Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menekankan pentingnya peran pemuda dalam mendukung percepatan penanganan virus berbahaya ini.

"Bahwa di masa pandemi ini semua orang harus terlibat. Dan masalah pandemi ini enggak bisa selesai kalau cuma diselesaikan sama satu golongan," kata Anggota Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19 Basra Amru dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa anak muda memang memiliki pengalaman yang masih sedikit, namun mereka memiliki semangat dan ruang gerak yang luas.

Untuk itu, dengan memperbanyak pengalaman, bacaan dan mencoba berbagai hal yang bermanfaat dan positif, maka pemuda dapat memiliki banyak peluang untuk membantu mengatasi pandemi.

Baca juga: Kemarin Indonesia kirim urutan genom corona, vaksin akan diuji 2021

Ia memberikan contoh peran pemuda yang dapat dilakukan untuk membantu penanganan pandemi, salah satunya yaitu dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi.

Ia mengatakan bahwa cukup dengan memberikan pemahaman tersebut kepada masyarakat, maka hal itu dapat menggerakkan dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk turut serta dan bersama-sama menerapkan protokol kesehatan sehingga pandemi COVID-19 dapat diatasi bersama-sama oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Menteri PPN sebut Satu Data Indonesia dukung pemulihan dampak Corona

"Berikan pemahaman masyarakat dan (lakukan) hal-hal lain yang kira-kira bisa mengisi ruang-ruang yang kosong dalam peran masyarakat untuk mendukung percepatan penanganan pandemi," katanya.

Kemudian, selain memberikan pemahaman kepada masyarakat, Basra juga mendorong para pemuda untuk terus berinovasi menciptakan hal-hal baru dibutuhkan selama masa pandemi COVID-19.

"Jadi sebenarnya banyak-banyak berinovasi saja. Karena dengan adanya pandemi ini, kegiatan jadi lebih sedikit. Seharusnya kita bisa lebih banyak berinovasi. Kita bisa lakukan dari mulai dari ide-ide yang sederhana. Jadi menjadi tidak terbatas dalam keterbatasan itu mungkin saja dalam pandemi ini," demikian katanya.

Baca juga: Pasien COVID-19 berisiko terinfeksi demam berdarah