Luhut: Selain makanan dan fesyen, UMKM harus transformasi ke teknologi
30 Agustus 2020 12:25 WIB
Tangkapan layar - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat menjadi pembicara kunci dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI dalam GerNas Bangga Buatan Indonesia dengan tema "Mewujudkan UMKM sebagai Kekuatan Baru Perekonomian Nasional: Sinergi Program Transformasi UMKM Memasuki Ekosistem Digital" di Jakarta, Minggu (30/8/2020). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga harus bertransformasi ke sektor teknologi, tidak hanya terpaku pada sektor makanan dan juga fesyen.
"Apabila kita tidak bertransformasi, Indonesia akan tertinggal. Di Taiwan, Jerman, dan Korea Selatan, di mana UMKM-nya sudah mulai suplai untuk industri "high technology". Jadi UMKM sekarang jangan kita berpikir untuk makanan dan untuk fesyen itu saja, tapi sudah mulai kita lakukan untuk bertransoformasi kepada high technology," ujar Luhut saat menjadi pembicara kunci dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI dalam GerNas Bangga Buatan Indonesia dengan tema "Mewujudkan UMKM sebagai Kekuatan Baru Perekonomian Nasional: Sinergi Program Transformasi UMKM Memasuki Ekosistem Digital" di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Mau kembangkan wisata medis, Luhut minta BKPM cari investor
Luhut meyakini, pelaku UMKM di Indonesia mampu bertransformasi dan masuk ke sektor teknologi dan pemerintah berkomitmen akan terus mendorong dan membantu terwujudnya hal tersebut melalui kebijakan-kebijakan yang akomodatif.
"UMKM adalah salah satu pilar utama perekonomian Indonesia, dan itu bisa kita lakukan, sehingga kredit-kredit UMKM Rp10 miliar perlu kita lihat untuk mungkin pada sampai sasaran lebih besar agar UMKM yang masuk dalam bidang high technology itu juga akan mendapatkan peluangnya," kata Luhut.
Pandemi COVID-19, lanjut Luhut, telah menghantam semua sektor ekonomi, tak terkecuali UMKM. Pelaku UMKM pun dituntut untuk beradaptasi, salah satunya dengan masuk ke ekosistem digital untuk memasarkan produk-produknya di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Melalui kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, pemerintah pun telah membantu memfasilitasi hal tersebut.
"Kita sudah mulai buktikan kita mampu mendorong lebih dari 1,6 jut unit UMKM untuk masuk ke ekosistem digital sejak 14 Mei lalu. Angka ini sudah mencapai 83-85 persen dari target 2 juta UKM sebagaimana arahan Bapak Presiden," ujar Luhut.
Baca juga: Menparekraf paparkan hambatan UMKM kreatif masuk pasar global
Luhut menambahkan, untuk mendukung UMKM, masyarakat juga harus menunjukkan keberpihakan untuk membeli produk-produk yang memiliki tingkat komponen dalam negeri yang tinggi.
"Presiden juga tegas menyatakan agar semua K/Ldan BUMN membeli produk-produk Indonesia sehingga betul-betul kita dorong UMKM kita," katanya.
Baca juga: Gubernur BI beberkan tiga langkah majukan UMKM di era digital
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kreativitas, digitalisasi, dan sinergi merupakan kunci untuk menciptakan nilai tambah dalam memajukan UMKM sebagai kekuatan baru perekonomian nasional di era digital.
"Pertama, kreativitas dengan meningkatkan nilai tambah produk UMKM. Kedua, digitalisasi melalui inisiasi UMKM Go Digital dan integrasi ekonomi keuangan digital melalui infrastruktur sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan andal. Ketiga, sinergi kebijakan nasional pusat dan daerah dengan memprioritaskan sektor-sektor, memperkuat model bisnis yang terintegrasi, dan secara end to end mendorong kemajuan UMKM. Bank Indonesia senantiasa mendukung Pemerintah menjadikan UMKM sebagai kekuatan baru perekonomian nasional," ujar Perry.
"Apabila kita tidak bertransformasi, Indonesia akan tertinggal. Di Taiwan, Jerman, dan Korea Selatan, di mana UMKM-nya sudah mulai suplai untuk industri "high technology". Jadi UMKM sekarang jangan kita berpikir untuk makanan dan untuk fesyen itu saja, tapi sudah mulai kita lakukan untuk bertransoformasi kepada high technology," ujar Luhut saat menjadi pembicara kunci dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI dalam GerNas Bangga Buatan Indonesia dengan tema "Mewujudkan UMKM sebagai Kekuatan Baru Perekonomian Nasional: Sinergi Program Transformasi UMKM Memasuki Ekosistem Digital" di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Mau kembangkan wisata medis, Luhut minta BKPM cari investor
Luhut meyakini, pelaku UMKM di Indonesia mampu bertransformasi dan masuk ke sektor teknologi dan pemerintah berkomitmen akan terus mendorong dan membantu terwujudnya hal tersebut melalui kebijakan-kebijakan yang akomodatif.
"UMKM adalah salah satu pilar utama perekonomian Indonesia, dan itu bisa kita lakukan, sehingga kredit-kredit UMKM Rp10 miliar perlu kita lihat untuk mungkin pada sampai sasaran lebih besar agar UMKM yang masuk dalam bidang high technology itu juga akan mendapatkan peluangnya," kata Luhut.
Pandemi COVID-19, lanjut Luhut, telah menghantam semua sektor ekonomi, tak terkecuali UMKM. Pelaku UMKM pun dituntut untuk beradaptasi, salah satunya dengan masuk ke ekosistem digital untuk memasarkan produk-produknya di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Melalui kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, pemerintah pun telah membantu memfasilitasi hal tersebut.
"Kita sudah mulai buktikan kita mampu mendorong lebih dari 1,6 jut unit UMKM untuk masuk ke ekosistem digital sejak 14 Mei lalu. Angka ini sudah mencapai 83-85 persen dari target 2 juta UKM sebagaimana arahan Bapak Presiden," ujar Luhut.
Baca juga: Menparekraf paparkan hambatan UMKM kreatif masuk pasar global
Luhut menambahkan, untuk mendukung UMKM, masyarakat juga harus menunjukkan keberpihakan untuk membeli produk-produk yang memiliki tingkat komponen dalam negeri yang tinggi.
"Presiden juga tegas menyatakan agar semua K/Ldan BUMN membeli produk-produk Indonesia sehingga betul-betul kita dorong UMKM kita," katanya.
Baca juga: Gubernur BI beberkan tiga langkah majukan UMKM di era digital
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kreativitas, digitalisasi, dan sinergi merupakan kunci untuk menciptakan nilai tambah dalam memajukan UMKM sebagai kekuatan baru perekonomian nasional di era digital.
"Pertama, kreativitas dengan meningkatkan nilai tambah produk UMKM. Kedua, digitalisasi melalui inisiasi UMKM Go Digital dan integrasi ekonomi keuangan digital melalui infrastruktur sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan andal. Ketiga, sinergi kebijakan nasional pusat dan daerah dengan memprioritaskan sektor-sektor, memperkuat model bisnis yang terintegrasi, dan secara end to end mendorong kemajuan UMKM. Bank Indonesia senantiasa mendukung Pemerintah menjadikan UMKM sebagai kekuatan baru perekonomian nasional," ujar Perry.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: