Ketua MPR dorong pengembangan marikultur di Indonesia
27 Agustus 2020 18:34 WIB
Ilustrasi salah satu kekayaan laut yaitu Porifera, organisme multiseluler, yang bermanfaat antara lain sebagai spons pembersih tubuh, obat-obatan, dan penyaring kualitas air. (en.wikipedia.org)
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah agar melakukan upaya yang dapat mengembangkan marikultur atau budidaya organisme laut di Indonesia, seperti melakukan kajian dan survei untuk menemukan teknologi yang tepat untuk mengembangkannya.
"Marikultur atau budidaya organisme laut dalam air laut di Indonesia mencapai 24 juta hektare, tetapi baru 1,23 persen di antaranya yang sudah dimanfaatkan pada 2018," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dia meminta pemerintah untuk berkomitmen mengembangkan komoditas marikultur prioritas selama kurun waktu 2020-2024, yaitu kakap putih, rumput laut, kerapu, bawal bintang, dan lobster.
Hal itu, menurut dia, karena komoditas marikultur tersebut dapat menghasilkan bahan baku farmasi, perhiasan, bioenergi, bahan kertas, serta industri pangan lain.
"Saya juga mendorong agar pemerintah dapat melakukan pendidikan dan pengembangan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga Indonesia dapat mengembangkan usaha marikultur," ujarnya.
Bamsoet menjelaskan pengembangan usaha marikultur itu penting dilakukan karena wilayah geografis Indonesia merupakan wilayah dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan perairan yang produktif.
Politisi Partai Golkar itu juga meminta pemerintah memetakan sejumlah permasalahan marikultur, seperti pakan, manajemen penyakit ikan, manajemen produksi dan bisnis, serta aspek lain, seperti listrik dan infrastruktur air bersih, hingga permasalahan logistik.
"Karena itu, perlu pembenahan infrastruktur, bisnis, dan akses pasar agar dapat mendorong efisiensi rantai pasok. Selain itu mempersiapkan seluruh sarana, prasarana, maupun fasilitas penunjang pengembangan marikultur," katanya.
Baca juga: LIPI komitmen untuk kembangkan bahan antikanker dari organisme laut
Baca juga: Plankton juga hasilkan oksigen
Baca juga: Ilmuwan: Penelitian Bawah Laut Bantu Hasilkan Obat Baru
"Marikultur atau budidaya organisme laut dalam air laut di Indonesia mencapai 24 juta hektare, tetapi baru 1,23 persen di antaranya yang sudah dimanfaatkan pada 2018," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dia meminta pemerintah untuk berkomitmen mengembangkan komoditas marikultur prioritas selama kurun waktu 2020-2024, yaitu kakap putih, rumput laut, kerapu, bawal bintang, dan lobster.
Hal itu, menurut dia, karena komoditas marikultur tersebut dapat menghasilkan bahan baku farmasi, perhiasan, bioenergi, bahan kertas, serta industri pangan lain.
"Saya juga mendorong agar pemerintah dapat melakukan pendidikan dan pengembangan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga Indonesia dapat mengembangkan usaha marikultur," ujarnya.
Bamsoet menjelaskan pengembangan usaha marikultur itu penting dilakukan karena wilayah geografis Indonesia merupakan wilayah dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan perairan yang produktif.
Politisi Partai Golkar itu juga meminta pemerintah memetakan sejumlah permasalahan marikultur, seperti pakan, manajemen penyakit ikan, manajemen produksi dan bisnis, serta aspek lain, seperti listrik dan infrastruktur air bersih, hingga permasalahan logistik.
"Karena itu, perlu pembenahan infrastruktur, bisnis, dan akses pasar agar dapat mendorong efisiensi rantai pasok. Selain itu mempersiapkan seluruh sarana, prasarana, maupun fasilitas penunjang pengembangan marikultur," katanya.
Baca juga: LIPI komitmen untuk kembangkan bahan antikanker dari organisme laut
Baca juga: Plankton juga hasilkan oksigen
Baca juga: Ilmuwan: Penelitian Bawah Laut Bantu Hasilkan Obat Baru
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: