Jakarta (ANTARA News) - Pemilik ponsel pintar (smartphone) di Amerika Serikat (AS) dalam enam bulan terakhir ini mulai beralih menjadi konsumen yang berbelanja melalui laman di ponselnya itu, demikian laporan lembaga survei dan riset e-Marketer (www.eMarketer.com).

Sekalipun masih ada sejumlah keluhan terhadap fungsi telepon seluler (ponsel) pintarnya, e-Marketer mencatat, mereka selama kuartal ketiga 2009 memperlihatkan kecenderungan berbelanja secara online dengan memanfaatkan smartphone.

Hal ini terlihat pula dari data tagihan pinjaman belanja mereka. Babak tersebut, menurut lembaga survei dan riset pemasaran Internet di AS itu, mendukung bahwa tahun 2010 adalah saat lepas landasnya perniagaan secara bergerak (mobile commerce, m-commerce).

Hasil survei berkaitan dengan pola belanja dan penggunaan ponsel pintar pada kuartal ketiga tahun 2009 memperlihatkan bahwa persentase tertinggi ada pada responden yang menjawab pilihan untuk melihat informasi pengiriman barang yang mungkin dibelinya secara online melalui ponselnya senilai 68 persen.

Jumlah itu pun nilainya sama terhadap responden yang menyatakan melihat alamat toko dan waktu buka toko yang akan dikunjungi melalui ponsel mereka. Persentase terendah dari responden ada sekitar 24 persen yang menjawab pilihan untuk melihat diskon yang baru keluar melalui perangkat mereka.

Survei tersebut dilakukan ketika para responden berbelanja dan berada jauh dari komputer mereka. Sementara itu, ada separuh dari pengguna ponsel pintar menggunakan perangkatnya untuk melihat gambaran produk, dan banyak di antara mereka yang melihat ulasannya, kupon belanja atau sekadar mencari harga yang lebih murah.

Bahkan, sepertiga di antara mereka membeli barang incarannya dari hasil pencarian melalui saluran nirkabel bergerak setelah melihatnya di toko, demikian hasil temuan periset senior e-Marketer.

"Pertahanan terbaik seorang pengecer dalam menjaga kesetiaan terhadap pelanggan adalah untuk membangun tawaran mobile yang memberikan kebebasan para pembeli untuk mengulas dan mencari informasi dari situs sang penjual," katanya.

e-Marketer pun menyarankan, "Dengan menyediakan layanan online tambahan mengenai informasi produk, maka mereka sudah memberikan kenyamanan terhadap pelanggan untuk melakukan sebuah pembelian."

Para pengguna ponsel pintar bersistem operasi Android mengatakan bahwa pengeluaran mereka banyak dilakukan melalui transaksi mobile, dan diikuti pula oleh para pengguna iPhone.

Pengguna ponsel pintar berbasis sistem operasi Windows, Blackberry maupun Palm pun menyatakan hal yang sama, yaitu untuk memangkas biaya. Hal itu diperlihatkan melalui hasil survei tentang jumlah pemilik ponsel pintar di AS yang bersedia membeli produk melalui m-commerce.

Berdasarkan sistem operasi ponselnya pada kuartal ketiga pada 2009 terlihat bahwa responden yang berbelanja dengan nilai transaksi di bawah 10 dolar AS masing-masing adalah dari pengguna Palm (55 %), Blackberry (51 %), Windows (50 %), Android (40 %) dan iPhone (28 %).

Pengguna smratphone yang berbelanja lebih dari 500 dolar AS masing-masing menggunakan sistem operasi Android (11 %), iPhone (9 %), Palm (5 %), Windows (4 %) dan Blackberry (2 %). Penggunaan dari fitur m-commerce di antara pengguna ponsel pintar lebih tinggi dari semua pelanggan mobile.

Pihak Deloitte menemukan bahwa sekira 15% dari pengguna layanan bergerak di AS membeli produk secara mobile paling tidak sepanjang tahun 2009. Para peneliti juga menemukan bahwa sepertiga dari pengguna jasa layanan mobile menggunakkan ponsel mereka untuk berbelanja pada musim liburan yang lalu. (*)