Rencana investasi di Gojek, Telkom: Kami terbuka untuk bersinergi
27 Agustus 2020 14:28 WIB
Tangkapan layar direksi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk saat memberikan keterangan dalam paparan publik secara virtual di Jakarta, Kamis (27/8/202) ANTARA/Citro Atmoko
Jakarta (ANTARA) - Direktur Keuangan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Heri Supriadi mengatakan pihaknya terbuka untuk peluang bersinergi dengan perusahaan-perusahaan digital, menanggapi rencana investasi ke Gojek yang dikabarkan akan dilakukan melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
"Kita tidak melihat spesifik, misalnya Gojek saja, tapi semua opportunity untuk melengkapi digital services karena kita tahu kita sangat kuat dari digital connectivity dan platform. Tapi dari digital services, sebagian besar aset yang sangat berharga di sana yaitu inovasinya itu sendiri, dan itu area yang terbuka dan kita tahu tidak harus berasal dari kita," ujar Heri saat paparan publik secara virtual di Jakarta, Kamis.
Menurut Heri, di dalam Grup Telkom, pihaknya melihat perkembangan bisnis layanan digital tidak hanya bisa dilakukan secara organik, namun juga non organik. Rencana investasi emiten berkode TLKM itu ditujukan untuk meningkatkan aset dalam konteks pengguna, infrastruktur, dan lainnya.
"Sehingga kita bisa dapatkan sinergi atau kolaborasi operasional yang bisa memberikan value yang berkesinambungan dari segi loyalitas customer atau memberikan tambahan value added kepada kita," kata Heri.
Direktur Bisnis Digital Telkom Fajrin Rasyid menambahkan, perseroan terbuka terhadap peluang sinergi atau kolaborasi dengan perusahaan digital karena pihaknya percaya inovasi bisa datang dari mana saja.
"Terkait rencana Telkom investasi di startup, kami terbuka untuk berinvetasi melalui MDI Ventures yang baru-baru ini memperoleh pendanaan 500 juta dolar AS. Jadi ini akan digunakan untuk investasi di startup-startup di Indonesia," ujar Fajrin.
MDI Ventures dibentuk pada 2015 yang beroperasi penuh pada 2016. MDI adalah inisiatif modal ventura oleh Telkom, yang menyediakan modal tahap awal (seed capital) hingga modal untuk pertumbuhan (growth capital) bagi perusahaan-perusahaan startup skala kecil dan menengah di Asia Tenggara maupun Global.
MDI telah berinvestasi di 43 startup dari 12 negara. Beberapa waktu lalu, MDI telah mengumumkan penyaluran dana investasi baru sebesar 500 juta dolar AS untuk mendukung pengembangan startup dan mengembangkan kapabilitas digital perusahaan.
Heri menambahkan, COVID-19 secara tidak langsung mengharuskan Telkom untuk mempercepat upaya transformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Pandemi memberikan ruang bagi Telkom dalam melakukan akselerasi digital.
Telkom menangkap peluang ini dengan menghadirkan solusi melalui beragam layanan digital yang didukung oleh digital connectivity dan digital platform yang kuat. Untuk itu, Telkom secara kontinyu terus melakukan pembangunan infrastruktur yang dianggarkan dari belanja modal perusahaan (capital expenditure), yang akan dimanfaatkan untuk penguatan seluruh lini bisnis baik mobile related business, fixed broadband, dan bisnis lainnya.
"Selain itu, adanya pandemi mengharuskan Telkom untuk melakukan tiga hal, yaitu mempercepat proses transformasi, meminimalisasi dampak pandemi terhadap bisnis serta mengakselerasi bisnis platform dan layanan digital, sehingga ke depannya Telkom tetap dapat bertahan dengan memberikan kinerja yang semakin sehat dan profitable," ujar Heri.
Baca juga: Pengamat: Rencana investasi Telkomsel ke Gojek sangat strategis
Baca juga: Telkomsel hadirkan paket Kuota Belajar 10GB dengan harga Rp10
Baca juga: Telkomsel dukung transformasi digital UMKM lewat koneksi berkualitas
"Kita tidak melihat spesifik, misalnya Gojek saja, tapi semua opportunity untuk melengkapi digital services karena kita tahu kita sangat kuat dari digital connectivity dan platform. Tapi dari digital services, sebagian besar aset yang sangat berharga di sana yaitu inovasinya itu sendiri, dan itu area yang terbuka dan kita tahu tidak harus berasal dari kita," ujar Heri saat paparan publik secara virtual di Jakarta, Kamis.
Menurut Heri, di dalam Grup Telkom, pihaknya melihat perkembangan bisnis layanan digital tidak hanya bisa dilakukan secara organik, namun juga non organik. Rencana investasi emiten berkode TLKM itu ditujukan untuk meningkatkan aset dalam konteks pengguna, infrastruktur, dan lainnya.
"Sehingga kita bisa dapatkan sinergi atau kolaborasi operasional yang bisa memberikan value yang berkesinambungan dari segi loyalitas customer atau memberikan tambahan value added kepada kita," kata Heri.
Direktur Bisnis Digital Telkom Fajrin Rasyid menambahkan, perseroan terbuka terhadap peluang sinergi atau kolaborasi dengan perusahaan digital karena pihaknya percaya inovasi bisa datang dari mana saja.
"Terkait rencana Telkom investasi di startup, kami terbuka untuk berinvetasi melalui MDI Ventures yang baru-baru ini memperoleh pendanaan 500 juta dolar AS. Jadi ini akan digunakan untuk investasi di startup-startup di Indonesia," ujar Fajrin.
MDI Ventures dibentuk pada 2015 yang beroperasi penuh pada 2016. MDI adalah inisiatif modal ventura oleh Telkom, yang menyediakan modal tahap awal (seed capital) hingga modal untuk pertumbuhan (growth capital) bagi perusahaan-perusahaan startup skala kecil dan menengah di Asia Tenggara maupun Global.
MDI telah berinvestasi di 43 startup dari 12 negara. Beberapa waktu lalu, MDI telah mengumumkan penyaluran dana investasi baru sebesar 500 juta dolar AS untuk mendukung pengembangan startup dan mengembangkan kapabilitas digital perusahaan.
Heri menambahkan, COVID-19 secara tidak langsung mengharuskan Telkom untuk mempercepat upaya transformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Pandemi memberikan ruang bagi Telkom dalam melakukan akselerasi digital.
Telkom menangkap peluang ini dengan menghadirkan solusi melalui beragam layanan digital yang didukung oleh digital connectivity dan digital platform yang kuat. Untuk itu, Telkom secara kontinyu terus melakukan pembangunan infrastruktur yang dianggarkan dari belanja modal perusahaan (capital expenditure), yang akan dimanfaatkan untuk penguatan seluruh lini bisnis baik mobile related business, fixed broadband, dan bisnis lainnya.
"Selain itu, adanya pandemi mengharuskan Telkom untuk melakukan tiga hal, yaitu mempercepat proses transformasi, meminimalisasi dampak pandemi terhadap bisnis serta mengakselerasi bisnis platform dan layanan digital, sehingga ke depannya Telkom tetap dapat bertahan dengan memberikan kinerja yang semakin sehat dan profitable," ujar Heri.
Baca juga: Pengamat: Rencana investasi Telkomsel ke Gojek sangat strategis
Baca juga: Telkomsel hadirkan paket Kuota Belajar 10GB dengan harga Rp10
Baca juga: Telkomsel dukung transformasi digital UMKM lewat koneksi berkualitas
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: