BPBD: Sejumlah daerah di Jabar mulai dilanda kekeringan
28 Agustus 2020 20:02 WIB
Pelaksana Kepala BPBD Jabar Dani Ramdan meninjau daerah di Kota Tasikmalaya, Jumat (28/8/2020). (ANTARA/HO-BPBD Jabar)
Tasikmalaya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat sejumlah areal pertanian dan sumber air bersih di daerah itu sudah dilanda kekeringan akibat musim kemarau.
"Kekeringan itu biasanya di wilayah pantura, seperti Indramayu, Karawang, Cirebon, kalau selatan ada sedikit di Bogor dan Tasik, tapi intensitasnya tidak seluas di utara," kata Pelaksana Kepala BPBD Provinsi Jabar, Dani Ramdan di Kota Tasikmalaya, Jumat.
Ia menuturkan BPBD Jabar sudah menerima laporan adanya desa dan kecamatan terdampak musim kemarau, seperti di Kabupaten Bogor sudah ada lima desa dilanda kekeringan, kemudian di Indramayu dan Cirebon.
Baca juga: BMKG sebut angin kencang di Bandung sebagai fenomena wajar
Provinsi Jabar, kata dia, sudah melakukan antisipasi, termasuk menyiapkan anggaran untuk menanggulangi dan meminimalisasi risiko bencana kekeringan di seluruh kota/kabupaten.
"Dengan adanya status itu, kita artinya sudah menyiapkan alokasi anggaran, ketika ada lokasi yang mulai terdampak, kita bisa segera bergerak," kata Dani.
Ia menyampaikan jajarannya sudah siap siaga untuk bergerak menanggulangi bencana kekeringan seperti menyiapkan tangki air, bahkan menyediakan pipa untuk mendistribusikan air ke masyarakat yang daerahnya kesulitan air bersih.
Baca juga: BMKG perkirakan puncak kemarau masih akan terjadi Agustus-September
Upaya BPBD Jabar itu, kata dia, dilakukan secara kerja sama dengan dinas terkait termasuk desa untuk memudahkan proses berbagi air dari daerah masih tersedia air ke daerah lain yang dilanda kekeringan.
"Kita bekerja sama dengan dinas terkait, kalau desa itu masih ada sumber air tapi jaraknya jauh, kita buatkan pipa untuk menyalurkan," katanya.
Baca juga: Jasinga, wilayah paling terdampak kemarau di Bogor
Ia menambahkan kemarau juga berdampak pada bencana kebakaran hutan seperti yang sudah terjadi di hutan kawasan Gunung Ciremai.
Kebakaran hutan di gunung itu, kata dia, berhasil ditanggulangi dengan cepat sehingga tidak meluas ke areal hutan lainnya.
"Kebakaran hutan yang terjadi masih dalam skala kecil dan langsung cepat ditangani oleh petugas setempat," katanya.
Baca juga: Kepala BMKG jelaskan fenomena hujan di musim kemarau
"Kekeringan itu biasanya di wilayah pantura, seperti Indramayu, Karawang, Cirebon, kalau selatan ada sedikit di Bogor dan Tasik, tapi intensitasnya tidak seluas di utara," kata Pelaksana Kepala BPBD Provinsi Jabar, Dani Ramdan di Kota Tasikmalaya, Jumat.
Ia menuturkan BPBD Jabar sudah menerima laporan adanya desa dan kecamatan terdampak musim kemarau, seperti di Kabupaten Bogor sudah ada lima desa dilanda kekeringan, kemudian di Indramayu dan Cirebon.
Baca juga: BMKG sebut angin kencang di Bandung sebagai fenomena wajar
Provinsi Jabar, kata dia, sudah melakukan antisipasi, termasuk menyiapkan anggaran untuk menanggulangi dan meminimalisasi risiko bencana kekeringan di seluruh kota/kabupaten.
"Dengan adanya status itu, kita artinya sudah menyiapkan alokasi anggaran, ketika ada lokasi yang mulai terdampak, kita bisa segera bergerak," kata Dani.
Ia menyampaikan jajarannya sudah siap siaga untuk bergerak menanggulangi bencana kekeringan seperti menyiapkan tangki air, bahkan menyediakan pipa untuk mendistribusikan air ke masyarakat yang daerahnya kesulitan air bersih.
Baca juga: BMKG perkirakan puncak kemarau masih akan terjadi Agustus-September
Upaya BPBD Jabar itu, kata dia, dilakukan secara kerja sama dengan dinas terkait termasuk desa untuk memudahkan proses berbagi air dari daerah masih tersedia air ke daerah lain yang dilanda kekeringan.
"Kita bekerja sama dengan dinas terkait, kalau desa itu masih ada sumber air tapi jaraknya jauh, kita buatkan pipa untuk menyalurkan," katanya.
Baca juga: Jasinga, wilayah paling terdampak kemarau di Bogor
Ia menambahkan kemarau juga berdampak pada bencana kebakaran hutan seperti yang sudah terjadi di hutan kawasan Gunung Ciremai.
Kebakaran hutan di gunung itu, kata dia, berhasil ditanggulangi dengan cepat sehingga tidak meluas ke areal hutan lainnya.
"Kebakaran hutan yang terjadi masih dalam skala kecil dan langsung cepat ditangani oleh petugas setempat," katanya.
Baca juga: Kepala BMKG jelaskan fenomena hujan di musim kemarau
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: