BBKSDA Riau evakuasi anak beruang madu lumpuh dari perkebunan sawit
27 Agustus 2020 19:28 WIB
Seekor anak beruang madu (helarctos malayanus) liar tidak bisa berjalan saat dirawat di klinik satwa Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau di Kota Pekanbaru, Rabu (26/8/2020). Tim Rescue BBKSDA Riau mengevakuasi satwa dilindungi itu karena terpisah dari induknya dan dalam kondisi lumpuh dari areal perusahaan sawit PT. Rimba Lazuardi, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pekanbaru (ANTARA) - Tim penyelamat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi seekor anak beruang madu liar yang kondisinya lumpuh dari areal perusahaan kelapa sawit PT Rimba Lauzardi, Kabupaten Indragiri Hulu.
“Anak beruang madu tersebut cacat permanen sehingga tidak bisa berjalan,” kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono dihubungi di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan evakuasi satwa dilindungi itu dilakukan oleh Tim penyelamat BBKSDA Riau dari Resor Kerumutan Selatan di areal PT Rimba Lazuardi, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu.
Baca juga: BKSDA Kalteng terima seekor beruang madu dari warga Muara Teweh
Beruang madu yang diperkirakan berusia dua bulan itu awalnya ditemukan oleh pihak perusahaan di konsesi perkebunan sawit itu.
“Saat ditemukan sudah tidak ada induk beruangnya, diduga anak beruang itu ditinggalkan karena kondisinya (cacat),” ujarnya.
Ia mengatakan PT Rimba Lazuardi kemudian menyerahkan satwa tersebut ke tim penyelamat yang segera memeriksa kondisi satwa sekaligus melakukan sosialisasi terkait upaya penanganan konflik satwa dan mengajak bersama sama berperan dalam merawat, menjaga dan melestarikan keberadaan satwa dilindungi.
Baca juga: Dua beruang madu masuk ke perkampungan di Riau
Tim selanjutnya membawa anak beruang tersebut ke Kantor Bidang KSDA Wilayah I dan kemudian diserahkan ke Klinik BBKSDA Riau di Kota Pekanbaru untuk mendapat penanganan lebih lanjut secara intensif.
Satwa dilindungi bernama latin "helarctos malayanus" itu ditempatkan di kandang kecil dan terus mendapatkan pengawasan dari dokter hewan BBKSDA Riau. Anak beruang itu terlihat mengalami cacat di kedua kakinya sehingga tidak bisa berjalan.
Kemungkinan satwa itu untuk bisa dilepasliarkan masih belum dipastikan karena kondisinya tidak memungkinkan untuk mandiri mencari makan.
“Sampai sekarang anak beruang itu masih dibantu untuk makan air madu dan susu,” katanya.
Baca juga: Koleksi orangutan Taman Safari Prigen Pasuruan bertambah
Baca juga: Taman Safari Prigen Pasuruan tambah koleksi gajah sumatera
“Anak beruang madu tersebut cacat permanen sehingga tidak bisa berjalan,” kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono dihubungi di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan evakuasi satwa dilindungi itu dilakukan oleh Tim penyelamat BBKSDA Riau dari Resor Kerumutan Selatan di areal PT Rimba Lazuardi, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu.
Baca juga: BKSDA Kalteng terima seekor beruang madu dari warga Muara Teweh
Beruang madu yang diperkirakan berusia dua bulan itu awalnya ditemukan oleh pihak perusahaan di konsesi perkebunan sawit itu.
“Saat ditemukan sudah tidak ada induk beruangnya, diduga anak beruang itu ditinggalkan karena kondisinya (cacat),” ujarnya.
Ia mengatakan PT Rimba Lazuardi kemudian menyerahkan satwa tersebut ke tim penyelamat yang segera memeriksa kondisi satwa sekaligus melakukan sosialisasi terkait upaya penanganan konflik satwa dan mengajak bersama sama berperan dalam merawat, menjaga dan melestarikan keberadaan satwa dilindungi.
Baca juga: Dua beruang madu masuk ke perkampungan di Riau
Tim selanjutnya membawa anak beruang tersebut ke Kantor Bidang KSDA Wilayah I dan kemudian diserahkan ke Klinik BBKSDA Riau di Kota Pekanbaru untuk mendapat penanganan lebih lanjut secara intensif.
Satwa dilindungi bernama latin "helarctos malayanus" itu ditempatkan di kandang kecil dan terus mendapatkan pengawasan dari dokter hewan BBKSDA Riau. Anak beruang itu terlihat mengalami cacat di kedua kakinya sehingga tidak bisa berjalan.
Kemungkinan satwa itu untuk bisa dilepasliarkan masih belum dipastikan karena kondisinya tidak memungkinkan untuk mandiri mencari makan.
“Sampai sekarang anak beruang itu masih dibantu untuk makan air madu dan susu,” katanya.
Baca juga: Koleksi orangutan Taman Safari Prigen Pasuruan bertambah
Baca juga: Taman Safari Prigen Pasuruan tambah koleksi gajah sumatera
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: