Jakarta, (ANTARA News) - Aktris kawakan Jenny Rachman meluncurkan buku berjudul Kutemui RidhoMu sebagai ungkapan syukur atas segala hikmah dan anugerah Allah sepanjang hidupnya.

"Sebenarnya saya ingin berbagi dengan semua orang, khususnya insan film nasional, bagaimana Allah memberikan segala karunia dalam hidup saya sebagai bintang film dan ibu rumah tangga, hingga saya mencapai usia 50 tahun," katanya, dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (10/1).

Ditulis Albertine Endah, buku itu menceritakan tentang perjalanan hidup Jenny Rachman, suka dukanya menjalani hidup sebagai bintang film dan orag biasa, tetapi bukan dalam bentuk biografi.

"Awalnya bahkan Mbak Yeni (sapaan akrab Jenny Rachman) hanya ingin catatan-catatan kecilnya ditulis dalam sebuah buku, tetapi akhirnya saya buat seperti biografi," kata Albertine kepada ANTARA.

Menurut penulis novel Jangan Beri Aku Narkoba (2003) itu, Jenny Rachman yang terlihat hebat sebenarnya memiliki catatan kehidupan yang tidak menyenangkan.

"Bisa dikatakan 90 persen kehidupannya tidak menyenangkan. Tetapi dari kesesakan demi kesesakan yang dialami, Mbak Yeni akhirnya menyadari hikmah dan anugerah Tuhan dalam hidupnya, dan itulah yang ingin disampaikannya kepada orang banyak," katanya.

Jenny Rachman sendiri mengaku tidak pernah berpikir untuk berkarir sebagai bintang film. Kegemarannya bermain selancar es (ice skating) menjadi awal perkenalan dengan dunia sinema.

"Saya hobi ice skating dan sering main di Senayan. Tahun 1974, saat saya sedang bermain, ada orang yang menawari saya main film, dari situlah saya mengenal dunia film. Lewat buku Kutemui RidhoMu, saya juga ingin menyampaikan pesan bahwa menjadi bintang film bukan hal yang mudah, banyak tantangan dan kepahitan yang harus dihadapi dan ditaklukkan," katanya.

Kendati tidak pernah belajar akting, belakangan Jenny Rachman justru menjadi bintang besar dan banyak meraih penghargaan, satu di antaranya Aktris Terbaik FFI 1980 berkat Kabut Sutra Ungu garapan sutradara Sjuman Djaya.

Film tersebut juga memberinya gelar Aktris Terbaik Asia 1980.

Peluncuran buku Kutemui RidhoMu dijadwalkan tanggal 18 Januari 2010, bertepatan dengan peringatan HUT Ke-51 Jenny Rachman.

Sebelumnya, aktris kelahiran Jakarta tahun 1959 ini menggelar acara Pemutaran Film Lintas Generasi di PPHUI, Jl. H. Rasuna Said, menyuguhkan enam film terbaiknya, masing-masing Gadis Marathon garapan Chaerul Umum, Kugapai Cintamu (Wim Umboh), Kabut Sutra Ungu (Sjuman Djaya), ketiganya akan diputar tanggal 14 Januari pukul 13.30 WIB, 16.00 WIB, 19.00 WIB.

Tiga film lainnya, Kartini (Sjuman Djaya), November 1828 (Teguh Karya), dan Doea Tanda Maa (Teguh Karya), diputar tanggal 15 Januari pukul 13.30 WIB, 16.00 WIB, 19.00 WIB.

Dalam jumpa pers, aktor dan dosen IKJ, Rahman Yacob, memberikan kesaksian bahwa Jenny Rachman adalah bintang besar yang meniti karir secara otodidak dan belajar dari sutradara-sutradara kondang.

"Dulu, mendengar namanya saja saya gemetar. Karena Jenny Rachman pula saya beranikan diri sekolah akting dan akhirnya jadi dosen," katanya.

Sementara itu, Jenny Rachman menyatakan dirinya bukan siapa-siapa tanpa pihak-pihak yang membantunya, termasuk di dalamnya pers.

"Jujur saja, saya bisa seperti ini karena bantuan pers. Meskipun terkadang kita harus berada pada posisi sebagai lawan. Pesan saya, pers juga harus mempertimbangkan bahwa artis juga punya keluarga," katanya.

"Kalau kita yang artis sudah kebal, tetapi bagaimana dengan anak, suami atau isteri si artis, tersenggol sedikit saja mungkin ada yang tidak tahan," kata Ketua Umum PARFI ini seraya melempar senyum.(*)