"Pembuatan film pendek berjudul Tilik yang viral dengan Bu Tejonya harus aktif mendapat dukungan dari pemerintah dan film itu merupakan sebuah proyek film yang difasilitasi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya melalui keterangan pers yang diterima di Semarang, Kamis.
Politikus Partai Demokrat itu menyebutkan jika Kemenparekraf dan dinas-dinas di daerah aktif mendanai pembuatan film-film serupa, maka industri film di Tanah Air terus bergerak dan berkembang.
Baca juga: Kemenperin kembangkan industri desain produk kreatif
Selain itu, roda perekonomian di bidang kreatif akan kembali naik dan masyarakat mendapat hiburan.
Anggota DPR dengan daerah pemilihan Jawa Tengah I ini menambahkan bahwa pada era digital seperti saat ini, industri film dan industri kreatif memiliki banyak manfaat.
"Jika pemerintah serius mengelola dunia film, maka Indonesia akan banyak mendapat manfaat. Selain hiburan dan roda perekenomian berputar, Indonesia juga berpeluang menghasilkan sineas-sineas dan aktor atau aktris berkualitas," ujarnya.
Baca juga: Yogyakarta fasilitasi industri kreatif di "rooftop" Pasar Prawirotaman
Yoyok Sukawi menilai film Tilik karya sutradara Wahyu Agung Prasetyo merupakan bukti bahwa industri film adalah salah satu sektor yang harus diperhatikan karena mampu sebagai sarana hiburan masyarakat dan penggerak ekonomi kreatif.
Film Tilik yang dibuat pada 2018 mampu menjadi perbincangan di masyarakat setelah salah satu tokoh di dalamnya yakni Bu Tejo mampu menjadi daya tarik tersendiri karena karakternya yang suka menggosip dan dianggap "nyambung" dengan kehidupan bermasyarakat.
Sejak diunggah di YouTube oleh rumah produksi Ravacana Films di tanggal 17 Agustus 2020 lalu, film ini sudah ditonton hingga 15,8 juta dalam tempo waktu 10 hari.