Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengemukakan, terjadi peningkatan keterisian (occupancy rate) di rumah sakit rujukan Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) di ibu kota.

"Kami selalu memantau kapasitas pemanfaatan tempat tidur (di RS rujukan), memang kondisi saat ini lebih meningkat dibandingkan bulan lalu," kata Widyastuti saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

Widyastuti mengatakan dari 67 rumah sakit rujukan COVID-19, sebagian besar tempat tidur di ruang isolasi maupun di kamar ICU sudah terisi. Bahkan, persentasenya sudah hampir menyentuh 70 persen.

"Kita sekarang naik, hampir 70 persen (kapasitas rumah sakit rujukan COVID-19 terpakai)," ujarnya.

Untuk mengatasi hal ini, Widyastuti sedang berupaya meningkatkan kapasitas tempat tidur dan infrastrukturnya di rumah sakit rujukan COVID-19, termasuk sumber daya manusianya.

"Kami juga harus menguatkan SDM dengan merekrut SDM yang profesional untuk membantu layanan kami. Jadi ketika kita menambah kapasitas ICU, tidak hanya alat saja. Nanti alatnya ada tapi orangnya enggak ada lagi," kata dia.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Jakarta kembali tertinggi
Baca juga: Beda jumlah kasus COVID-19 DKI dan nasional terkait pemotongan data
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti saat istirahat usai rapat pagi di Ruang Komisi E DPRD DKI Jakarta, Ahad (8/12/2019). ANTARA/Livia Kristianti/am.
Pertambahan kasus positif pada Sabtu sebanyak 888 kasus dengan jumlah kasus aktif di Jakarta sampai saat ini sebanyak 7.226 orang yang masih dirawat/isolasi.

Sedangkan jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 38.166 kasus. Dari jumlah tersebut, 29.768 orang dinyatakan telah sembuh. Tingkat kesembuhan di DKI Jakarta 78 persen.

Sebanyak 1.172 orang meninggal dunia. Tingkat kematian 3,1 persen jika dibanding total kasus.

Widyastuti juga mengingatkan masyarakat bahwa terpapar COVID-19 bukanlah hal yang memalukan dan tak perlu distigma negatif, karena semua orang bisa terpapar penyakit akibat virus novel corona jenis baru ini.

"Ini bukan penyakit memalukan, bukan akibat gaya hidup yang salah. Ini bisa menyerang siapa saja, meskipun protokolnya sudah kuat tapi saat kita interaksi dengan sekeliling kita yang tidak jaga jarak, bisa membuat jadi berisiko," kata Widyastuti.

Dengan kasus positif COVID-19 di Ibu Kota terus bertambah, kata Widyastuti, kondisi di Jakarta belum aman. Masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan dengan menerapkan 3M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan.

"Kita belum aman, kita harus mulai mengendalikan dengan cara itu dan ini seperti penyakit infeksi yang bisa sembuh, angka kesembuhan 70 persen. Artinya ayo kita bersama-sama untuk ikut memotivasi, memberikan rasa aman bahwa COVID-19 bisa sembuh," kata Widyastuti.