jumlah tersebut, ia memperkirakan adanya kebutuhan tambahan tempat tidur sebanyak 119.299 unit.
Kondisi tersebut sebenarnya menunjukkan fasilitas kesehatan yang memang masih belum begitu memadai sehingga diharapkan rasio ketersediaan tempat tidur tersebut ke depannya dapat meningkat.
Hal itu termasuk pula untuk daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Maluku, Bengkulu, Papua, Nusa Tenggara Barat dan sebagainya.
Bahkan berdasarkan data yang ada, ujar dia, hanya DKI Jakarta dan Sulawesi Utara yang sudah melebihi rasio 1,9 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk.
“Oleh sebab itu perlu adanya beberapa penguatan untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan terutama pada kondisi COVID-19 sekarang ini dan harus merata di seluruh wilayah,” katanya.
Selain ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, ia juga melihat terdapat beberapa hambatan terutama dari segi kualitas rumah sakit yakni salah satunya terkait akreditasi.
Ia mengatakan saat ini kualitas rumah sakit rujukan belum terstandar di mana tiga rumah sakit rujukan nasional dan 20 rumah sakit rujukan provinsi belum terakreditasi internasional. Kemudian 56 rumah sakit rujukan regional belum terakreditasi Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Paripurna.
Bahkan di sisi pelayanan, hanya 76,4 persen rumah sakit yang memiliki neonatal intensive care unit. (NICU) dan 54,9 persen memiliki intensive coronary care unit (ICCU).
“Memang tidak semua harus memiliki NICU atau ICCU, namun dalam keadaan COVID-19, ini juga harus ditingkatkan,” demikian Pungkas Bahjuri Ali.
Baca juga: Presiden: Rasio tempat tidur rs di Indonesia 1,2/1.000 penduduk
Baca juga: Yurianto: 10 ribu tempat tidur di 1.000 RS untuk pasien COVID-19
Baca juga: Lima persen tempat tidur RS rujukan DKI khusus untuk Corona
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: