PHRI-INACA kerja sama untuk pulihkan sektor pariwisata
29 Agustus 2020 16:46 WIB
Ketua Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja (kiri) dan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani (kanan) berfoto usai melakukan penandatanganan kerja sama di Badung, Bali, Sabtu (29/8/2020).(Antara)
Badung (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menandatangani kerja sama penyediaan paket perjalanan wisata yang terjangkau dan aman bagi wisatawan domestik sebagai salah satu upaya untuk memulihkan sektor pariwisata di Indonesia yang terdampak pandemi COVID-19.
"Semakin tinggi pergerakan penumpang pesawat dan okupansi hotel, maka perekonomian daerah wisata bisa kembali meningkat setelah dalam beberapa bulan terakhir merosot tajam akibat COVID-19," ujar Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani disela-sela kegiatan penandatanganan kerja sama antara INACA dan PHRI di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Ia mengatakan, disepakatinya kerja sama antara PHRI dengan INACA merupakan bagian dari kegiatan Safe Travel Campaign yang telah dilakukan kedua pihak dalam sebulan terakhir.
Baca juga: PHRI: Okupansi hotel di Banyuwangi sudah capai 90 persen
Kerja sama tersebut juga dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dan pelaku industri pariwisata yang terdampak COVID-19, sekaligus memberi kesempatan bagi para calon wisatawan untuk dapat kembali melakukan perjalanan pariwisata.
Menurut Hariyadi Sukamdani, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan jumlah penumpang pesawat dan okupansi hotel di berbagai destinasi pariwisata.
"Pertama, confidence masyarakat untuk kembali terbang bisa ditingkatkan dengan menjalankan protokol kesehatan dan yang kedua adalah dari sisi pricing harus terjangkau sehingga orang tertarik pergi karena tidak memberatkan," katanya.
Ia mengakui, pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap daerah-daerah yang bergantung pada sektor pariwisata. Hariyadi mencontohkan, Provinsi Bali adalah daerah yang sangat terpukul akibat COVID-19 karena selama ini Pulau Dewata sangat mengandalkan sektor pariwisata untuk menghidupkan perekonomiannya.
"Di Bali, kapasitas kamar hotel yang tersedia ada 140 ribu kamar. Sejak pandemi COVID-19, hotel yang tutup hampir 80 persen. Akibatnya di kuartal II ekonomi Bali minus 10,98 persen," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia juga meminta kepada pemerintah daerah untuk mendukung upaya kedua asosiasi dengan memberi relaksasi pajak bagi perusahaan-perusahaan perhotelan dan maskapai.
Baca juga: INACA pastikan masyarakat terbang dengan sehat
Demi meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk mengajak keluarganya terbang dan menginap lagi di hotel, PHRI juga akan berkoordinasi dengan asosiasi kesehatan dan pengelola rumah sakit untuk bisa menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di tempat wisata.
"Nantinya bukan tidak mungkin kegiatan Work From Home dan School From Home berganti jadi Work From Hotel dan School From Hotel yang dilakukan sambil liburan," kata Hariyadi Sukamdani.
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja menambahkan, INACA mempersilakan maskapai penerbangan anggotanya untuk berdiskusi secara business to business dengan jaringan hotel di bawah PHRI.
"Asosiasi hanya memberikan payung dan menjembatani. Nanti pembahasannya dilakukan masing-masing tim dari maskapai penerbangan dan hotel. Kalau paketnya menarik dan harganya terjangkau, saya yakin bisa menggerakkan masyarakat untuk bepergian lagi," ujarnya.
Ia menegaskan, INACA akan terus melakukan Safe Travel Campaign ke berbagai daerah wisata di Indonesia. Ia juga akan meminta maskapai penerbangan berjadwal maupun tidak berjadwal untuk menyiapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 termasuk khusus untuk anak-anak.
"Kalau kami para orang tua atau orang dewasa, kesadaran untuk memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak sudah ada jadi relatif aman bepergian dengan pesawat. Tapi kalau anak-anak kan semuanya dipegang dan agak cuek. Jadi nanti akan kami siapkan protokol kesehatan khusus anak-anak. Agar orang tuanya yakin anak-anaknya aman untuk diajak terbang," katanya.
Sementara itu, CEO AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine Sinaga mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti penandatanganan kerja sama itu dan melakukan negosiasi bisnis dengan berbagai jaringan hotel di Indonesia sehingga nantinya masyarakat bisa menikmati paket wisata yang terjangkau dan aman.
"Saya sangat optimis kerja sama ini bisa dijalankan. AirAsia kan sudah punya platform penjualan tiket yang bisa ditambahkan nanti fitur pemesanan hotelnya sekalian. Selanjutnya saya akan lakukan follow up meeting dengan hotel untuk bisa melakukannya," ungkap Veranita.
"Semakin tinggi pergerakan penumpang pesawat dan okupansi hotel, maka perekonomian daerah wisata bisa kembali meningkat setelah dalam beberapa bulan terakhir merosot tajam akibat COVID-19," ujar Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani disela-sela kegiatan penandatanganan kerja sama antara INACA dan PHRI di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Ia mengatakan, disepakatinya kerja sama antara PHRI dengan INACA merupakan bagian dari kegiatan Safe Travel Campaign yang telah dilakukan kedua pihak dalam sebulan terakhir.
Baca juga: PHRI: Okupansi hotel di Banyuwangi sudah capai 90 persen
Kerja sama tersebut juga dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dan pelaku industri pariwisata yang terdampak COVID-19, sekaligus memberi kesempatan bagi para calon wisatawan untuk dapat kembali melakukan perjalanan pariwisata.
Menurut Hariyadi Sukamdani, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan jumlah penumpang pesawat dan okupansi hotel di berbagai destinasi pariwisata.
"Pertama, confidence masyarakat untuk kembali terbang bisa ditingkatkan dengan menjalankan protokol kesehatan dan yang kedua adalah dari sisi pricing harus terjangkau sehingga orang tertarik pergi karena tidak memberatkan," katanya.
Ia mengakui, pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap daerah-daerah yang bergantung pada sektor pariwisata. Hariyadi mencontohkan, Provinsi Bali adalah daerah yang sangat terpukul akibat COVID-19 karena selama ini Pulau Dewata sangat mengandalkan sektor pariwisata untuk menghidupkan perekonomiannya.
"Di Bali, kapasitas kamar hotel yang tersedia ada 140 ribu kamar. Sejak pandemi COVID-19, hotel yang tutup hampir 80 persen. Akibatnya di kuartal II ekonomi Bali minus 10,98 persen," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia juga meminta kepada pemerintah daerah untuk mendukung upaya kedua asosiasi dengan memberi relaksasi pajak bagi perusahaan-perusahaan perhotelan dan maskapai.
Baca juga: INACA pastikan masyarakat terbang dengan sehat
Demi meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk mengajak keluarganya terbang dan menginap lagi di hotel, PHRI juga akan berkoordinasi dengan asosiasi kesehatan dan pengelola rumah sakit untuk bisa menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di tempat wisata.
"Nantinya bukan tidak mungkin kegiatan Work From Home dan School From Home berganti jadi Work From Hotel dan School From Hotel yang dilakukan sambil liburan," kata Hariyadi Sukamdani.
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja menambahkan, INACA mempersilakan maskapai penerbangan anggotanya untuk berdiskusi secara business to business dengan jaringan hotel di bawah PHRI.
"Asosiasi hanya memberikan payung dan menjembatani. Nanti pembahasannya dilakukan masing-masing tim dari maskapai penerbangan dan hotel. Kalau paketnya menarik dan harganya terjangkau, saya yakin bisa menggerakkan masyarakat untuk bepergian lagi," ujarnya.
Ia menegaskan, INACA akan terus melakukan Safe Travel Campaign ke berbagai daerah wisata di Indonesia. Ia juga akan meminta maskapai penerbangan berjadwal maupun tidak berjadwal untuk menyiapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 termasuk khusus untuk anak-anak.
"Kalau kami para orang tua atau orang dewasa, kesadaran untuk memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak sudah ada jadi relatif aman bepergian dengan pesawat. Tapi kalau anak-anak kan semuanya dipegang dan agak cuek. Jadi nanti akan kami siapkan protokol kesehatan khusus anak-anak. Agar orang tuanya yakin anak-anaknya aman untuk diajak terbang," katanya.
Sementara itu, CEO AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine Sinaga mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti penandatanganan kerja sama itu dan melakukan negosiasi bisnis dengan berbagai jaringan hotel di Indonesia sehingga nantinya masyarakat bisa menikmati paket wisata yang terjangkau dan aman.
"Saya sangat optimis kerja sama ini bisa dijalankan. AirAsia kan sudah punya platform penjualan tiket yang bisa ditambahkan nanti fitur pemesanan hotelnya sekalian. Selanjutnya saya akan lakukan follow up meeting dengan hotel untuk bisa melakukannya," ungkap Veranita.
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: