Menteri Edhy yakin petambak bisa hasilkan garam berkualitas
27 Agustus 2020 15:36 WIB
Ilustrasi: Petani memanen garam di area tambak Desa Surodadi, Kedung, Jepara, Jawa Tengah, Senin (27/7/2020). Menurut petani, akibat musim kemarau yang cenderung basah, masa produksi garam saat ini mundur dan cenderung menurun dibanding tahun sebelumnya dan harga garam saat ini rata-rata Rp20 ribu-Rp25 ribu per keranjang (90 kilogram). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/aww.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meyakini bahwa petambak nasional di berbagai sentra produksi garam dapat menghasilkan garam yang berkualitas tinggi yang tidak kalah dengan kualitas garam impor.
"Kami yakin, bisa menghasilkan garam dengan kadar NaCl di atas 97 persen," kata Menteri Edhy dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Kamis.
Namun, lanjut dia, salah satu kendala yang ada dalam produksi garam terkait dengan beban biaya produksi, di mana beban terbesar terletak kepada ongkos untuk mengangkut garam dari hasil panen.
Baca juga: Pemerintah perlu perbanyak serapan produksi garam rakyat
Baca juga: Kemenko Maritim sebut kebutuhan garam 4,5 juta ton tahun ini
Menteri Edhy mengungkapkan bahwa umumnya tidak ada jalan besar yang memadai untuk dapat mengangkut hasil panen garam tersebut sehingga beban biaya juga menjadi semakin mahal.
Untuk itu Menteri Edhy juga meminta daerah produksi garam yang kondisi distribusinya belum memadai dibangunkan jalan oleh Kementerian PUPR.
Tidak hanya terkait dengan kualitas garam, KKP juga telah memiliki program yang memakai teknologi geomembran sehingga produksi garam bisa meningkat lebih dari 50 persen.
Baca juga: KKP dorong diversifikasi komoditas garam rakyat
Baca juga: Di Cirebon, Menteri Edhy janji benahi produksi garam rakyat
"Kami yakin, bisa menghasilkan garam dengan kadar NaCl di atas 97 persen," kata Menteri Edhy dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Kamis.
Namun, lanjut dia, salah satu kendala yang ada dalam produksi garam terkait dengan beban biaya produksi, di mana beban terbesar terletak kepada ongkos untuk mengangkut garam dari hasil panen.
Baca juga: Pemerintah perlu perbanyak serapan produksi garam rakyat
Baca juga: Kemenko Maritim sebut kebutuhan garam 4,5 juta ton tahun ini
Menteri Edhy mengungkapkan bahwa umumnya tidak ada jalan besar yang memadai untuk dapat mengangkut hasil panen garam tersebut sehingga beban biaya juga menjadi semakin mahal.
Untuk itu Menteri Edhy juga meminta daerah produksi garam yang kondisi distribusinya belum memadai dibangunkan jalan oleh Kementerian PUPR.
Tidak hanya terkait dengan kualitas garam, KKP juga telah memiliki program yang memakai teknologi geomembran sehingga produksi garam bisa meningkat lebih dari 50 persen.
Baca juga: KKP dorong diversifikasi komoditas garam rakyat
Baca juga: Di Cirebon, Menteri Edhy janji benahi produksi garam rakyat
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: