Inggris kucurkan Rp163 miliar untuk meneliti imunitas COVID-19
28 Agustus 2020 23:28 WIB
Seorang wanita berjalan melewati Teater Piccadilly di West End London, di tengah penyebaran virus corona (COVID-19), di London, Inggris, Kamis (13/8/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/AWW/djo)
London (ANTARA) - Inggris, Jumat, mengatakan akan mendukung tiga penelitian nasional COVID-19 dengan mengucurkan bantuan 8,4 juta pound (sekitar Rp163 miliar) guna mendanai penelitian untuk memahami tanggapan kekebalan manusia terhadap pandemi virus corona.
Dana tersebut, yang disalurkan melalui UK Research and Innovation serta National Institute for Health Research, akan membantu para ilmuwan mengembangkan tes kekebalan yang lebih baik.
Mereka juga ditargetkan mempelajari tanggapan kekebalan tubuh terhadap SARS-CoV-2 dan memahami mengapa sebagian orang menderita COVID-19 yang mengancam jiwa --sementara yang lain hanya mengalami infeksi ringan atau tanpa gejala.
"Bersama-sama, diharapkan studi ini akan meningkatkan pengobatan pasien dan melaporkan perkembangan vaksin dan terapi," kata kedua badan pendanaan itu dalam pernyataan bersama.
"Yang penting, penelitian ini akan menentukan kapan dan bagaimana kekebalan bertahan atau apakah orang dapat terinfeksi kembali (COVID-19)."
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris akan bayar warga yang mengisolasi diri karena COVID-19
Baca juga: Survei: Mayoritas warga Inggris menolak "nasionalisme vaksin" COVID-19
Baca juga: Khawatir tak aman, Inggris tarik 741.000 alat tes COVID-19
Dana tersebut, yang disalurkan melalui UK Research and Innovation serta National Institute for Health Research, akan membantu para ilmuwan mengembangkan tes kekebalan yang lebih baik.
Mereka juga ditargetkan mempelajari tanggapan kekebalan tubuh terhadap SARS-CoV-2 dan memahami mengapa sebagian orang menderita COVID-19 yang mengancam jiwa --sementara yang lain hanya mengalami infeksi ringan atau tanpa gejala.
"Bersama-sama, diharapkan studi ini akan meningkatkan pengobatan pasien dan melaporkan perkembangan vaksin dan terapi," kata kedua badan pendanaan itu dalam pernyataan bersama.
"Yang penting, penelitian ini akan menentukan kapan dan bagaimana kekebalan bertahan atau apakah orang dapat terinfeksi kembali (COVID-19)."
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris akan bayar warga yang mengisolasi diri karena COVID-19
Baca juga: Survei: Mayoritas warga Inggris menolak "nasionalisme vaksin" COVID-19
Baca juga: Khawatir tak aman, Inggris tarik 741.000 alat tes COVID-19
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: