Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) RI Juliari Peter Batubara mengatakan butuh upaya yang luar biasa dari berbagai pihak untuk menurunkan stunting hingga mencapai 14 persen pada 2024.

"Kita harus optimis dan butuh upaya-upaya ekstraordinary," kata dia di Jakarta, Jumat, usai melakukan pertemuan dengan Tanoto Foundation terkait upaya penanganan dan pencegahan stunting di Tanah Air.

Seperti diketahui, ujar dia, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 hingga 2024, Presiden Jokowi telah mencanangkan target stunting 14 persen di tahun 2024.

Baca juga: Mensos: BPNT dan PKH bisa bantu cegah stunting

Upaya luar biasa yang perlu dilakukan di antaranya bermitra dengan organisasi non pemerintah di antaranya Tanoto Foundation.

"Kerja sama dengan Tanoto Foundation salah satunya," katanya.

Selama beberapa tahun ke depan, kata Ari sapaan akrab Mensos, akan ada tahapan demi tahapan penurunan stunting di Indonesia.

Oleh karena itu, ia menegaskan untuk mencapai target 14 persen seperti yang diminta oleh Presiden Joko Widodo butuh kerja sama semua pihak. Sebab, jika hanya mengandalkan pemerintah saja maka akan sulit.

"Ini sebenarnya pekerjaan susah, pekerjaan yang mengurus masa depan," kata politisi PDI-P tersebut.

Baca juga: Kemensos dan Tanoto Foundation kerja sama cegah stunting

Pada kesempatan itu, Mensos mengatakan belum bisa menyampaikan daerah mana saja yang akan menjadi prioritas penanganan stunting karena perlu melihat data-data yang ada.

"Nanti Kemensos dan Tanoto Foundation akan memetakan dulu konsentrasi mana saja yang akan dilakukan," ujarnya.

Sementara itu, CEO Global Tanoto Foundation Satrijo Tanudjojo mengatakan kerja sama pengentasan stunting di Tanah Air tersebut nantinya memberikan pelatihan dan peningkatan kemampuan Pendamping Keluarga Harapan (PKH).

Para tenaga PKH yang tersebar di sejumlah daerah tersebut nantinya bisa segera berfungsi membantu penanggulangan stunting dengan bekal-bekal yang diberikan oleh Tanoto Foundation.

Baca juga: Kemenkes: Stunting bisa berdampak pada gangguan metabolik
Baca juga: Komitmen politik dan kepemimpinan kunci negara atasi stunting
Baca juga: Kemenko PMK: Kader BKKBN bisa bantu cegah stunting Indonesia